Revolusi Media Sosial & Aplikasi Mobile
A
A
A
Kedatangan pemilik Facebook, Zuckenberg, 14 Oktober 2014 disambut cukup hangat oleh masyarakat.
Kedatangannya mendapat sorotan media yang cukup besar, terlebih dengan aktivitas blusukan- nya ke Pasar Tanah Abang dengan Presiden Terpilih Jokowi. Kemudahan yang diberikan oleh media sosial, dengan biaya langsung yang relatif kecil yang dirasakan oleh konsumen, membuat masyarakat mengapreasi perubahan besar penyebaran informasi dan perubahan konstelasi hubungan manusia ke manusia.
Demokratisasi yang dilakukan oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memungkinkan semua orang menyatakan pendapat dan analisanya tentang kondisi terkini yang terjadi. Siapa yang menyana bahwa ditengarai terjadi penggembosan suara pada pemilihan presiden, karena kicauan di Twitter yang dilakukan oleh seorang petinggi partai. Kicauan di Twitter yang sifatnya informal, kini bergeser untuk dianggap sebagai suatu stand point pemikiran yang disampaikan untuk masyarakat terbuka.
Suatu fenomena yang luar biasa, yang tidak bisa dibayangkan oleh pencipta aplikasi komputer sebelumnya. Kita melihat interaksi yang intensif dari para pengguna Twitter, Facebook, Instagram, Path, yang kini melakukan proses penyebaran informasi dan informasi yang luas dan lebih bernas dibandingkan dengan cara penggunaan terdahulu. Perlu dicermati perjalanan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang kini terjadi.
Cara-cara baru untuk mendapat masukan dari masyarakat dan menggunakan tren pertemuan yang diatur melalui Twitter misalnya, dilakukan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuat kuis untuk menjaring 20 orang Twitterati (aktivis Twitter) yang mendapat hadiah berupa pertemuan langsung (kopi darat) dengan mantan Presiden SBY di Istana Yogyakarta, sebelum serah terima pemerintahan 20 Oktober. Tanggapan yang diberikan oleh 29 juta follower tweet SBY cukup luar biasa.
Secara positif, dapat dikatakan bahwa ini adalah cara pengumpulan signature memory yang cukup baik dari kalangan masyarakat luas, yang demokratis dan terbukti mampu mengemukakan pendapatnya media terkini. Hashtag #Kopdar- Pamitan kini menjadi identifikasi ucapan terima kasih masyarakat pada pemimpin bangsa, dan evaluasi 10 tahun kepemimpinan Presiden SBY yang perlu diapresiasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mengapresiasi, dan bukan hanya bersorak dan menggerutu.
***
Dengan meningkatnya akses Internet yang dilakukan oleh pengguna smartphone, terlihat kecenderungan penggunaan aplikasi over the top (OTT) seperti Twitter, Facebook, Instagram, Path, Line. Aplikasi tersebut tidak memberatkan penggunanya, namun tidak juga memberikan keuntungan pendapatan bagi perusahaan yang ada di Indonesia.
Aplikasi tersebut servernya dan penguasaannya terdapat di luar Indonesia secara bebas, dengan menggunakan jaringan perusahaan telekomunikasi besar yang ada dari Telkomsel, XL, Bolt, dll, telah memberikan layanan bagi pengguna di Indonesia. Kita perlu mencermati cermati manfaat dan risiko ke depannya bagi Indonesia. Perlu dilakukan upaya pemerintah untuk membuat regulasi yang juga memungkinkan berbagai inovasi dan kreativitas Indonesia untuk muncul dengan cara-cara terbaru yang efektif dan efisien untuk memperlihatkan keunikan dan keunggulan Indonesia.
Berbagai cara untuk meningkatkan perekonomian, sebagai imbas dari penggunaan teknologi perlu dilakukan. Saat ini telah terjadi pergeseran, dari penggunaan teknologi penyampaian informasi tertulis dalam pesan pendek berbentuk SMS, menjadi penggunaan Internet. Namun demikian, teknologi pendukungnya masih banyak yang hanya menggunakan layanan lambat berbasis 2G GSM/ EDGE yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi. Kecepatan yang diberikan masih jauh tertinggal dibanding 3G dan 4G.
Kita masih memiliki masalah besar dalam penyediaan infrastruktur, termasuk infrastruktur telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi Indonesia harus memiliki strategi untuk meningkatkan efisiensi dan pemerataan layanan yang dapat menyatukan nusantara. Program Nusantara yang terhubung jaringan serat optik, internet yang lebih baik, perlu senantiasa mendapat dukungan. Kita membutuhkan sumber daya manusia yang dapat melihat peluang peningkatan mutu layanan, danoptimasi dari semua aplikasi yang ada.
Kita harus terus mempelajari cara efisiensi seperti yang disosialisasikan internet.org. Berbagai penyedia informasi di web, termasuk web universitas misalnya, perlu bekerja keras meng-upgrade sistem yang bersesuaian dengan akses informasi melalui peralatan bergerak yang kecil. SDM-nya harus terus menerus mencari cara- cara baru untuk meminimalkan ukuran file dari aplikasi, sehingga penggunaan bandwidth oleh pengguna dapat dihemat.
Penggunaan teknologi terkini yang tersedia secara opensource membutuhkan keingintahuan dan ketuntasan memberikan solusi. Indonesia membutuhkan banyak sekali inovasi-inovasi dan penyelesaian masalah yang selama ini dilaksanakan dengan manual menjadi penyelesaian masalah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Kita membutuhkan banyak prajurit jaringan (cyber army) yang mampu mengantisipasi dan menumpas permasalahan dalam jaringan termasuk peretasan keamanan.
***
Teknologi internet of things yang memanfaatkan sensor dan seluruh peralatan yang dapat menjadi input untuk internet dan dapat dimanfaatkan untuk seluruh aspek kehidupan manusia belakangan ini kian berkembang.
Dengan perkembangan itu, kita juga mengenal cara-cara baru di mana manusialah yang bertindak sebagai sensor, dengan pemasukan data yang kini disebut crowdsourcing. Lihat saja pertumbuhan pengguna aplikasi pemberian informasi kemacetan dengan peta yang sangat membantu pengguna, seperti Waze. Dengan sukarela, pengguna berbagi informasi pengalaman berkendaraan yang dialaminya, dengan memberikan informasi tingkat kemacetan jalan, terjadinya kecelakaan, polisi, cuaca buruk, masalah di peta, penutupan jalan, dan lain-lain.
Secara mencengangkan teknologi diadopsi dengan cukup cepat, dan pengguna secara intuitif dapat memanfaatkan keberadaan alat navigasi transportasi ini untuk pembuatan keputusannya dalam berkendara. Kini, dalam suatu smartphone terdapat berbagai peralatan yang dulunya memakan tempat yang luas, dan beratnya bisa mencapai ratusan kilogram. Sekarang seluruh peralatan yang bernama kamera, perekam suara, perekam video, alat game, komputer, dan seluruh sensornya alat menjadi satu dalam smartphone kecil dalam ukuran puluhan gram, yang berada dalam genggaman.
Sensor seperti gesture sensor (sensor gerak), proximity sensor (lewat infrared memonitor lokasi pemakai), gyro sensor (mendeteksi keadaan rotasi sensor menurut tiga ordinat), accelerometer (mendeteksi pergerakan telepon berbasis tiga ordinat), geomagnetik sensor (deteksi intensitas gaya magnet), sensor kelembaban dan temperatur, barometer, dan sensor cahaya RGB (intensitas cahaya merah hijau biru).
Ke depan kita akan melihat munculnya sensor-sensor lain untuk memberi informasi tentang kondisi tubuh, informasi biomedis seperti temperatur badan, tekanan darah evaluasi gula darah pada penderita diabetes, atau bahkan menganalisis DNA. Tantangan terbesar para ilmuwan untuk menggunakan teknologi fotonik yang revolusioner telah mulai terkuakkan. Berbagai solusi untuk meningkatkan kesehatan manusia, dan meningkatkan kesejahteraan terbuka lebar dengan teknologi informasi baru yang demokratis.
Crowdsourcing yang merupakan pengumpulan informasi secara gotong-royong, adalah perkembangan terkini yang akan makin menggurita ke depan. Pengawalan Pemilu Presiden 2014 misalnya, telah dilakukan dengan sangat baik, dengan ulasan daring (online) individu-individu yang tergabung dalam berbagai list WhatsApp, Line, We- Chat, Facebook, dan sebagainya. Pembagian kerja volunter dalam memvalidasi form C1 misalnya, adalah inisiatif pengawalan e-democracy yang muncul dari generasi muda.
***
Berbagai penggunaan aplikasi sosial network yang mobile juga telah mengguncangkan Indonesia, setelah kita tahu dampaknya. Kita teringat pada distribusi informasi dari Path yang terjadi di Yogyakarta yang hingga harus melibatkan Sultan Yogyakarta untuk menenangkan masyarakat.
Kita mendapat laporan tentang siswa yang dibully di Bukittinggi, yang memberikan alarm, perlunya kita untuk terus menerus menggalakkan peningkatan karakter generasi muda. Kita harus menyosialisasikan penggunaan internet sehat, agar beribu kejadian buruk, penipuan yang berakhir pada penghilangan nyawa dan lainnya, dapat terhindarkan. Kita membutuhkan stabilitas dan keamanan, termasuk keamanan dari dampak buruk internet, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Dalam setahun terakhir saja, kita sudah diguncangkan dengan cara-cara baru penyebaran informasi nonformal yang dapat membentuk opini publik. Antisipasi pada perkembangan teknologi yang memiliki sisi positif dan negatif harus cepat dipahami oleh orang tua dan guru. Kemampuan untuk mengarahkan generasi masa depan untuk mencari dan memfilter informasi akan menjadi bottom line pembentukan generasi yang smart, efisien, dan pekerja keras yang dapat membangun bangsa.
Nilai-nilai luhur tepo seliro, saling menghormati dan menghargai, kerja sama dan gotong royong, perlu dipupuk dan dibentuk dalam mengatasi tantangan zaman. Ketika sudah bangun dan menjadi negara modern, kita harus mengupayakan upaya terstruktur agar rakyat dan bangsa kita ikut dalam genderang perubahan yang semakin cepat.
Kita harus bekerja keras mewujudkan infrastruktur fisik dan nonfisik yang tangguh, untuk menciptakan generasi pemenang, yang menjadi tuan bagi nasibnya sendiri. Ini adalah episode baru Presiden Jokowi menjadi harapan baru bagi masyarakat. ●
RIRI FITRI SARI
Guru Besar Teknik Komputer FTUI
Kedatangannya mendapat sorotan media yang cukup besar, terlebih dengan aktivitas blusukan- nya ke Pasar Tanah Abang dengan Presiden Terpilih Jokowi. Kemudahan yang diberikan oleh media sosial, dengan biaya langsung yang relatif kecil yang dirasakan oleh konsumen, membuat masyarakat mengapreasi perubahan besar penyebaran informasi dan perubahan konstelasi hubungan manusia ke manusia.
Demokratisasi yang dilakukan oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memungkinkan semua orang menyatakan pendapat dan analisanya tentang kondisi terkini yang terjadi. Siapa yang menyana bahwa ditengarai terjadi penggembosan suara pada pemilihan presiden, karena kicauan di Twitter yang dilakukan oleh seorang petinggi partai. Kicauan di Twitter yang sifatnya informal, kini bergeser untuk dianggap sebagai suatu stand point pemikiran yang disampaikan untuk masyarakat terbuka.
Suatu fenomena yang luar biasa, yang tidak bisa dibayangkan oleh pencipta aplikasi komputer sebelumnya. Kita melihat interaksi yang intensif dari para pengguna Twitter, Facebook, Instagram, Path, yang kini melakukan proses penyebaran informasi dan informasi yang luas dan lebih bernas dibandingkan dengan cara penggunaan terdahulu. Perlu dicermati perjalanan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang kini terjadi.
Cara-cara baru untuk mendapat masukan dari masyarakat dan menggunakan tren pertemuan yang diatur melalui Twitter misalnya, dilakukan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuat kuis untuk menjaring 20 orang Twitterati (aktivis Twitter) yang mendapat hadiah berupa pertemuan langsung (kopi darat) dengan mantan Presiden SBY di Istana Yogyakarta, sebelum serah terima pemerintahan 20 Oktober. Tanggapan yang diberikan oleh 29 juta follower tweet SBY cukup luar biasa.
Secara positif, dapat dikatakan bahwa ini adalah cara pengumpulan signature memory yang cukup baik dari kalangan masyarakat luas, yang demokratis dan terbukti mampu mengemukakan pendapatnya media terkini. Hashtag #Kopdar- Pamitan kini menjadi identifikasi ucapan terima kasih masyarakat pada pemimpin bangsa, dan evaluasi 10 tahun kepemimpinan Presiden SBY yang perlu diapresiasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mengapresiasi, dan bukan hanya bersorak dan menggerutu.
***
Dengan meningkatnya akses Internet yang dilakukan oleh pengguna smartphone, terlihat kecenderungan penggunaan aplikasi over the top (OTT) seperti Twitter, Facebook, Instagram, Path, Line. Aplikasi tersebut tidak memberatkan penggunanya, namun tidak juga memberikan keuntungan pendapatan bagi perusahaan yang ada di Indonesia.
Aplikasi tersebut servernya dan penguasaannya terdapat di luar Indonesia secara bebas, dengan menggunakan jaringan perusahaan telekomunikasi besar yang ada dari Telkomsel, XL, Bolt, dll, telah memberikan layanan bagi pengguna di Indonesia. Kita perlu mencermati cermati manfaat dan risiko ke depannya bagi Indonesia. Perlu dilakukan upaya pemerintah untuk membuat regulasi yang juga memungkinkan berbagai inovasi dan kreativitas Indonesia untuk muncul dengan cara-cara terbaru yang efektif dan efisien untuk memperlihatkan keunikan dan keunggulan Indonesia.
Berbagai cara untuk meningkatkan perekonomian, sebagai imbas dari penggunaan teknologi perlu dilakukan. Saat ini telah terjadi pergeseran, dari penggunaan teknologi penyampaian informasi tertulis dalam pesan pendek berbentuk SMS, menjadi penggunaan Internet. Namun demikian, teknologi pendukungnya masih banyak yang hanya menggunakan layanan lambat berbasis 2G GSM/ EDGE yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi. Kecepatan yang diberikan masih jauh tertinggal dibanding 3G dan 4G.
Kita masih memiliki masalah besar dalam penyediaan infrastruktur, termasuk infrastruktur telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi Indonesia harus memiliki strategi untuk meningkatkan efisiensi dan pemerataan layanan yang dapat menyatukan nusantara. Program Nusantara yang terhubung jaringan serat optik, internet yang lebih baik, perlu senantiasa mendapat dukungan. Kita membutuhkan sumber daya manusia yang dapat melihat peluang peningkatan mutu layanan, danoptimasi dari semua aplikasi yang ada.
Kita harus terus mempelajari cara efisiensi seperti yang disosialisasikan internet.org. Berbagai penyedia informasi di web, termasuk web universitas misalnya, perlu bekerja keras meng-upgrade sistem yang bersesuaian dengan akses informasi melalui peralatan bergerak yang kecil. SDM-nya harus terus menerus mencari cara- cara baru untuk meminimalkan ukuran file dari aplikasi, sehingga penggunaan bandwidth oleh pengguna dapat dihemat.
Penggunaan teknologi terkini yang tersedia secara opensource membutuhkan keingintahuan dan ketuntasan memberikan solusi. Indonesia membutuhkan banyak sekali inovasi-inovasi dan penyelesaian masalah yang selama ini dilaksanakan dengan manual menjadi penyelesaian masalah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Kita membutuhkan banyak prajurit jaringan (cyber army) yang mampu mengantisipasi dan menumpas permasalahan dalam jaringan termasuk peretasan keamanan.
***
Teknologi internet of things yang memanfaatkan sensor dan seluruh peralatan yang dapat menjadi input untuk internet dan dapat dimanfaatkan untuk seluruh aspek kehidupan manusia belakangan ini kian berkembang.
Dengan perkembangan itu, kita juga mengenal cara-cara baru di mana manusialah yang bertindak sebagai sensor, dengan pemasukan data yang kini disebut crowdsourcing. Lihat saja pertumbuhan pengguna aplikasi pemberian informasi kemacetan dengan peta yang sangat membantu pengguna, seperti Waze. Dengan sukarela, pengguna berbagi informasi pengalaman berkendaraan yang dialaminya, dengan memberikan informasi tingkat kemacetan jalan, terjadinya kecelakaan, polisi, cuaca buruk, masalah di peta, penutupan jalan, dan lain-lain.
Secara mencengangkan teknologi diadopsi dengan cukup cepat, dan pengguna secara intuitif dapat memanfaatkan keberadaan alat navigasi transportasi ini untuk pembuatan keputusannya dalam berkendara. Kini, dalam suatu smartphone terdapat berbagai peralatan yang dulunya memakan tempat yang luas, dan beratnya bisa mencapai ratusan kilogram. Sekarang seluruh peralatan yang bernama kamera, perekam suara, perekam video, alat game, komputer, dan seluruh sensornya alat menjadi satu dalam smartphone kecil dalam ukuran puluhan gram, yang berada dalam genggaman.
Sensor seperti gesture sensor (sensor gerak), proximity sensor (lewat infrared memonitor lokasi pemakai), gyro sensor (mendeteksi keadaan rotasi sensor menurut tiga ordinat), accelerometer (mendeteksi pergerakan telepon berbasis tiga ordinat), geomagnetik sensor (deteksi intensitas gaya magnet), sensor kelembaban dan temperatur, barometer, dan sensor cahaya RGB (intensitas cahaya merah hijau biru).
Ke depan kita akan melihat munculnya sensor-sensor lain untuk memberi informasi tentang kondisi tubuh, informasi biomedis seperti temperatur badan, tekanan darah evaluasi gula darah pada penderita diabetes, atau bahkan menganalisis DNA. Tantangan terbesar para ilmuwan untuk menggunakan teknologi fotonik yang revolusioner telah mulai terkuakkan. Berbagai solusi untuk meningkatkan kesehatan manusia, dan meningkatkan kesejahteraan terbuka lebar dengan teknologi informasi baru yang demokratis.
Crowdsourcing yang merupakan pengumpulan informasi secara gotong-royong, adalah perkembangan terkini yang akan makin menggurita ke depan. Pengawalan Pemilu Presiden 2014 misalnya, telah dilakukan dengan sangat baik, dengan ulasan daring (online) individu-individu yang tergabung dalam berbagai list WhatsApp, Line, We- Chat, Facebook, dan sebagainya. Pembagian kerja volunter dalam memvalidasi form C1 misalnya, adalah inisiatif pengawalan e-democracy yang muncul dari generasi muda.
***
Berbagai penggunaan aplikasi sosial network yang mobile juga telah mengguncangkan Indonesia, setelah kita tahu dampaknya. Kita teringat pada distribusi informasi dari Path yang terjadi di Yogyakarta yang hingga harus melibatkan Sultan Yogyakarta untuk menenangkan masyarakat.
Kita mendapat laporan tentang siswa yang dibully di Bukittinggi, yang memberikan alarm, perlunya kita untuk terus menerus menggalakkan peningkatan karakter generasi muda. Kita harus menyosialisasikan penggunaan internet sehat, agar beribu kejadian buruk, penipuan yang berakhir pada penghilangan nyawa dan lainnya, dapat terhindarkan. Kita membutuhkan stabilitas dan keamanan, termasuk keamanan dari dampak buruk internet, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Dalam setahun terakhir saja, kita sudah diguncangkan dengan cara-cara baru penyebaran informasi nonformal yang dapat membentuk opini publik. Antisipasi pada perkembangan teknologi yang memiliki sisi positif dan negatif harus cepat dipahami oleh orang tua dan guru. Kemampuan untuk mengarahkan generasi masa depan untuk mencari dan memfilter informasi akan menjadi bottom line pembentukan generasi yang smart, efisien, dan pekerja keras yang dapat membangun bangsa.
Nilai-nilai luhur tepo seliro, saling menghormati dan menghargai, kerja sama dan gotong royong, perlu dipupuk dan dibentuk dalam mengatasi tantangan zaman. Ketika sudah bangun dan menjadi negara modern, kita harus mengupayakan upaya terstruktur agar rakyat dan bangsa kita ikut dalam genderang perubahan yang semakin cepat.
Kita harus bekerja keras mewujudkan infrastruktur fisik dan nonfisik yang tangguh, untuk menciptakan generasi pemenang, yang menjadi tuan bagi nasibnya sendiri. Ini adalah episode baru Presiden Jokowi menjadi harapan baru bagi masyarakat. ●
RIRI FITRI SARI
Guru Besar Teknik Komputer FTUI
(ars)