Kakak Beradik yang Saling Peduli
A
A
A
Di sebuah desa kecil, tinggal dua orang kakak beradik yang hidup berdampingan dengan rukun dan bahagia. Untuk menghidupi diri, mereka saling bantu menanami satu-satunya ladang warisan orang tuanya. Hasilnya, dibagi rata satu sama lain.
Tahun demi tahun berlalu, hingga suatu kali sang kakak menikah dengan perempuan dari desa sebelah. Namun, kakak beradik ini sepakat tetap saling bantu di ladang. Istri sang kakak pun selalu membawakan makanan dan minuman untuk kedua bersaudara itu. Sementara hasil panen, tetap dibagi rata untuk kedua kakak beradik itu.
Suatu hari, pada sebuah malam, si adik merenung. Ia berpikir, rasanya kurang adil jika mereka punya jatah hasil panen yang sama, padahal sang kakak sudah punya tanggungan keluarga. Karena itu, ketika malam semakin larut, ia diam-diam membawa satu karung hasil panenyangmenjadijatahnya untuk dibawa ke rumah kakaknya. Begitu seterusnya setiap kali panen.
Akan tetapi, anehnya, setiap kali memberikan satu karung hasil panen, cadangan hasil panen di rumahnya tak pernah berkurang. Itu baru disadarinya setelah beberapa waktu berlalu.
Suatu malam, saat hendak kembali mengirimkan satu karung panen, si adik berinisiatif mengambil jalan yang berbeda dari jalan biasanya. Tanpa dinyana, di sebuah jalan sempit, ia berpapasan dengan sosok yang juga sedang membawa karung. Hampir saja ia mengira itu adalah orang yang hendak mencuri hasil panen di rumah kakaknya. Namun, setelah dilihat lebih teliti, yang dijumpai ternyata justru sang kakak sendiri.
Mereka pun saling terpana, kaget melihat saudaranya satu sama lain sedang mengangkat karung hasil panen.
“Dik, apa yang kamu lakukan malam-malam begini?”
“Kakak sendiri sedang apa?” tanya si adik.
Setengah terbata, sang kakak bercerita.
“Dik, aku sebenarnya merasa tidak enak dengan kamu. Setiap kali, kamu pasti membantu kakak di ladang. Kamu bekerja dengan sangat keras. Rasanya tak adil jika hasil panen ini kakak bagi rata denganmu. Sebab, aku hidup berdua. Sudah ada yang mendampingi aku sepanjang hari, sehingga aku pasti tak akan selelah kamu yang hidup sendiri. Karena itu, aku memutuskan untuk membawa satu karung panen ini untuk aku berikan kepadamu. Aku harap, dengan hasil panen yang lebih banyak, kamu bisa menata hidup lebih baik,” kata sang kakak.
“Kak, rupanya kita punya pikiran yang hampir sama. Kakak kasihan melihat aku, sedangkan aku juga kasihan melihat kakak dan istri kakak. Harusnya kakak memang menerima lebih banyak karena sudah ada tanggungan lebih banyak daripada aku. Karena itu, setiap panen, aku selalu membawakan satu karung untuk kuberikan di lumbungmu.”
Rupanya, kedua kakak beradik itu tak henti saling menyayangi. Pengorbanan mereka untuk saudaranya, ternyata langsung berbalas kebaikan pula. Karena itulah, meski dikurangi satu karung setiap kali panen, jumlahnya selalu tetap karena satu sama lain saling memberi. Menyadari hal itu, mereka pun saling berpelukan, menangis haru. Ternyata, persaudaraan mereka sangat tulus sehingga bisa terus saling mendukung dan membantu satu sama lain.
The Cup of Wisdo
Kisah kakak beradik tadi setidaknya bisa kita maknai dengan dua hal. Pertama, rasa kasih selalu membawa kebaikan dan kebahagiaan bersama. Berkaca dari cerita tadi, sudah selayaknya kita juga selalu memupuk semangat persaudaraan. Bukan hanya dengan saudara sedarah, tapi juga dengan orang-orang terdekat. Dengan saling mengasihi dan menyayangi, kita akan mendapatkan harmonisasi kehidupan yang bisa membawa kita pada kebahagiaan.
Hal kedua yang bisa kita maknai dalam kisah tersebut adalah bahwa sikap mau memberi akan mendatangkan keberkahan. Memberi tak akan membuat kita kurang. Malah, entah dari mana, rezeki kita akan tetap berlimpah.
Kisah dua bersaudara tadi mencerminkan kondisi pemberian yang dilandasi dengan niat tulus ikhlas, akhirnya berbuah kebaikan juga bagi mereka. Begitu juga dengan kita. Orang yang mau berbagi dengan sesamanya, tidak akan kekurangan.
Mari, kita kembangkan sikap saling menghargai, saling dukung, saling tolong, antara sesama dan sekitar kita. Jadikan setiap rezeki yang dimiliki menjadi sesuatu yang bisa membawa kebaikan bersama. Dengan itu semua, kedamaian dan kebahagiaan sejati, akan jadi milik kita. Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso A Cup of Wisdom Motifation & Inspiration andriewongso.com @andriewongso
Tahun demi tahun berlalu, hingga suatu kali sang kakak menikah dengan perempuan dari desa sebelah. Namun, kakak beradik ini sepakat tetap saling bantu di ladang. Istri sang kakak pun selalu membawakan makanan dan minuman untuk kedua bersaudara itu. Sementara hasil panen, tetap dibagi rata untuk kedua kakak beradik itu.
Suatu hari, pada sebuah malam, si adik merenung. Ia berpikir, rasanya kurang adil jika mereka punya jatah hasil panen yang sama, padahal sang kakak sudah punya tanggungan keluarga. Karena itu, ketika malam semakin larut, ia diam-diam membawa satu karung hasil panenyangmenjadijatahnya untuk dibawa ke rumah kakaknya. Begitu seterusnya setiap kali panen.
Akan tetapi, anehnya, setiap kali memberikan satu karung hasil panen, cadangan hasil panen di rumahnya tak pernah berkurang. Itu baru disadarinya setelah beberapa waktu berlalu.
Suatu malam, saat hendak kembali mengirimkan satu karung panen, si adik berinisiatif mengambil jalan yang berbeda dari jalan biasanya. Tanpa dinyana, di sebuah jalan sempit, ia berpapasan dengan sosok yang juga sedang membawa karung. Hampir saja ia mengira itu adalah orang yang hendak mencuri hasil panen di rumah kakaknya. Namun, setelah dilihat lebih teliti, yang dijumpai ternyata justru sang kakak sendiri.
Mereka pun saling terpana, kaget melihat saudaranya satu sama lain sedang mengangkat karung hasil panen.
“Dik, apa yang kamu lakukan malam-malam begini?”
“Kakak sendiri sedang apa?” tanya si adik.
Setengah terbata, sang kakak bercerita.
“Dik, aku sebenarnya merasa tidak enak dengan kamu. Setiap kali, kamu pasti membantu kakak di ladang. Kamu bekerja dengan sangat keras. Rasanya tak adil jika hasil panen ini kakak bagi rata denganmu. Sebab, aku hidup berdua. Sudah ada yang mendampingi aku sepanjang hari, sehingga aku pasti tak akan selelah kamu yang hidup sendiri. Karena itu, aku memutuskan untuk membawa satu karung panen ini untuk aku berikan kepadamu. Aku harap, dengan hasil panen yang lebih banyak, kamu bisa menata hidup lebih baik,” kata sang kakak.
“Kak, rupanya kita punya pikiran yang hampir sama. Kakak kasihan melihat aku, sedangkan aku juga kasihan melihat kakak dan istri kakak. Harusnya kakak memang menerima lebih banyak karena sudah ada tanggungan lebih banyak daripada aku. Karena itu, setiap panen, aku selalu membawakan satu karung untuk kuberikan di lumbungmu.”
Rupanya, kedua kakak beradik itu tak henti saling menyayangi. Pengorbanan mereka untuk saudaranya, ternyata langsung berbalas kebaikan pula. Karena itulah, meski dikurangi satu karung setiap kali panen, jumlahnya selalu tetap karena satu sama lain saling memberi. Menyadari hal itu, mereka pun saling berpelukan, menangis haru. Ternyata, persaudaraan mereka sangat tulus sehingga bisa terus saling mendukung dan membantu satu sama lain.
The Cup of Wisdo
Kisah kakak beradik tadi setidaknya bisa kita maknai dengan dua hal. Pertama, rasa kasih selalu membawa kebaikan dan kebahagiaan bersama. Berkaca dari cerita tadi, sudah selayaknya kita juga selalu memupuk semangat persaudaraan. Bukan hanya dengan saudara sedarah, tapi juga dengan orang-orang terdekat. Dengan saling mengasihi dan menyayangi, kita akan mendapatkan harmonisasi kehidupan yang bisa membawa kita pada kebahagiaan.
Hal kedua yang bisa kita maknai dalam kisah tersebut adalah bahwa sikap mau memberi akan mendatangkan keberkahan. Memberi tak akan membuat kita kurang. Malah, entah dari mana, rezeki kita akan tetap berlimpah.
Kisah dua bersaudara tadi mencerminkan kondisi pemberian yang dilandasi dengan niat tulus ikhlas, akhirnya berbuah kebaikan juga bagi mereka. Begitu juga dengan kita. Orang yang mau berbagi dengan sesamanya, tidak akan kekurangan.
Mari, kita kembangkan sikap saling menghargai, saling dukung, saling tolong, antara sesama dan sekitar kita. Jadikan setiap rezeki yang dimiliki menjadi sesuatu yang bisa membawa kebaikan bersama. Dengan itu semua, kedamaian dan kebahagiaan sejati, akan jadi milik kita. Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso A Cup of Wisdom Motifation & Inspiration andriewongso.com @andriewongso
(ars)