Energi Kreatif Kebangkitan Bangsa

Rabu, 21 Mei 2014 - 08:04 WIB
Energi Kreatif Kebangkitan Bangsa
Energi Kreatif Kebangkitan Bangsa
A A A
BAGI Bangsa Indonesia, Mei merupakan bulan yang penuh momen berharga. Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh, 2 Mei Hari Pendidikan Nasional, dan 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional.

Hanya saja, kalaupun seabad lebih usia kesadaran berbangsa telah diletakkan, Indonesia baru berada di peringkat ke-121 dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara global. Tentu saja, hal tersebut harus menjadi agenda mendesak bagi presiden wakil presiden terpilih beserta seluruh jajarannya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara di level tinggi dalam membangun manusianya. Sayangnya, soal pembangunan manusia belum mendapatkan perhatian utama dari para calon presiden-wakil presiden yang kini sedang bertarung meraih dukungan politik.

Hal ini terbukti dengan rendahnya wacana tentang hal tersebut daripada soal isu mencari mitra koalisi. Padahal human capital dan pendidikan adalah tonggak kebangkitan yang harus dijaga dan dipastikan mendapat perhatian utama kebijakan pembangunan.

Pendidikan adalah wahana anak muda Indonesia untuk dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan agar siap berwirausaha ataupun memasuki dunia kerja. Pendidikan merupakan energi penggerak utama kebangkitan manusia Indonesia yang bermoral, rasional, percaya diri, kreatif, dan berkualitas.

Antitesis dari apa yang disebutkan wartawan senior Mochtar Lubis tentang manusia Indonesia yang hipokrit, tidak bertanggung jawab, berjiwa feodal, percaya takhayul, dan berkarakter lemah. Tentu saja, walaupun telah lama, apa yang disampaikan Mochtar Lubis itu masih relevan sebagai kritik ke dalam agar bangsa ini menyadari kekurangan dan bergegas bangkit meraih kemajuan.

Anak Muda Kreatif
Beberapa waktu lalu, saya mendapat kesempatan bertemu dengan Nurana Indah Paramitha bersama mitra bisnisnya dari GIST Amerika Serikat. Nurana salah satu contoh anak muda yang memiliki energi kreatif luar biasa, tak pernah kehabisan ide bisnis.

Sangat membanggakan, dalam berbagai kesempatan berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia dan negara lain, bertemu dengan banyak sekali anak muda yang hebat dan penuh inovasi. Merekalah kekuatan utama Indonesia di masa depan dengan segenap energi kreatif yang dimiliki.

Di era ekonomi kreatif, human capital menjadi kunci keunggulan suatu bangsa. Sebuah kesempatan maha penting untuk menyebar “virus berinovasi tiada henti” kepada generasi muda. Kepada mereka harapan itu ditanamkan. Sejarah memberikan bukti, perubahan di negeri ini selalu dimulai kaum muda. Dapat diakui, anak muda Indonesia memiliki keunggulan dari sisi inovasi.

Dalam Global Competitive Index tahun 2013, Indonesia menempati peringkat ke-38. Menariknya, inovasi menempati posisi tinggi di mana investasi perusahaan untuk inovasi berada di peringkat ke-23. Anak muda kreatif dicirikan dengan komunitasnya yang mengglobal, secara online, jaringannya mendunia dan memiliki pasar yang mendunia.

Anak muda yang seperti inilah, yang mengglobal, menjadi kekuatan untuk percepatan transformasi Indonesia. Bayangkan bila kualitas pendidikan sangat baik, akan ada jutaan anak muda Indonesia yang kreatif sebagai aktor utama kemajuan bangsa.

Pemimpin Transformatif-Inovatif
Kini energi bangsa harus difokuskan pada upaya memilih pemimpin bangsa yang mendorong peningkatan pembangunan manusia Indonesia. Waktu yang tepat, harapan harus tetap dipelihara dan upaya bersama membangun bangsa harus dikomandoi oleh manusia Indonesia terbaik. Dalam upaya mendorong percepatan kemajuan bangsa, perpaduan pemimpin transformatif-inovatif dengan anak muda yang kreatif akan menjadi kekuatan dahsyat.

Pemimpin yang tidak hanya di levelnasional, tetapi juga lokal. Mereka yang berhasil mencairkan kebekuan dan kerumitan birokrasi. Melayani tiada henti dan sejumlah terobosan yang cerdas untuk menyejahterakan rakyatnya. Indikatornya sangat sederhana: pembangunan pendidikan, sosial-budaya, kesehatan, pelayanan perizinan, dan kepentingan publik lainnya sangat mudah, murah, dan cepat. Selain itu, lapangan kerja tersedia, fasilitas publik dan infrastruktur tercukupi dengan baik.

Mereka berhasil mentransformasikan birokrasinya menjadi pelayan dan rakyatnya semakin sejahtera. Energi kreatif kebangkitan bangsa ada pada anak muda dan pemimpinnya. Presiden baru diharapkan untuk fokus pada penguatan pendidikan, kewirausahaan, dan penyebaran nilai kepedulian yang menjadi fondasi dasar, rantai penguat bagi upaya membangun Indonesia yang berdaulat dalam jangka panjang. Memang telah cukup banyak anak muda kreatif, tetapi harus terus ditingkatkan.

Kini tinggal menunggu pemimpin nasional dan lokal, simbol bangsa, dan teladan yang memberikan inspirasi. Kita telah memiliki Tri Rismaharini diSurabaya, Ridwan Kamil di Bandung, Bima Arya di Bogor, Nurdin Abdullah di Bantaeng, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Mohammad Ramdhan Pomanto di Makassar, dan Hendrar Prihadi (Hendi) di Semarang. Mereka telah dan tengah berkarya di daerah masingmasing, juga berkontribusi pada sebagian persoalan bangsa.

Kita berharap akan semakin banyak pemimpin daerah yang inspiratif dan transformatif. Optimisme dan kepercayaan diri harus tetap dijaga karena itu modal utama untuk mengakselerasi capaian kesejahteraan. Kerja keras, cerdas, tuntas, dan ikhlas dalam kegotongroyongan seluruh elemen bangsa sangat diperlukan untuk merealisasi cita-cita Indonesia agar setara antara potensi dan realisasinya.

SANDIAGA S UNO
Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Ketua Yayasan Indonesia Forum
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5964 seconds (0.1#10.140)