Jepang harap RI jadi penengah hubungan dengan Korut
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Jepang berharap hubungan baik Indonesia dengan Korea Utara (Korut) bisa menjadi penengah ketegangan Jepang dengan negara komunis tersebut.
Harapan ini disampaikan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang Akihiro Ohta saat bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Boediono, di Istana Wakil Presiden, hari ini.
Dikutip dari laman setkab.go.id, Ohta mengatakan, hubungan yang erat antara Jepang dan Indonesia bukan hanya memberikan manfaat bagi kedua negara, tapi juga memberi kedamaian bagi kawasan Asia Pasifik dalam arti luas. Jepang pun memiliki hubungan baik dengan China dan Korea Selatan, namun tidak demikian halnya dengan Korea Utara.
“Dengan Korea Utara agak sulit, karena hingga kini ada warga negara Jepang yang diculik dan disekap pada tahun 1970-an belum kembali ke Jepang,” ujar Ohta kepada Boediono.
Ohta yang didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori mengatakan, saat Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Januari 2013 lalu, masalah penyulikan dan penyekapan warga negara Jepang di Korea Utara menjadi topik bahasan. “Saya kira hubungan Indonesia yang cukup erat dengan Korea Utara, dapat menjadi penengah untuk menyelesaikan masalah ini,” harap Ohta.
Pertemuan tersebut juga membahas soal kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang. Apalagi tahun ini adalah tahun istimewa bagi kedua negara karena memasuki 55 tahun hubungan Jepang dan Indonesia.
Ohta menyampaikan keinginannya untuk bekerja sama dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Dengan pengalaman kami, kami ingin berbagi pengalaman pada pembangunan MRT di Jakarta,” ujar Ohta.
Selain itu, Ohta pun mengatakan akan melakukan kerja sama dalam pembangunan infrastruktur, penanganan bencana, olahraga, dan pariwisata. Soal penanganan bencana, Indonesia dan Jepang memiliki kemiripan kondisi alam, yakni dengan banyaknya bencana alam yang menimpa, seperti tsunami, gunung meletus, gempa bumi, maupun banjir.
“Masalah penanggulangan bencana sangat penting bagi kedua negara, dan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi juga harus melibatkan kalangan akademisi, pengusaha dan pemerintah dari kedua negara,” ujar Ohta.
Wapres menyambut baik inisiatif kerja sama Jepang – Indonesia. Indonesia, menurut Wapres, sangat ketinggalan dalam pembangunan infrastruktur di segala sektor. Wapres menambahkan bahwa kerjasama yang dilakukan dapat menggunakan skema public private partnership (PPP), terlebih saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang lebih jelas mengenai PPP.
Penanganan bencana alam, dikatakan Wapres, sangat relevan dan penting bagi Indonesia. “Dan pengalaman, pengetahuan Jepang sungguh bermanfaat bagi kami,” ujar Wapres. Ia pun mengapresiasi bantuan yang sangat cepat dari Jepang saat terjadi tsunami dan gempa melanda di berbagai daerah di Indonesia.
RI-Jepang menindaklanjuti kerja sama infrastruktur
Harapan ini disampaikan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang Akihiro Ohta saat bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Boediono, di Istana Wakil Presiden, hari ini.
Dikutip dari laman setkab.go.id, Ohta mengatakan, hubungan yang erat antara Jepang dan Indonesia bukan hanya memberikan manfaat bagi kedua negara, tapi juga memberi kedamaian bagi kawasan Asia Pasifik dalam arti luas. Jepang pun memiliki hubungan baik dengan China dan Korea Selatan, namun tidak demikian halnya dengan Korea Utara.
“Dengan Korea Utara agak sulit, karena hingga kini ada warga negara Jepang yang diculik dan disekap pada tahun 1970-an belum kembali ke Jepang,” ujar Ohta kepada Boediono.
Ohta yang didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori mengatakan, saat Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Januari 2013 lalu, masalah penyulikan dan penyekapan warga negara Jepang di Korea Utara menjadi topik bahasan. “Saya kira hubungan Indonesia yang cukup erat dengan Korea Utara, dapat menjadi penengah untuk menyelesaikan masalah ini,” harap Ohta.
Pertemuan tersebut juga membahas soal kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang. Apalagi tahun ini adalah tahun istimewa bagi kedua negara karena memasuki 55 tahun hubungan Jepang dan Indonesia.
Ohta menyampaikan keinginannya untuk bekerja sama dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Dengan pengalaman kami, kami ingin berbagi pengalaman pada pembangunan MRT di Jakarta,” ujar Ohta.
Selain itu, Ohta pun mengatakan akan melakukan kerja sama dalam pembangunan infrastruktur, penanganan bencana, olahraga, dan pariwisata. Soal penanganan bencana, Indonesia dan Jepang memiliki kemiripan kondisi alam, yakni dengan banyaknya bencana alam yang menimpa, seperti tsunami, gunung meletus, gempa bumi, maupun banjir.
“Masalah penanggulangan bencana sangat penting bagi kedua negara, dan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi juga harus melibatkan kalangan akademisi, pengusaha dan pemerintah dari kedua negara,” ujar Ohta.
Wapres menyambut baik inisiatif kerja sama Jepang – Indonesia. Indonesia, menurut Wapres, sangat ketinggalan dalam pembangunan infrastruktur di segala sektor. Wapres menambahkan bahwa kerjasama yang dilakukan dapat menggunakan skema public private partnership (PPP), terlebih saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang lebih jelas mengenai PPP.
Penanganan bencana alam, dikatakan Wapres, sangat relevan dan penting bagi Indonesia. “Dan pengalaman, pengetahuan Jepang sungguh bermanfaat bagi kami,” ujar Wapres. Ia pun mengapresiasi bantuan yang sangat cepat dari Jepang saat terjadi tsunami dan gempa melanda di berbagai daerah di Indonesia.
RI-Jepang menindaklanjuti kerja sama infrastruktur
(lal)