Modernitas alutsista wujudkan kejayaan TNI
A
A
A
TENTARA Nasional Indonesia (TNI) terlahir dalam lembaran perjalanan perjuangan yang panjang seiring dengan lahirnya Republik ini. Dalam perjalanannya, TNI bersama-sama dan manunggal dengan rakyat terus berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga kedaulatan, keutuhan, serta keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
TNI kemudian tumbuh dan berkembang hingga mencapai usia 68 tahun pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013. Usia 68 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah pengabdian, namun untuk ukuran manusia, usia ini tergolong matang dalam pemikiran dan dewasa dalam tindakan. Perjalanan panjang yang telah dijalani TNI penuh dengan perjuangan tiada henti. Bagi TNI apapun keputusan politik yang diambil bangsa ini, dengan penuh keikhlasan harus dijalani.
Hal ini dibuktikan TNI, tatkala rakyat Indonesia berkehendak untuk menata ulang posisi dan peran tentara, TNI-pun berusaha untuk melaksanakan amanah UU dengan melakukan berbagai perubahan/reformasi TNI.
Peran baru yang telah ditunjukkan TNI, selaras dengan paradigma baru sebagai landasan utama TNI dalam melaksanakan reformasi internal, melakukan perubahan dan penataan struktur, doktrin dan kultur menuju TNI profesional, militan, solid, dan tidak kalah penting adalah TNI yang mencintai dan dicintai rakyat.
Semua itu, dapat dimaknai bahwa apapun yang dilakukan TNI senantiasa dalam rangka pemberdayaan institusi fungsional TNI dan dilaksanakan bersama-sama dengan komponen bangsa lain dalam koridor bingkai NKRI.
Harus disadari bahwa TNI merupakan bagian dari sistem nasional, serta segenap peran dan tugas TNI dalam kehidupan berbangsa dilakukan atas kesepakatan bersama dengan pengaturan secara konstitusional.
Sebentar lagi tepatnya tahun 2014 nanti, bangsa Indonesia memiliki hajat besar yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, yang dalam pelaksanaannya harus dikawal dan harus dapat berjalan sesuai dengan konstitusi.
Agenda netralitas dan tidak berpolitik praktis secara nyata telah dapat dibuktikan TNI dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di beberapa daerah dan terakhir dalam rangkaian kegiatan pesta demokrasi tahun 2009 lalu. Pada tahun 2014 nanti, agenda besar bangsa ini, bagi TNI harus dapat berjalan sukses dan lebih baik lagi.
Pilihan kata hati
Sejak seorang prajurit mengawali kehidupan keprajuritan dengan mengucapkan sapta marga dan sumpah prajurit, mereka telah berada dalam suatu ikatan moral dan kewajiban profesional. Seluruh prajurit TNI dituntut dapat membuktikan apakah dirinya sebagai seorang prajurit mampu dan sanggup memikul beban tanggung jawab pengabdian, yang sarat kualitas dan integritas. Seluruh prajurit TNI menyadari bahwa menjadi prajurit TNI merupakan pilihan kata hati. Mereka dengan sukarela dan atas kehendak sendiri, bukan karena terpaksa atau dipaksa.
Namun yang paling menonjol adalah adanya keinginan dan motifasi tinggi untuk menjadi prajurit sejati, prajurit yang mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta berusaha menjadi yang terbaik. Tidak kalah penting adalah adanya keinginan untuk membuktikan bahwa mereka yang terbaik diantara kawan, lingkungan maupun kesatuannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan, tuntutan, dan godaan hadir pada saat seorang prajurit sedang dalam penugasan/kedinasan. Oleh karenanya dibutuhkan kontrol ketat setiap langkah yang diambil, apakah sudah tepat secara aturan, peraturan, dan terutama moral.
Memang hal ini acap kali terjadi konflik batin, namun demikian koflik batin tersebut harus dapat dimenangi oleh prajurit TNI sehingga dapat terhindar dari perbuatan yang dapat menciderai institusi TNI.
Tetap pegang jati diri
Jati diri TNI merupakan resultan dari himpunan watak sebagai warga negara Indonesia yang setia pada Pancasila, watak sebagai patriot bangsa Indonesia, watak sebagai kesatria Indonesia menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan menurut ukuran kemanusiaan sesuai ajaran Pancasila serta keterampilan prajurit profesional, baik keterampilan dalam olahyudha maupun tingginya kekuatan moral, serta disiplin dalam menerapkan profesinya, sebagaimana terangkum dalam Sapta Marga.
Secara institusi, jati diri TNI termuat dalam UU Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI yaitu: Pertama sebagai tentara rakyat, yang berarti bahwa prajurit TNI adalah tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia.
TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kedua, sebagai tentara pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan NKRI dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
Ketiga, sebagai tentara nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan serta agama. Keempat, sebagai tentara profesional, berarti TNI merupakan tentara terlatih, terdidik, dilengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
Jati diri dirasa semakin penting, seiring dinamika kehidupan sosial masyarakat yang semakin berkembang dan kompleks. Oleh karenanya, nilai moral merupakan bagian dari jati diri TNI tersebut harus menjadi tumpuan mendasar sebagai salah satu pilar penyangga harkat dan martabat prajurit profesional. Bagi TNI, jati diri dapat berfungsi untuk mempersatukan sikap, semangat, maupun jiwa korps dalam upaya mencapai tujuan sebagaimana tugas diembankan kepadanya.
Di samping itu, jati diri menjadi salah satu pengikat jiwa, penggerak semangat dan penguat suasana kebatinan prajurit. Jati diri TNI merupakan himpunan watak yang telah membentuk TNI sebagai kekuatan perjuangan penting dari bangsa Indonesia.
Setiap prajurit TNI wajib memahami dan menghayati jati diri, dengan cara mengenali dan menyadari kehadiran atau keberadaan seorang prajurit, baik sebagai individu prajurit maupun sebagai bagian tak terpisahkan dari kesatuannya.
Prajurit TNI harus memahami, bahwa kehadiran dan keberadaannya bukan secara kebetulan, tetapi sudah dirancang untuk memiliki tujuan dan kegunaan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Kinerja TNI
Berkat dukungan dan kerja sama berbagai komponen bangsa, pelaksanaan tugas TNI setahun terakhir secara umum dapat berjalan sesuai program yang telah ditetapkan. Pemerintah telah berusaha mengalokasikan anggaran belanja negara yang terus mengalami peningkatan.
Dengan alokasi anggaran ini, TNI akan mengupayakan penggunaannya secara optimal untuk mendapatkan hasil maksimal. Pengelolaan anggaran TNI dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan, hal ini terbukti TNI dapat memperoleh predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari instansi berwenang.
Selanjutnya masalah pengamanan perbatasan, daerah rawan konflik dan pulau terluar, TNI terus berusaha untuk melaksanakan tugas mulia ini dengan penuh rasa tanggung jawab demi tetap tegaknya dan kedaulatan NKRI.
Terkait minimnya sarana dan prasarana di daerah perbatasan dan pulau terluar yang selama ini dialami prajurit, terus diupayakan dengan penambahan sarana transportasi seperti truk, sepeda motor, Komob dan sarana patroli seperti searider, perahu karet, serta kapal angkut air bersih.
Di samping itu, TNI juga telah melengkapi pemasangan alat penjernih air, tanki timbun, pemasangan film energizer/solarcell, alkom serta pembangunan pos-pos/barak prajurit. Tidak ketinggalan, guna memenuhi sarana informasi bagi prajurit dan masyarakat sekitar pos, TNI bekerja sama dengan Sky vision Tbk telah memasang koneksi televisi satelit di 32 pos perbatasan dan terus diupayakan hingga terpasang 200 pos.
Pengamanan laut yurisdiksi nasional dan alur laut kepulauan Indonesia, dilaksanakan melalui operasi keamanan laut, didukung operasi udara, serta patroli laut/udara terkoordinasi dengan angkatan bersenjata negara tetangga. Disamping itu, peningkatan kesiapan armada TNI AL-pun dilakukan dengan penambahan beberapa kapal-kapal patroli cepat.
Selanjutnya, untuk pengamanan wilayah udara yurisdiksi nasional yang terbentang luas dan dilaksanakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional dengan unsur-unsur terdiri atas berbagai instansi.
Penambahan radar militerpun telah dilaksanakan dengan harapan dapat menjangkau dan mengamati seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, beberapa pesawat tempur sergap dan peluru kendali pertahanan udara telah diupayakan demi menjamin kedaulatan negara di udara dan dirgantara.
Tugas pemberdayaan wilayah oleh komando kewilayahan TNI secara umum menunjukkan hasil yang semakin baik, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan nasional, telah terjalin kerja sama dengan berbagai instansi guna menunjang perbaikan taraf hidup masyarakat.
Antara lain di bidang pertanian, kelautan, kehutanan, perumahan, sarana prasarana perdesaan, kesehatan, keluarga berencana, serta pendidikan dan pengajaran di daerah terpencil. Termasuk keikutsertaan TNI dalam penanggulangan bencana alam dan pengungsian penduduk.
Peran serta TNI dalam tugas perdamaian dunia yang dimulai sejak tahun 1957 juga semakin mengharumkan nama Indonesia. Keberadaan sekira 1.1673 prajurit TNI mengemban mandat PBB di beberapa belahan dunia saat ini, seperti di Lebanon, Kongo, Haiti, Sudan, Darfur dan Filiphina menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Netralitas TNI
Posisi TNI jelas dan tegas yaitu netral menyongsong Pemilu 2014 akan datang. TNI akan berdiri pada posisi netral dan memberikan kontribusi positif atas penyelenggaraannya sesuai peraturan perundang-undangan.
Pemilu 2014 memiliki arti yang cukup strategis bagi masa depan dan keberlanjutan pembangunan nasional, sehingga TNI bersama-sama dengan komponen bangsa lain harus dapat mensukseskan Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan secara demokratis dan damai.
Dalam berbagai kesempatan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengimbau kepada semua elemen untuk tidak menarik TNI ke medan politik praktis, yang dapat menjadikan TNI tidak netral.
TNI juga senantiasa menyatu dengan rakyat. Prinsip ini harus dipegang teguh oleh segenap prajurit TNI di manapun berada untuk dapat mensukseskan pemilu 2014.
TNI dan semua elemen bangsa harus menjamin Pemilu 2014 dapat berlangsung secara lancar, tertib, bebas, adil dan damai, karena pemilu adalah masa depan keberlanjutan pembangunan nasional. Kesiap siagaan seluruh jajaran satuan TNI terus dipelihara dan ditingkatkan, baik dalam tugas-tugas kedaulatan maupun tugas-tugas perbantuan pengamanan agenda nasional, khususnya menjelang Pemilu 2014.
TNI juga terus menjalin koordinasi dan keterpaduan dengan Polri, serta semua komponen bangsa, agar setiap agenda nasional termasuk proses politik di bangsa ini dapat berjalan dengan baik, aman dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Terus berbenah diri
Seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tentu menginginkan agar TNI menjadi kebanggaan bangsa ini semakin hari semakin profesional, modern, sehingga memiliki daya tangkal dalam menghadapi ancaman dan tantangan keamanan negara yang semakin kompleks. TNI telah dan terus berusaha mengatasi ketertinggalannya untuk menjadi kekuatan pertahanan yang dihormati kawan dan disegani lawan.
Optimistisme TNI semakin kuat dengan semakin kuatnya ekonomi Indonesia dewasa ini, sehingga negara dapat mengalokasikan anggaran lebih besar untuk belanja dan modernisasi militer.
Kemajuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus dengan dibarengi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengawakinya. TNI terus berusaha untuk membekali para prajuritnya dengan ragam pendidikan, pelatihan, dan penugasan yang semakin memperluas cakrawala berpikir dan bertindak sehingga pembangunan kemampuan prajurit TNI dapat berjalan dengan baik dan pada akhirnya TNI dapat semakin profesional dan berkelas dunia.
Modernisasi alutsista TNI semata-mata untuk menjaga kedaulatan dan integritas negara maupun menjaga keamanan regional maupun kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Modernisasi alutsista penting agar persenjataan TNI tidak tertinggal dari negara lain dalam menegakkan supremasi kedaulatan NKRI.
Modernisasi alutsista sebagai jawaban atas tantangan menjaga kedaulatan NKRI yang semakin berat. TNI adalah komponen utama dalam sistem pertahanan negara. Namun, dalam pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara kita, perang adalah jalan terakhir jika tidak ada cara lain. Cinta damai harus dijadikan pedoman dalam menjalankan politik dalam dan luar negeri.
Sikap tersebut harus senantiasa dijaga agar Indonesia tidak direndahkan oleh negara lain, maupun gangguan disintegrasi bangsa. Dengan alutsista yang kuat, negara lain maupun kelompok separatis akan berpikir dua kali mengganggu kedaulatan negara. Alutsista modern harus dipertanggung jawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Harapan TNI
Kejayaan TNI dengan kekuatan alutsista yang mumpuni merupakan impian TNI ke depan sekaligus menjadi cita-cita bersama rakyat dan bangsa Indonesia. Terwujudnya TNI yang Profesional, Militan, Solid, dan Bersama Rakyat TNI Kuat sesuai tema yang diangkat pada HUT TNI tahun inipun menjadi obsesi seluruh lapisan masyarakat di bumi pertiwi.
TNI berkomitmen untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dengan keterampilan yang dimiliki baik dalam penguasaan taktik dan teknis kemiliteran andal dibarengi dengan keunggulan moral, watak pantang menyerah, sifat rela berkorban dan soliditas antar angkatan serta berorientasi kebangsaan dalam rangka mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia.
Diharapkan ke depan, TNI memiliki prajurit mampu bertempur dan menang dalam pertempuran, kesejahteraan prajurit meningkat, prajurit mampu bersikap profesional dan memiliki sikap sebagai prajurit yang militan, pantang menyerah, rendah hati, tidak sombong, prajurit yang menghormati hukum dan menjunjung tinggi hak-hak manusia.
Oleh karenanya, prajurit TNI tidak boleh terprovokasi dan tetap berpegang pada jati diri TNI, karena menjadi prajurit adalah pilihan kata hati. Bersama rakyat, TNI kuat, itulah amanah" yang terus dijunjung tinggi.
Pusat Penerangan TNI
TNI kemudian tumbuh dan berkembang hingga mencapai usia 68 tahun pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013. Usia 68 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah pengabdian, namun untuk ukuran manusia, usia ini tergolong matang dalam pemikiran dan dewasa dalam tindakan. Perjalanan panjang yang telah dijalani TNI penuh dengan perjuangan tiada henti. Bagi TNI apapun keputusan politik yang diambil bangsa ini, dengan penuh keikhlasan harus dijalani.
Hal ini dibuktikan TNI, tatkala rakyat Indonesia berkehendak untuk menata ulang posisi dan peran tentara, TNI-pun berusaha untuk melaksanakan amanah UU dengan melakukan berbagai perubahan/reformasi TNI.
Peran baru yang telah ditunjukkan TNI, selaras dengan paradigma baru sebagai landasan utama TNI dalam melaksanakan reformasi internal, melakukan perubahan dan penataan struktur, doktrin dan kultur menuju TNI profesional, militan, solid, dan tidak kalah penting adalah TNI yang mencintai dan dicintai rakyat.
Semua itu, dapat dimaknai bahwa apapun yang dilakukan TNI senantiasa dalam rangka pemberdayaan institusi fungsional TNI dan dilaksanakan bersama-sama dengan komponen bangsa lain dalam koridor bingkai NKRI.
Harus disadari bahwa TNI merupakan bagian dari sistem nasional, serta segenap peran dan tugas TNI dalam kehidupan berbangsa dilakukan atas kesepakatan bersama dengan pengaturan secara konstitusional.
Sebentar lagi tepatnya tahun 2014 nanti, bangsa Indonesia memiliki hajat besar yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, yang dalam pelaksanaannya harus dikawal dan harus dapat berjalan sesuai dengan konstitusi.
Agenda netralitas dan tidak berpolitik praktis secara nyata telah dapat dibuktikan TNI dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di beberapa daerah dan terakhir dalam rangkaian kegiatan pesta demokrasi tahun 2009 lalu. Pada tahun 2014 nanti, agenda besar bangsa ini, bagi TNI harus dapat berjalan sukses dan lebih baik lagi.
Pilihan kata hati
Sejak seorang prajurit mengawali kehidupan keprajuritan dengan mengucapkan sapta marga dan sumpah prajurit, mereka telah berada dalam suatu ikatan moral dan kewajiban profesional. Seluruh prajurit TNI dituntut dapat membuktikan apakah dirinya sebagai seorang prajurit mampu dan sanggup memikul beban tanggung jawab pengabdian, yang sarat kualitas dan integritas. Seluruh prajurit TNI menyadari bahwa menjadi prajurit TNI merupakan pilihan kata hati. Mereka dengan sukarela dan atas kehendak sendiri, bukan karena terpaksa atau dipaksa.
Namun yang paling menonjol adalah adanya keinginan dan motifasi tinggi untuk menjadi prajurit sejati, prajurit yang mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta berusaha menjadi yang terbaik. Tidak kalah penting adalah adanya keinginan untuk membuktikan bahwa mereka yang terbaik diantara kawan, lingkungan maupun kesatuannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan, tuntutan, dan godaan hadir pada saat seorang prajurit sedang dalam penugasan/kedinasan. Oleh karenanya dibutuhkan kontrol ketat setiap langkah yang diambil, apakah sudah tepat secara aturan, peraturan, dan terutama moral.
Memang hal ini acap kali terjadi konflik batin, namun demikian koflik batin tersebut harus dapat dimenangi oleh prajurit TNI sehingga dapat terhindar dari perbuatan yang dapat menciderai institusi TNI.
Tetap pegang jati diri
Jati diri TNI merupakan resultan dari himpunan watak sebagai warga negara Indonesia yang setia pada Pancasila, watak sebagai patriot bangsa Indonesia, watak sebagai kesatria Indonesia menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan menurut ukuran kemanusiaan sesuai ajaran Pancasila serta keterampilan prajurit profesional, baik keterampilan dalam olahyudha maupun tingginya kekuatan moral, serta disiplin dalam menerapkan profesinya, sebagaimana terangkum dalam Sapta Marga.
Secara institusi, jati diri TNI termuat dalam UU Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI yaitu: Pertama sebagai tentara rakyat, yang berarti bahwa prajurit TNI adalah tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia.
TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kedua, sebagai tentara pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan NKRI dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
Ketiga, sebagai tentara nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan serta agama. Keempat, sebagai tentara profesional, berarti TNI merupakan tentara terlatih, terdidik, dilengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
Jati diri dirasa semakin penting, seiring dinamika kehidupan sosial masyarakat yang semakin berkembang dan kompleks. Oleh karenanya, nilai moral merupakan bagian dari jati diri TNI tersebut harus menjadi tumpuan mendasar sebagai salah satu pilar penyangga harkat dan martabat prajurit profesional. Bagi TNI, jati diri dapat berfungsi untuk mempersatukan sikap, semangat, maupun jiwa korps dalam upaya mencapai tujuan sebagaimana tugas diembankan kepadanya.
Di samping itu, jati diri menjadi salah satu pengikat jiwa, penggerak semangat dan penguat suasana kebatinan prajurit. Jati diri TNI merupakan himpunan watak yang telah membentuk TNI sebagai kekuatan perjuangan penting dari bangsa Indonesia.
Setiap prajurit TNI wajib memahami dan menghayati jati diri, dengan cara mengenali dan menyadari kehadiran atau keberadaan seorang prajurit, baik sebagai individu prajurit maupun sebagai bagian tak terpisahkan dari kesatuannya.
Prajurit TNI harus memahami, bahwa kehadiran dan keberadaannya bukan secara kebetulan, tetapi sudah dirancang untuk memiliki tujuan dan kegunaan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Kinerja TNI
Berkat dukungan dan kerja sama berbagai komponen bangsa, pelaksanaan tugas TNI setahun terakhir secara umum dapat berjalan sesuai program yang telah ditetapkan. Pemerintah telah berusaha mengalokasikan anggaran belanja negara yang terus mengalami peningkatan.
Dengan alokasi anggaran ini, TNI akan mengupayakan penggunaannya secara optimal untuk mendapatkan hasil maksimal. Pengelolaan anggaran TNI dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan, hal ini terbukti TNI dapat memperoleh predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari instansi berwenang.
Selanjutnya masalah pengamanan perbatasan, daerah rawan konflik dan pulau terluar, TNI terus berusaha untuk melaksanakan tugas mulia ini dengan penuh rasa tanggung jawab demi tetap tegaknya dan kedaulatan NKRI.
Terkait minimnya sarana dan prasarana di daerah perbatasan dan pulau terluar yang selama ini dialami prajurit, terus diupayakan dengan penambahan sarana transportasi seperti truk, sepeda motor, Komob dan sarana patroli seperti searider, perahu karet, serta kapal angkut air bersih.
Di samping itu, TNI juga telah melengkapi pemasangan alat penjernih air, tanki timbun, pemasangan film energizer/solarcell, alkom serta pembangunan pos-pos/barak prajurit. Tidak ketinggalan, guna memenuhi sarana informasi bagi prajurit dan masyarakat sekitar pos, TNI bekerja sama dengan Sky vision Tbk telah memasang koneksi televisi satelit di 32 pos perbatasan dan terus diupayakan hingga terpasang 200 pos.
Pengamanan laut yurisdiksi nasional dan alur laut kepulauan Indonesia, dilaksanakan melalui operasi keamanan laut, didukung operasi udara, serta patroli laut/udara terkoordinasi dengan angkatan bersenjata negara tetangga. Disamping itu, peningkatan kesiapan armada TNI AL-pun dilakukan dengan penambahan beberapa kapal-kapal patroli cepat.
Selanjutnya, untuk pengamanan wilayah udara yurisdiksi nasional yang terbentang luas dan dilaksanakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional dengan unsur-unsur terdiri atas berbagai instansi.
Penambahan radar militerpun telah dilaksanakan dengan harapan dapat menjangkau dan mengamati seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, beberapa pesawat tempur sergap dan peluru kendali pertahanan udara telah diupayakan demi menjamin kedaulatan negara di udara dan dirgantara.
Tugas pemberdayaan wilayah oleh komando kewilayahan TNI secara umum menunjukkan hasil yang semakin baik, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan nasional, telah terjalin kerja sama dengan berbagai instansi guna menunjang perbaikan taraf hidup masyarakat.
Antara lain di bidang pertanian, kelautan, kehutanan, perumahan, sarana prasarana perdesaan, kesehatan, keluarga berencana, serta pendidikan dan pengajaran di daerah terpencil. Termasuk keikutsertaan TNI dalam penanggulangan bencana alam dan pengungsian penduduk.
Peran serta TNI dalam tugas perdamaian dunia yang dimulai sejak tahun 1957 juga semakin mengharumkan nama Indonesia. Keberadaan sekira 1.1673 prajurit TNI mengemban mandat PBB di beberapa belahan dunia saat ini, seperti di Lebanon, Kongo, Haiti, Sudan, Darfur dan Filiphina menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Netralitas TNI
Posisi TNI jelas dan tegas yaitu netral menyongsong Pemilu 2014 akan datang. TNI akan berdiri pada posisi netral dan memberikan kontribusi positif atas penyelenggaraannya sesuai peraturan perundang-undangan.
Pemilu 2014 memiliki arti yang cukup strategis bagi masa depan dan keberlanjutan pembangunan nasional, sehingga TNI bersama-sama dengan komponen bangsa lain harus dapat mensukseskan Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan secara demokratis dan damai.
Dalam berbagai kesempatan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengimbau kepada semua elemen untuk tidak menarik TNI ke medan politik praktis, yang dapat menjadikan TNI tidak netral.
TNI juga senantiasa menyatu dengan rakyat. Prinsip ini harus dipegang teguh oleh segenap prajurit TNI di manapun berada untuk dapat mensukseskan pemilu 2014.
TNI dan semua elemen bangsa harus menjamin Pemilu 2014 dapat berlangsung secara lancar, tertib, bebas, adil dan damai, karena pemilu adalah masa depan keberlanjutan pembangunan nasional. Kesiap siagaan seluruh jajaran satuan TNI terus dipelihara dan ditingkatkan, baik dalam tugas-tugas kedaulatan maupun tugas-tugas perbantuan pengamanan agenda nasional, khususnya menjelang Pemilu 2014.
TNI juga terus menjalin koordinasi dan keterpaduan dengan Polri, serta semua komponen bangsa, agar setiap agenda nasional termasuk proses politik di bangsa ini dapat berjalan dengan baik, aman dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Terus berbenah diri
Seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tentu menginginkan agar TNI menjadi kebanggaan bangsa ini semakin hari semakin profesional, modern, sehingga memiliki daya tangkal dalam menghadapi ancaman dan tantangan keamanan negara yang semakin kompleks. TNI telah dan terus berusaha mengatasi ketertinggalannya untuk menjadi kekuatan pertahanan yang dihormati kawan dan disegani lawan.
Optimistisme TNI semakin kuat dengan semakin kuatnya ekonomi Indonesia dewasa ini, sehingga negara dapat mengalokasikan anggaran lebih besar untuk belanja dan modernisasi militer.
Kemajuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus dengan dibarengi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengawakinya. TNI terus berusaha untuk membekali para prajuritnya dengan ragam pendidikan, pelatihan, dan penugasan yang semakin memperluas cakrawala berpikir dan bertindak sehingga pembangunan kemampuan prajurit TNI dapat berjalan dengan baik dan pada akhirnya TNI dapat semakin profesional dan berkelas dunia.
Modernisasi alutsista TNI semata-mata untuk menjaga kedaulatan dan integritas negara maupun menjaga keamanan regional maupun kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Modernisasi alutsista penting agar persenjataan TNI tidak tertinggal dari negara lain dalam menegakkan supremasi kedaulatan NKRI.
Modernisasi alutsista sebagai jawaban atas tantangan menjaga kedaulatan NKRI yang semakin berat. TNI adalah komponen utama dalam sistem pertahanan negara. Namun, dalam pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara kita, perang adalah jalan terakhir jika tidak ada cara lain. Cinta damai harus dijadikan pedoman dalam menjalankan politik dalam dan luar negeri.
Sikap tersebut harus senantiasa dijaga agar Indonesia tidak direndahkan oleh negara lain, maupun gangguan disintegrasi bangsa. Dengan alutsista yang kuat, negara lain maupun kelompok separatis akan berpikir dua kali mengganggu kedaulatan negara. Alutsista modern harus dipertanggung jawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Harapan TNI
Kejayaan TNI dengan kekuatan alutsista yang mumpuni merupakan impian TNI ke depan sekaligus menjadi cita-cita bersama rakyat dan bangsa Indonesia. Terwujudnya TNI yang Profesional, Militan, Solid, dan Bersama Rakyat TNI Kuat sesuai tema yang diangkat pada HUT TNI tahun inipun menjadi obsesi seluruh lapisan masyarakat di bumi pertiwi.
TNI berkomitmen untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dengan keterampilan yang dimiliki baik dalam penguasaan taktik dan teknis kemiliteran andal dibarengi dengan keunggulan moral, watak pantang menyerah, sifat rela berkorban dan soliditas antar angkatan serta berorientasi kebangsaan dalam rangka mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia.
Diharapkan ke depan, TNI memiliki prajurit mampu bertempur dan menang dalam pertempuran, kesejahteraan prajurit meningkat, prajurit mampu bersikap profesional dan memiliki sikap sebagai prajurit yang militan, pantang menyerah, rendah hati, tidak sombong, prajurit yang menghormati hukum dan menjunjung tinggi hak-hak manusia.
Oleh karenanya, prajurit TNI tidak boleh terprovokasi dan tetap berpegang pada jati diri TNI, karena menjadi prajurit adalah pilihan kata hati. Bersama rakyat, TNI kuat, itulah amanah" yang terus dijunjung tinggi.
Pusat Penerangan TNI
(kur)