Panduan Bekerja dari Rumah
A
A
A
Aprilina Prastari
Penulis Buku "Jangan Asal Resign untuk Ibu Bekerja"
Pelaku Remote Working
PENYEBARAN virus corona semakin luas. Jumlah pasien yang positif terinfeksi virus COVID-19 yang terus bertambah membuat pemerintah mengimbau agar karyawan bekerja dari rumah.
Bekerja dari rumah sebetulnya bukan sesuatu yang baru, terlebih bagi mereka yang bekerja di dunia komunikasi, seperti advertising atau PR agency. Meski begitu, seseorang atau tim yang ingin bekerja dari rumah perlu menyiapkan diri menghadapi beberapa tantangan.
Tantangan bekerja dari rumah bisa datang dari diri sendiri dan lingkungan rumah. Dari diri sendiri misalnya, tidak terbiasa bekerja sendiri di rumah. Kalau di kantor bisa berdiskusi langsung, ketika bekerja dari rumah, harus berpikir sendiri, atau berdiskusi dengan tim secara jarak jauh.
Selain itu, ada juga orang yang kurang nyaman jika kondisi ruangan kurang memadai. Apalagi jika di rumah banyak anggota keluarga lain, atau tidak ada ruangan khusus untuk bekerja.
Tantangan terberat, godaan melawan kemalasan. Terlebih jika di rumah ada TV berbayar yang menyediakan banyak tontonan menarik. Namun, tidak adanya fasilitas internet juga dapat menjadi masalah tersediri mengingat bekerja jarak jauh sangat membutuhkan laptop dan jaringan internet yang memadai.
Bagi karyawan yang sudah memiliki anak, terlebih balita, ini juga bukan tantangan yang ringan. Bagi anak, ketika orang tua di rumah, berarti bermain. Bukan tidak mungkin anak menjadi rewel karena ingin bermain karena melihat orang tuanya berada di rumah.
Menghadapi tantangan tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Beradaptasi
Pertama, bagi karyawan yang sudah memiliki anak, terutama balita, berikan pengertian, bahwa orang tua tetap bekerja meski di rumah. Caranya, siapkan ruangan khusus yang menandakan bahwa kalau orang tua berada di sana berarti sedang bekerja.
Atau, perilaku khusus yang menandakan bahwa orang tua sedang bekerja. Misal, orang tua dapat mengedukasi anak, bahwa kalau Ayah Bunda sedang di depan laptop berarti sedang bekerja. Tentukan jam kerja. Pada jam istirahat, barulah dapat meluangkan waktu untuk bermain dengan anak.
Kedua, tegas pada diri sendiri. Ingat, bahwa di rumah bukan berarti libur. Artinya, kita pun harus menyiapkan waktu kerja seperti bekerja di kantor.
Buat daftar pekerjaan, tentukan kapan pekerjaan itu harus selesai. Matikan TV dan ketika berada di depan laptop, fokus pada apa yang harus dikerjakan.
2. Perlunya SOP, Pembagian Tugas, dan KPI
Jika Anda seorang pimpinan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar tim dapat bekerja dari rumah dengan baik. Ada beberapa platform yang bisa digunakan untuk bekerja jarak jauh. Namun yang paling penting adalah membangun kesadaran tim bahwa bekerja dari rumah sama saja dengan bekerja di kantor. Bedanya, hanya tempatnya saja.
Pertama, miliki standard operating procedure (SOP). Beberapa SOP yang harus disiapkan di antaranya:
- SOP berkomunikasi, merespon pertanyaan dari atasan atau tim. Misal, pastikan HP selalu aktif pada jam kerja. Menjawab pesan singkat paling lambat 5-10 menit, menjawab email paling lambat 30 menit. Berkomunikasi via email pun perlu SOP tersendiri. Misal, tiap topik diskusi menggunakan satu utas.
- Sistem pelaporan pekerjaan. Misal, kapan saja tim harus memberikan pelaporan kerja.
- Tentukan media berkomunikasi. Buat grup khusus di WhatsApp atau Telegram untuk memudahkan komunikasi.
- Jam kerja. Jika menggunakan sistem manual, pimpinan tiap tim kerja perlu membuat presensi tim dengan mencatat apa saja kegiatan yang mereka lakukan. Jika menggunakan sistem manual, diperlukan kejujuran tim untuk mengisinya.
- Presentasi secara daring.
Kedua, tentukan pembagian tugas masing-masing tim. Apa saja yang harus mereka lakukan hari itu. Sebelum jam kerja selesai, masing-masing karyawan harus melaporkan apa saja yang sudah mereka kerjakan.
Ketiga, buat deadline dan KPI. Jika karyawan harus menyelesaikan sebuah tugas, tentukan berapa lama mereka harus menyelesaikannya.
Dengan kecanggihan teknologi, bekerja dari rumah sangat mungkin dilakukan dengan berbagai cara. Meskipun memang tidak semua pekerjaan dapat dengan mudah dilakukan dari rumah. Namun dengan memilah dan memilih SDM yang dapat bekerja dari rumah, dengan mempertimbangkan jenis pekerjaannya, setidaknya dapat mengurangi resiko penyebaran penularan. Bagi yang tetap bekerja di kantor, tentu harus melewati protokol yang ketat.
Bagi perusahaan, berikan kemudahan untuk karyawan dalam melakukan kerja dari rumah, salah satunya dengan menambah kuota internet, dan peminjaman laptop bagi karyawan yang tidak memiliki laptop.
Penulis Buku "Jangan Asal Resign untuk Ibu Bekerja"
Pelaku Remote Working
PENYEBARAN virus corona semakin luas. Jumlah pasien yang positif terinfeksi virus COVID-19 yang terus bertambah membuat pemerintah mengimbau agar karyawan bekerja dari rumah.
Bekerja dari rumah sebetulnya bukan sesuatu yang baru, terlebih bagi mereka yang bekerja di dunia komunikasi, seperti advertising atau PR agency. Meski begitu, seseorang atau tim yang ingin bekerja dari rumah perlu menyiapkan diri menghadapi beberapa tantangan.
Tantangan bekerja dari rumah bisa datang dari diri sendiri dan lingkungan rumah. Dari diri sendiri misalnya, tidak terbiasa bekerja sendiri di rumah. Kalau di kantor bisa berdiskusi langsung, ketika bekerja dari rumah, harus berpikir sendiri, atau berdiskusi dengan tim secara jarak jauh.
Selain itu, ada juga orang yang kurang nyaman jika kondisi ruangan kurang memadai. Apalagi jika di rumah banyak anggota keluarga lain, atau tidak ada ruangan khusus untuk bekerja.
Tantangan terberat, godaan melawan kemalasan. Terlebih jika di rumah ada TV berbayar yang menyediakan banyak tontonan menarik. Namun, tidak adanya fasilitas internet juga dapat menjadi masalah tersediri mengingat bekerja jarak jauh sangat membutuhkan laptop dan jaringan internet yang memadai.
Bagi karyawan yang sudah memiliki anak, terlebih balita, ini juga bukan tantangan yang ringan. Bagi anak, ketika orang tua di rumah, berarti bermain. Bukan tidak mungkin anak menjadi rewel karena ingin bermain karena melihat orang tuanya berada di rumah.
Menghadapi tantangan tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Beradaptasi
Pertama, bagi karyawan yang sudah memiliki anak, terutama balita, berikan pengertian, bahwa orang tua tetap bekerja meski di rumah. Caranya, siapkan ruangan khusus yang menandakan bahwa kalau orang tua berada di sana berarti sedang bekerja.
Atau, perilaku khusus yang menandakan bahwa orang tua sedang bekerja. Misal, orang tua dapat mengedukasi anak, bahwa kalau Ayah Bunda sedang di depan laptop berarti sedang bekerja. Tentukan jam kerja. Pada jam istirahat, barulah dapat meluangkan waktu untuk bermain dengan anak.
Kedua, tegas pada diri sendiri. Ingat, bahwa di rumah bukan berarti libur. Artinya, kita pun harus menyiapkan waktu kerja seperti bekerja di kantor.
Buat daftar pekerjaan, tentukan kapan pekerjaan itu harus selesai. Matikan TV dan ketika berada di depan laptop, fokus pada apa yang harus dikerjakan.
2. Perlunya SOP, Pembagian Tugas, dan KPI
Jika Anda seorang pimpinan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar tim dapat bekerja dari rumah dengan baik. Ada beberapa platform yang bisa digunakan untuk bekerja jarak jauh. Namun yang paling penting adalah membangun kesadaran tim bahwa bekerja dari rumah sama saja dengan bekerja di kantor. Bedanya, hanya tempatnya saja.
Pertama, miliki standard operating procedure (SOP). Beberapa SOP yang harus disiapkan di antaranya:
- SOP berkomunikasi, merespon pertanyaan dari atasan atau tim. Misal, pastikan HP selalu aktif pada jam kerja. Menjawab pesan singkat paling lambat 5-10 menit, menjawab email paling lambat 30 menit. Berkomunikasi via email pun perlu SOP tersendiri. Misal, tiap topik diskusi menggunakan satu utas.
- Sistem pelaporan pekerjaan. Misal, kapan saja tim harus memberikan pelaporan kerja.
- Tentukan media berkomunikasi. Buat grup khusus di WhatsApp atau Telegram untuk memudahkan komunikasi.
- Jam kerja. Jika menggunakan sistem manual, pimpinan tiap tim kerja perlu membuat presensi tim dengan mencatat apa saja kegiatan yang mereka lakukan. Jika menggunakan sistem manual, diperlukan kejujuran tim untuk mengisinya.
- Presentasi secara daring.
Kedua, tentukan pembagian tugas masing-masing tim. Apa saja yang harus mereka lakukan hari itu. Sebelum jam kerja selesai, masing-masing karyawan harus melaporkan apa saja yang sudah mereka kerjakan.
Ketiga, buat deadline dan KPI. Jika karyawan harus menyelesaikan sebuah tugas, tentukan berapa lama mereka harus menyelesaikannya.
Dengan kecanggihan teknologi, bekerja dari rumah sangat mungkin dilakukan dengan berbagai cara. Meskipun memang tidak semua pekerjaan dapat dengan mudah dilakukan dari rumah. Namun dengan memilah dan memilih SDM yang dapat bekerja dari rumah, dengan mempertimbangkan jenis pekerjaannya, setidaknya dapat mengurangi resiko penyebaran penularan. Bagi yang tetap bekerja di kantor, tentu harus melewati protokol yang ketat.
Bagi perusahaan, berikan kemudahan untuk karyawan dalam melakukan kerja dari rumah, salah satunya dengan menambah kuota internet, dan peminjaman laptop bagi karyawan yang tidak memiliki laptop.
(poe)