Sensus Gunakan Bahan Kemendagri, BPS Harap Satu Data Terwujud

Kamis, 05 Desember 2019 - 21:02 WIB
Sensus Gunakan Bahan...
Sensus Gunakan Bahan Kemendagri, BPS Harap Satu Data Terwujud
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan, menggunakan data milik Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), untuk sensus penduduk tahun 2020. Dengan pengunaan ini diharapkan rencana satu data Indonesia dapat diwujudkan.

"Nanti hasil dari Sensus Penduduk ini akan mengarah pada Satu Data Indonesia," ujar Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) di Kantor Kemendagri, Kamis (5/12/2019).

Dengan pengunaan data ini maka mekanisme sensus mendatang akan berbeda. Dimana biasanya petugas menggunakan kuesioner kosong saat melakukan sensus maka tahun depan menggunakan data dukcapil.

"Sekarang petugas BPS kini memakai kuesioner yang berbasis pada Dukcapil Kemendagri. Agar nanti petugas akan mengecek apakah ada perkembangan dari kondisi warga berbasiskan data Dukcapil terakhir," tuturnya.

Dia mengatakan bahwa melalui wawancara tersebut akan dilihat apakah data Dukcapil masih sama atau tidak. Jika ada perubahan maka akan dicatat oleh petugas sensus.

"Kalau berubah nanti kita catat dan kita update. Perubahan itu kita akan berikan kepada Dukcapil sebgaai data balikan. Sehingga data pemerintah clear, tidak ada perbedaan," ujarnya.

Lebih lanjut Margo mengatakan, tahun 2020 merupakan sensus ketujuh bagi Indonesia. Dia menyebut akan menerjunkan sebanyak 390 ribu petugas sensus yang dibantu 1,2 juta pengurus RT.

"Sensus penduduk 2020 dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, memakai pola sensus penduduk online dilaksanakan pertengahan Februari sampai akhir Maret 2020 dengan memutakhirkan data pribadi anggota keluarga. Tahap kedua, pada bulan Juli 2019 dilakukan sensus dari rumah ke rumah bagi yang belum berpartisipasi pada sensus online," jelasnya.

Dia mengatakan, sensus online merupakan hal baru di sensus mendatang. Langkah ini dinilai memudahkan masyarakat yang memiliki kesibukan tinggi untuk berpartisipasi dalam sensus penduduk sehingga tidak perlu menunggu petugas sensus.

Di sisi lain dia mengaku bahwa salah satu hambatan sensus adalah menembus warganyang tinggal di apartemen. "Kenapa Sensus Online? Untuk memberikan kemudahan bagi orang-orang yang tinggal di wilayah urban, yang karena kesibukannya padat tapi tetap bisa berpartisipasi di Sensus Penduduk. Targetnya memang segmented, yang punya jaringan telekomunikasi bagus, bagi orang-orang yang memiliki kesibukan tinggi," paparnya.

Sementara itu Sekretaris Ditjen Dukcapil Kemendagri I Gede Suratha mengatakan, memang memungkinkan untuk Dukcapil menyerahkan data kepada BPS. Menurutnya memang ada beberapa elemen data untuk diserahkan kepada BPS.

"Jadi ada KK, ada nama, ada NIK dan seterusnya. Ada tempat tanggal lahir dan sebagainya," katanya.

Menurut dia, data balikan dari BPS setelah sensus sangat bermanfaat bagi Dukcapil. Dimana jika ada perubahan pihak dukcapil akan bergerak untuk meminta warga memperbaharui datanya. Pasalnya Dukcapil tidak bisa langsung mengubah data tanpa laporan pemilik dokumen kependudukan.

"BPS ke lapangan ketemu ternyata orangnya sudah meninggal. Tapi tercatat di Dukcapil kan masih itu masih hidup dia karena nggak dilaporkan. Berdasarkan data ini nanti dukcapil itu, stesel aktifnya berhubungan dengan KK tersebut agar mengurus surat akta kematian. Jadi nanti akan memperbaiki data-data Dukcapil," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)