Kemendagri Nilai Kreativitas Kepala Daerah Semakin Baik
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah kepala daerah dinilai memiliki kreativitas yang luar biasa dalam mengoptimalkan potensi daerahnya. Gambaran ini terlihat dari kegiatan Indonesia Visionary Leader (IVL) Season 6 yang digelar SINDO Media (Koran SINDO, SINDOnews.com, dan SINDO Weekly di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Sayangnya, selama ini kreativitas para kepala daerah tersebut belum banyak terlihat ke permukaan. Pada hari kedua IVL, ada enam kepala daerah yang memaparkan potensi daerah masing-masing dah berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan investasi dan kesejahteraan masyarakatnya. (Baca juga: Bangun Gorontalo, Bupati Nelson Genjot Investasi dan Promosi)
Mereka adalah Wali Kota Solok Zul Elfian, Bupati Pelalawan Muhammad Harris, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Bupati Pamekasan Badrut Tamam, dan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw. (Baca: Bicara di IVL, Bupati Jayapura Paparkan Peran Strategis Distrik)
Mereka diuji empat panel experts, yakni Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Kemendagri Budi Santosa mewakili Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik, Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, Ketua Pembina Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) Andi Ilham Said, serta Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute dan Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto.. (Baca juga: Majukan Ekonomi, Bupati Pamekasan Canangkan Desa Tematik)
Budi mengatakan, dari paparan yang disampaikan para kepala daerah, banyak kepala daerah yang sedemikian kreatif dalam mengelola pemerintahannya. Dia mencontohkan Bupati Tabalong Anang Syakhfiani yang memanfaatkan daerahnya sebagai pintu masuk dan keluar sejumlah provinsi dengan cara membangun rumah sakit. ”Yang datang berobat itu dari beberapa provinsi, dan ini kan pendapatan,” tuturnya.
Contoh lainnya Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo yang menerapkan keahliannya sebagai akademisi dalam memimpin daerahnya. ”Segala sesuatunya dirinci sedemikian rupa padahal bupati itu kan banyak pekerjaan di luar konteks akademis karena harus berhadapan langsung dengan masyarakat. Tapi beliau berhasil memadukan itu,” urainya.
Budi menyebut, semakin banyak kepala daerah yang sudah semakin kreatif untuk mengelola atau mempercepat kesejahteraan rakyatnya dengan mengoptimalkan potensi masing-masing. ”Contohnya kalau dia sadar bahwa unggulannya di bidang pertanian, dia genjot pertanian. Kalau dia unggul di pariwisata seperti Denpasar, dia genjot di pariwisata,” katanya.
Sayangnya, selama ini kreativitas para kepala daerah tersebut belum banyak terlihat ke permukaan. Pada hari kedua IVL, ada enam kepala daerah yang memaparkan potensi daerah masing-masing dah berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan investasi dan kesejahteraan masyarakatnya. (Baca juga: Bangun Gorontalo, Bupati Nelson Genjot Investasi dan Promosi)
Mereka adalah Wali Kota Solok Zul Elfian, Bupati Pelalawan Muhammad Harris, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Bupati Pamekasan Badrut Tamam, dan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw. (Baca: Bicara di IVL, Bupati Jayapura Paparkan Peran Strategis Distrik)
Mereka diuji empat panel experts, yakni Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Kemendagri Budi Santosa mewakili Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik, Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, Ketua Pembina Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) Andi Ilham Said, serta Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute dan Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto.. (Baca juga: Majukan Ekonomi, Bupati Pamekasan Canangkan Desa Tematik)
Budi mengatakan, dari paparan yang disampaikan para kepala daerah, banyak kepala daerah yang sedemikian kreatif dalam mengelola pemerintahannya. Dia mencontohkan Bupati Tabalong Anang Syakhfiani yang memanfaatkan daerahnya sebagai pintu masuk dan keluar sejumlah provinsi dengan cara membangun rumah sakit. ”Yang datang berobat itu dari beberapa provinsi, dan ini kan pendapatan,” tuturnya.
Contoh lainnya Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo yang menerapkan keahliannya sebagai akademisi dalam memimpin daerahnya. ”Segala sesuatunya dirinci sedemikian rupa padahal bupati itu kan banyak pekerjaan di luar konteks akademis karena harus berhadapan langsung dengan masyarakat. Tapi beliau berhasil memadukan itu,” urainya.
Budi menyebut, semakin banyak kepala daerah yang sudah semakin kreatif untuk mengelola atau mempercepat kesejahteraan rakyatnya dengan mengoptimalkan potensi masing-masing. ”Contohnya kalau dia sadar bahwa unggulannya di bidang pertanian, dia genjot pertanian. Kalau dia unggul di pariwisata seperti Denpasar, dia genjot di pariwisata,” katanya.
(cip)