KPU Berharap Mimbar Keagamaan Jadi Media Sosialisasi Pemilu 2019
A
A
A
JAKARTA - Jelang pemungutan suara pada 17 April mendatang masih terdapat warga yang masih bingung untuk menggunakan hak pilih mereka. Salah satunya terjadi di wilayah Sunda Kelapa, Jakarta. Warga dikabarkan masih bingung dengan lima ketentuan surat suara yang akan dicoblos pada pemilu nanti.
Menanggapi hal ini, Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengklaim pihaknya terus menggencarkan sosialiasi dan pendidikan pemilih dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat. Selain itu, lembaganya juga terus melalui jajaran KPU provinsi, kabupaten/kota, PPK dan PPS terus melakukan sosialisasi.
"Sehingga kita berharap sampai dengan hari pemungutan suara sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan oleh KPU dalam derajat yang memadai bagi seluruh pemilih," ujar Wahyu di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
(Baca juga: KPU Beri Kesempatan Selama 3-5 Menit bagi Pemilih Berada di TPS)
Selain komponen tersebut, lanjut Wahyu, KPU juga meminta kepada jajaran pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga pemantau pemilu dan LSM untuk membantu melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Menurut Wahyu, KPU juga merencanakan dalam tiga minggu sebelum pemungutan suara akan melakukan kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih melalui mimbar-mimbar keagamaan.
"Jadi misalnya nanti salat Jumat kegiatan di Gereja, di Pura, di Wihara itu juga di tempat ibadah yang lain akan kita manfaatkan sebagai media sosialisasi dan pendidikan pemilu juga," ucapnya.
Tak hanya itu, Wahyu menganggap sosialisasi juga bisa menggunakan media sosial di samping juga keberadaan media mainstream yang selama ini sudah melakukan hal tersebut. "Jadi kita akan menjaring warganet untuk mendapatkan informasi terkait dengan pemilu juga terkait dengan pendidikan pemilih," pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengklaim pihaknya terus menggencarkan sosialiasi dan pendidikan pemilih dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat. Selain itu, lembaganya juga terus melalui jajaran KPU provinsi, kabupaten/kota, PPK dan PPS terus melakukan sosialisasi.
"Sehingga kita berharap sampai dengan hari pemungutan suara sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan oleh KPU dalam derajat yang memadai bagi seluruh pemilih," ujar Wahyu di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
(Baca juga: KPU Beri Kesempatan Selama 3-5 Menit bagi Pemilih Berada di TPS)
Selain komponen tersebut, lanjut Wahyu, KPU juga meminta kepada jajaran pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga pemantau pemilu dan LSM untuk membantu melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Menurut Wahyu, KPU juga merencanakan dalam tiga minggu sebelum pemungutan suara akan melakukan kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih melalui mimbar-mimbar keagamaan.
"Jadi misalnya nanti salat Jumat kegiatan di Gereja, di Pura, di Wihara itu juga di tempat ibadah yang lain akan kita manfaatkan sebagai media sosialisasi dan pendidikan pemilu juga," ucapnya.
Tak hanya itu, Wahyu menganggap sosialisasi juga bisa menggunakan media sosial di samping juga keberadaan media mainstream yang selama ini sudah melakukan hal tersebut. "Jadi kita akan menjaring warganet untuk mendapatkan informasi terkait dengan pemilu juga terkait dengan pendidikan pemilih," pungkasnya.
(kri)