KH Ma'ruf Amin: Ulama Harus Menjaga Keutuhan Indonesia
A
A
A
MALANG - Ulama dan santri memiliki peran besar untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk rongrongan dan paham radikalisme.
Besarnya peran para ulama dan santri ini, diungkapkan oleh KH Ma'ruf Amin saat bertemu dengan para kiai muda dari berbagai daerah di Jawa Timur, yang tergabung dalam Kiai Muda Bersatu (KMB).
Dalam pertemuan di Harris Hotel Kota Malang tersebut, kiai yang kini menempati posisi sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) ini mengungkapkan, pertemuan ini merupakan bentuk silaturahmi para ulama, pimpinan NU, dan pimpinan pondok pesantren.
"Silaturahmi ini mengajak para ulama untuk menjaga Bangsa Indonesia. Mengawal negara ini, agar tidak dirusak oleh paham radikalisme, terorisme, dan gerakan sparatisme," ujarnya, Senin (29/10/2018).
Menurutnya, ulama harus berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI dan tidak bersikap masa bodoh atas kondisi bangsa ini. "Kalaupun ada perbedaan dalam pilihan, tentunya para ulama juga harus berperan menjaga persatuan, agar tidak terjadi perpecahan bangsa," imbuhnya.
Dalam menjalankan tugas menjaga dan melayani umat, lanjut Ma'ruf, ulama tidak bisa menjalankannya secara sendiri-sendiri, dibutuhkan penanganan secara bersama-sama seperti yang selama ini dilakukan NU.
"NU dibangun oleh para ulama, untuk membangun gerakan perlindungan, perbaikan, dan penyelamatan umat," tutur Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 ini.
Langkah perlindungan itu, tentunya bertujuan melindungi umat dari akidah yang menyimpang, akidah yang rusak, dan cara berpikir yang menyimpang. "Kalau perbedaan itu yang perlu kita toleransi. Tetapi, yang akidahnya menyimpang atau rusak, tidak bisa ditoleransi, harus kita hentikan," katanya.
Menjaga umat, menurutnya sesuatu yang penting dan harus dilakukan secara bersama-sama. Agar umat tidak terprovokasi dan terjerumus menganut akidah yang melenceng.
Ulama harus bekerja bersama, hal ini dinilai Ma'ruf sangat penting untuk menjaga agama agar tetap dalam paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. "Kita tidak metolelir pemimpin yang nanti akan memusuhi paham Ahlus Sunnah wal Jamaah," ucapnya.
Penyelenggara pertemuan KMB dengan KH Ma'ruf Amin, Nabil Hasbullah mengungkapkan, ada sekitar 200 kiai, ulama, gus, dan para pengurus Nahdlatul Ulama (NU) se-Malang Raya, yang turut dalam pertemuan ini.
"Pertemuan ini, sebagai salah satu upaya ulama untuk menjaga kesatuan Bangsa Indonesia di tengah tantangan jaman," ujar kiai muda dari Pondok Pesantren Darul Hikam, Joresan, Kabupaten Ponorogo.
Besarnya peran para ulama dan santri ini, diungkapkan oleh KH Ma'ruf Amin saat bertemu dengan para kiai muda dari berbagai daerah di Jawa Timur, yang tergabung dalam Kiai Muda Bersatu (KMB).
Dalam pertemuan di Harris Hotel Kota Malang tersebut, kiai yang kini menempati posisi sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) ini mengungkapkan, pertemuan ini merupakan bentuk silaturahmi para ulama, pimpinan NU, dan pimpinan pondok pesantren.
"Silaturahmi ini mengajak para ulama untuk menjaga Bangsa Indonesia. Mengawal negara ini, agar tidak dirusak oleh paham radikalisme, terorisme, dan gerakan sparatisme," ujarnya, Senin (29/10/2018).
Menurutnya, ulama harus berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI dan tidak bersikap masa bodoh atas kondisi bangsa ini. "Kalaupun ada perbedaan dalam pilihan, tentunya para ulama juga harus berperan menjaga persatuan, agar tidak terjadi perpecahan bangsa," imbuhnya.
Dalam menjalankan tugas menjaga dan melayani umat, lanjut Ma'ruf, ulama tidak bisa menjalankannya secara sendiri-sendiri, dibutuhkan penanganan secara bersama-sama seperti yang selama ini dilakukan NU.
"NU dibangun oleh para ulama, untuk membangun gerakan perlindungan, perbaikan, dan penyelamatan umat," tutur Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 ini.
Langkah perlindungan itu, tentunya bertujuan melindungi umat dari akidah yang menyimpang, akidah yang rusak, dan cara berpikir yang menyimpang. "Kalau perbedaan itu yang perlu kita toleransi. Tetapi, yang akidahnya menyimpang atau rusak, tidak bisa ditoleransi, harus kita hentikan," katanya.
Menjaga umat, menurutnya sesuatu yang penting dan harus dilakukan secara bersama-sama. Agar umat tidak terprovokasi dan terjerumus menganut akidah yang melenceng.
Ulama harus bekerja bersama, hal ini dinilai Ma'ruf sangat penting untuk menjaga agama agar tetap dalam paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. "Kita tidak metolelir pemimpin yang nanti akan memusuhi paham Ahlus Sunnah wal Jamaah," ucapnya.
Penyelenggara pertemuan KMB dengan KH Ma'ruf Amin, Nabil Hasbullah mengungkapkan, ada sekitar 200 kiai, ulama, gus, dan para pengurus Nahdlatul Ulama (NU) se-Malang Raya, yang turut dalam pertemuan ini.
"Pertemuan ini, sebagai salah satu upaya ulama untuk menjaga kesatuan Bangsa Indonesia di tengah tantangan jaman," ujar kiai muda dari Pondok Pesantren Darul Hikam, Joresan, Kabupaten Ponorogo.
(kri)