Wapres Ma'ruf Amin Paparkan 4 Kriteria Rais Aam PBNU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres ) Ma'ruf Amin memaparkan 4 kriteria yang mesti dimiliki sosok Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ). Hal ini disampaikan dalam keterangan pers seusai menghadiri peluncuran buku di Hotel Radisson, Jalan Teuku Umar Nomor 1, Kota Bandar Lampung, Lampung, Rabu (22/12/2021).
Kriteria pertama, Rais Aam PBNU adalah seorang yang fakih atau memahami dengan baik aturan dan syariat Islam. "Dia harus fakih. Kalau tidak fakih bagaimana dia menyelesaikan persoalan, tidak ada patokannya,” paparnya.
Kedua, seorang Rais Aam ialah yang munaddzim atau organisator. Menurut Ma’ruf Amin, hal ini menjadi hal yang diperhatikan karena melihat NU sendiri merupakan sebuah organisasi. “NU itu organisasi. Jadi seorang pemimpin tertinggi harus mengerti organisasi,” tutur dia.
Ma’ruf Amin yang sempat terpilih sebagai Rais Aam pada Muktamar Jombang kembali menjelaskan kriteria ketiga sosok Rais Aam adalah harus muharrik atau yang menjadi penggerak. Hal ini melihat dari NU adalah gerakan ulama memperbaiki umat. "Karena (bentuknya) gerakan, dia harus menjadi seorang penggerak,” ujarnya.
Kriteria terakhir, seorang Rais ‘Aam adalah wira’I, yakni senantiasa menjauhkan diri dari maksiat dan perkara syubhat (tidak jelas halal dan haramnya) yang dapat menimbulkan dosa. “Karena itu memang saya katakan Rais ‘Aam itu bukan sekedar posisi struktur organisasi tetapi Rais ‘Aam itu maqam (berkedudukan tinggi). Di NU itu maqam,” tegas Ma’ruf Amin.
Saat ini NU sedang menyelenggarakan Muktamar Ke-34 yakni dari tanggal 22 hingga 24 Desember 2021 di Kota Bandar Lampung. Salah satu agenda penting yang diusung pada Muktamar ini adalah memilih Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU periode 2021 - 2026.
Kriteria pertama, Rais Aam PBNU adalah seorang yang fakih atau memahami dengan baik aturan dan syariat Islam. "Dia harus fakih. Kalau tidak fakih bagaimana dia menyelesaikan persoalan, tidak ada patokannya,” paparnya.
Kedua, seorang Rais Aam ialah yang munaddzim atau organisator. Menurut Ma’ruf Amin, hal ini menjadi hal yang diperhatikan karena melihat NU sendiri merupakan sebuah organisasi. “NU itu organisasi. Jadi seorang pemimpin tertinggi harus mengerti organisasi,” tutur dia.
Ma’ruf Amin yang sempat terpilih sebagai Rais Aam pada Muktamar Jombang kembali menjelaskan kriteria ketiga sosok Rais Aam adalah harus muharrik atau yang menjadi penggerak. Hal ini melihat dari NU adalah gerakan ulama memperbaiki umat. "Karena (bentuknya) gerakan, dia harus menjadi seorang penggerak,” ujarnya.
Kriteria terakhir, seorang Rais ‘Aam adalah wira’I, yakni senantiasa menjauhkan diri dari maksiat dan perkara syubhat (tidak jelas halal dan haramnya) yang dapat menimbulkan dosa. “Karena itu memang saya katakan Rais ‘Aam itu bukan sekedar posisi struktur organisasi tetapi Rais ‘Aam itu maqam (berkedudukan tinggi). Di NU itu maqam,” tegas Ma’ruf Amin.
Saat ini NU sedang menyelenggarakan Muktamar Ke-34 yakni dari tanggal 22 hingga 24 Desember 2021 di Kota Bandar Lampung. Salah satu agenda penting yang diusung pada Muktamar ini adalah memilih Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU periode 2021 - 2026.
(muh)