Seluruh Elemen Diminta Bergerak Lawan Korupsi

Senin, 11 Desember 2017 - 13:37 WIB
Seluruh Elemen Diminta Bergerak Lawan Korupsi
Seluruh Elemen Diminta Bergerak Lawan Korupsi
A A A
JAKARTA - Perjalanan Indonesia pascaera reformasi masih diwarnai dengan kasus korupsi. Untuk menekan angka korupsi, seluruh elemen di Indonesia harus bergerak bersama melakukan pencegahan dan penindakan.

Hal tersebut terungkap dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2017 yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Peringatan Hari Antikorupsi digelar KPK selama dua hari, Senin hingga Selasa (12/12/2017). "Di banyak kesempatan selalu dilihat sepertinya gerakan korupsi tidak bergerak. Sepertinya makin banyak orang melakukan korupsi. Padahal kalau kita lihat perlu ada kerja keras bersama," tutur Ketua KPK Agus Rahardjo saat memberikan sambutan dalam pembukaan peringatan Hakordia di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/12/2017) pagi.

Peringatan Hari Antikorupsi mengangka tema Bergerak Bersama Memberantas Korupsi Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera.

Tema tersebut bertujuan untuk menyatukan semangat pemberantasan dan aksi pencegahan korupsi ke seluruh negeri.

Peringatan Hari Antikorupsi Internasional juga dirangkaikan dengan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) 2017.

KNPK mengangkat tema Komitmen Nasional dalam Menindaklanjuti Hasil Review Implementasi Konvensi PBB Anti Korupsi.

Agus Rahardjo mengatakan, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia hanya 17 dari skala 100. Ketika itu IPK Indonesia terendah di ASEAN.

Sekarang, kata dia, IPK Indonesia di ASEAN sudah berada di nomor tiga, hanya berada di bawah Singapura dan Malaysia. "Indeks persepsi korupsi dari TI (Transparancy International), alhamdulilah kita di arah yang betul," ucapnya.

Menurut Agus, untuk menyalip Singapura yang memiliki IPK paling bagus di ASEAN memerlukan waktu lama.

Pasalnya, tutur dia, The Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) Singapura dibentuk jauh lebih lama dari KPK Indonesia. CPIB dibentuk pada 1952, sementara KPK tahun 2002.

Begitu juga jika ingin menyalip IPK Malaysia maka Indonesia butuh waktu lama. The Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) juga sudah lama dibentuk.

Agus berharap seluruh penegak hukum, kementerian, lembaga, pemerintah daerah, legislatif, partai politik, perusahaan swasta, BUMN, BUMD, masyarakat sipil, dan termasuk juga media massa harus bersatu padu melawan korupsi.

Dia mengatakan, cara yang paling logis adalah melakukan pencegahan korupsi bersama.

Sementara dari sisi penegakan hukum, kata Agus, para penegak hukum mulai dari KPK, Polri, kejaksaan, pengadilan hingga pihak terkait penegak hukum harus melakukan penindakan yang intens.

"Mudah-mudahan IPK kita bisa naik lebh drastis. Arah sudah betul dan alhamdulilah 2016 bisa salip Filipina dan Thailand," tandasnya.

Acara peringatan Hari Korupsi Internasional ini diikuti oleh seluruh penegak hukum, kementerian, lembaga, pemerintah daerah, bumn, bumd, perwakilan fraksi parpol, perusahaan swasta, masyarakat sipil mitra kerja KPK, dan media massa.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6464 seconds (0.1#10.140)