Merdeka adalah Membangun Jiwa Bangsa
A
A
A
Rizky Fajrianto
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
KINI 72 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi namun dalam arti berbeda bukan lagi mengangkat senjata dan berperang melawan penjajah, tapi membangun jiwa bangsa. Kenapa membangun jiwa bangsa yang merdeka itu penting? Membangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi juga penting. Namun, seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya material, tapi sesungguhnya membangun jiwa bangsa. Ya, dengan kata lain, modal utama membangun suatu negara adalah membangun jiwa bangsa.
Membangun jiwa nasionalisme yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal modern sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia Kerja Bersama, rasanya tepat membuat gerakan bersama dalam Refleksi HUT ke-72 Kemerdekaan RI. Seperti pemberantasan illegal fishing, pengelolaan BBM lebih bersih dan transparan, pembangunan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, serta pembangunan Tol Trans Jawa, Trans Sumatera, dan Kalimantan.
Indonesia akan mengalami bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Sebuah kondisi dengan jumlah penduduk usia produktif akan jauh melebihi jumlah penduduk usia nonproduktif. Kondisi ini juga akan dibarengi dengan menurunnya tingkat dependensi kelompok usia nonproduktif terhadap kelompok usia produktif. Kondisi bonus demografi ini tentu adalah sebuah peluang sekaligus tantangan besar bagi Indonesia karena jumlah pemuda yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan produktivitas. Karena itu, sudah saatnya bagi Indonesia berbenah dan mempersiapkan diri untuk menyambut peluang ini. Pemuda adalah kunci pembangunan negara. Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan pemuda di Indonesia merupakan cara paling efektif menghadapi kondisi bonus demografi.
Banyak cara yang bisa diberikan oleh anak-anak muda dalam membangun bangsa mulai dari karyanya, prestasinya, hingga masalah kepekaan sosialnya. Karena membangun negara itu bukan hanya mendapatkan juara dalam perlombaan tingkat nasional atau internasional, tapi membangun bangsa bisa dengan menjadi pemuda memiliki kreativitas, teladan, dan menjadi panutan bagi masyarakat. Apalagi selalu merasa bangga dan senang apabila menjadi katalisator perubahan positif bagi lingkungan sekitar.
Dengan begitu, pemuda memiliki kontribusi aktif dalam memajukan lingkungan dengan berbagai macam karya. Membangun jiwa bangsa melalui sikap baik yang paling sederhana bisa dilakukan pemuda dengan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun). Hal tersebut sederhana, tapi pada generasi milenial saat ini banyak anak muda yang sudah saling acuh, tidak peduli antara sesama, dan lainnya, bagaimana bisa jika ingin membangun Indonesia dengan kondisi seperti itu.
Bayangkan jika seluruh anak muda bangsa memiliki sikap baik, tentu tidak akan ada sikap anarkis, bullying, pemakai narkoba, seks bebas, dan tentu akan tercipta generasi penerus bangsa yang selalu peduli antara sesama untuk mencintai Indonesia serta mengamalkan Pancasila.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
KINI 72 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi namun dalam arti berbeda bukan lagi mengangkat senjata dan berperang melawan penjajah, tapi membangun jiwa bangsa. Kenapa membangun jiwa bangsa yang merdeka itu penting? Membangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi juga penting. Namun, seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya material, tapi sesungguhnya membangun jiwa bangsa. Ya, dengan kata lain, modal utama membangun suatu negara adalah membangun jiwa bangsa.
Membangun jiwa nasionalisme yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal modern sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia Kerja Bersama, rasanya tepat membuat gerakan bersama dalam Refleksi HUT ke-72 Kemerdekaan RI. Seperti pemberantasan illegal fishing, pengelolaan BBM lebih bersih dan transparan, pembangunan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, serta pembangunan Tol Trans Jawa, Trans Sumatera, dan Kalimantan.
Indonesia akan mengalami bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Sebuah kondisi dengan jumlah penduduk usia produktif akan jauh melebihi jumlah penduduk usia nonproduktif. Kondisi ini juga akan dibarengi dengan menurunnya tingkat dependensi kelompok usia nonproduktif terhadap kelompok usia produktif. Kondisi bonus demografi ini tentu adalah sebuah peluang sekaligus tantangan besar bagi Indonesia karena jumlah pemuda yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan produktivitas. Karena itu, sudah saatnya bagi Indonesia berbenah dan mempersiapkan diri untuk menyambut peluang ini. Pemuda adalah kunci pembangunan negara. Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan pemuda di Indonesia merupakan cara paling efektif menghadapi kondisi bonus demografi.
Banyak cara yang bisa diberikan oleh anak-anak muda dalam membangun bangsa mulai dari karyanya, prestasinya, hingga masalah kepekaan sosialnya. Karena membangun negara itu bukan hanya mendapatkan juara dalam perlombaan tingkat nasional atau internasional, tapi membangun bangsa bisa dengan menjadi pemuda memiliki kreativitas, teladan, dan menjadi panutan bagi masyarakat. Apalagi selalu merasa bangga dan senang apabila menjadi katalisator perubahan positif bagi lingkungan sekitar.
Dengan begitu, pemuda memiliki kontribusi aktif dalam memajukan lingkungan dengan berbagai macam karya. Membangun jiwa bangsa melalui sikap baik yang paling sederhana bisa dilakukan pemuda dengan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun). Hal tersebut sederhana, tapi pada generasi milenial saat ini banyak anak muda yang sudah saling acuh, tidak peduli antara sesama, dan lainnya, bagaimana bisa jika ingin membangun Indonesia dengan kondisi seperti itu.
Bayangkan jika seluruh anak muda bangsa memiliki sikap baik, tentu tidak akan ada sikap anarkis, bullying, pemakai narkoba, seks bebas, dan tentu akan tercipta generasi penerus bangsa yang selalu peduli antara sesama untuk mencintai Indonesia serta mengamalkan Pancasila.
(wib)