Empat Ideologi Berusaha Goyang NKRI

Jum'at, 25 Agustus 2017 - 15:22 WIB
Empat Ideologi Berusaha Goyang NKRI
Empat Ideologi Berusaha Goyang NKRI
A A A
JAKARTA - Keputusan final bahwa Pancasila sebagai konstitusi, menandakan sudah saatnya negara dan agama tidak boleh lagi dipertentangkan atau saling meniadakan. Akan tetapi, keduanya justru harus saling mengisi dan mendukung.

"Tantangan yang nyata di depan mata saat ini adalah serangan berupa empat ideologi yang dapat menggoyahkan NKRI," kata Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy, di Jakarta, Jumat (25/8/2017).

Menurutnya, ideologi dimaksud adalah neokomunisme, radikalisme, sosial demokrat, dan neoliberal. Untuk itu, diperlukan persatuan dari berbagai elemen anak bangsa Indonesia untuk menghadapinya.

"Paham Islam radikal dan ekstremis, bertujuan untuk mendirikan khilafah, negara Islam Indonesia dan penerapan syariat Islam. Mereka memiliki strategi menggunakan teror dan kekerasan atas nama jihad. Hal itu seperti yang dilakukan oleh ISIS," ujarnya.

Sementara, neokomunisme bertujuan untuk merebut kekuasaan politik. "Neokomunis juga inginmenerapkan konsepsi Partai Komunis Indonesia. Mereka memiliki strategi untuk menghancurkan tatanan nasional," tandasnya.

(Baca juga: Penjelasan Mendikbud Soal Full Day School dan Madrasah)

Dalam aksinya, mereka menggunakan strategi dengan cara menciptakan konflik vertikal, yaitu antara pemerintah dengan rakyat. Mereka juga menciptakan konflik horizontal antar suku dan golongan dalam masyarakat.

"Sementara, kelompok sosial demokrat bertujuan merebut pengaruh politik. Tidak hanya itu, mereka juga ingin menguasai sumber daya alam dan ekonomi," tegasnya.

Adapun strategi yang digunakan adalah isu HAM dan lingkungan hidup, tekanan ekonomi, infiltrasi dan invasi serta mengusung ideologi pembebasan. Paham neoliberal dikatakannya bertujuan mengusung demokrasi liberal, merebut pengaruh politik dan menguasai sumber daya alam atau ekonomi.

"Kelompok ini juga menggunakan strategi yang digunakan kelompok sosial demokrat. Selain itu, masih ditambah dengan campur tangan dalam berbagai konflik serta mempengaruhi pola pikir," tukasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4767 seconds (0.1#10.140)