Indonesia dan Singapura Punya Kesamaan Soal Keberagaman

Rabu, 12 Juli 2017 - 19:04 WIB
Indonesia dan Singapura...
Indonesia dan Singapura Punya Kesamaan Soal Keberagaman
A A A
JAKARTA - Indonesia dan Singapura tidak hanya memiliki banyak kesamaan dalam melihat berbagai isu regional dan internasional. Kedua negara juga memiliki kesamaan di bidang keberagaman masyarakat dan potensi tantangan yang dihadapi kedua bangsa. Tantangan itu antara lain di bidang ekstrimisme dan radikalisme.

Hal itu dikatakan Duta Besar RI untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya, pada The 1st Indonesia-Singapore Interfaith and Intercultural Dialogue (ISID) yang diselenggarakan di Singapura tanggal 11-14 Juli 2017.

Oleh karena itu, lanjut Duta Besar Ngurah Swajaya, dialog antar pimpinan agama kedua negara sangat penting. "Pertemuan tokoh agama ini merupakan forum saling tukar pengalaman dan pandangan serta mempertegas komitmen dan tujuan bersama dalam mengatasi ekstrimisme dan radikalisme," kata Ngurah Swajaya dalam siaran pers, Rabu (12/7/2017).

ISID sekaligus menandai 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura. ISID dibuka secara resmi oleh Tan Chuan Jin, Minister for Social and Family Development of Singapore, Selasa 11 Juli 2017.

Pada acara pembukaan yang dihadiri 250 orang itu, hadir pula Mohamad Maliki Osman, Senior Minister of State for Defence and Foreign Affairs.

Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga diundang secara khusus untuk menyampaikan keynote speech. Dalam pidatonya, Menteri Agama mengatakan, bahwa globalisasi dan digitalisasi memiliki sisi positif dan negatif dalam mendorong kerukunan dan menerapkan nilai-nilai kehidupan beragama.

"Dilihat dari sisi negatifnya, digitalisasi bisa menimbulkan pergeseran dalam memahami makna suatu agama. Oleh karena itu, digitalisasi harus digunakan dan berorientasi kepada upaya-upaya edukasi yang mendukung masyarakat memahami makna sebenarnya ajaran suatu agama," tutur Lukman Hakim.

Lebih lanjut, Menteri Agama mengingatkan adanya tantangan besar yang dihadapi oleh pimpinan agama dan penyelenggara negara sekarang ini, yaitu upaya mengembalikan esensi agama yang memuliakan manusia.

Demikian disampaikan oleh Al Busyra Basnur, Direktur Diplomasi Publik, Kemenlu dari Singapura. Lebih lanjut Al Busyra mengatakan bahwa ISID dengan tema "Sharing of Best Practices, Lessons Learnt and Way Forward" diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Kementerian Agama, Kedutaan Besar RI di Singapura dan sejumlah pemangku kepentingan di Singapura.

Dengan diselenggarakannya dialog ini, maka Indonesia telah menyelenggarakan dialog lintas agama dengan 27 negara sahabat secara bilateral.

Dialog ini diinisiasi oleh Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir ketika bertemu dengan Presiden Singapore’s Inter-Religious Organisation (IRO) and Galery of Harmony in Diversity tanggal 17 Januari 2017.

Plt Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Duta Besar Niniek Kun Naryatie pada kesempatan terpisah mengatakan, dialog ini menjadi momentum penguatan komitmen kedua negara untuk meningkatkan nilai persatuan, perdamaian dan toleransi guna menghadapi tantangan peradaban global saat ini.

"Antara lain ekstremisme dan kekerasan berbasis agama dan budaya, terorisme, radikalisme dan islamophobia," ucap Kun Naryatie.

"Forum ISID diharapkan dapat menghasilkan berbagai rekomendasi kebijakan dan program tindak lanjut konkrit antara lain joint publication, Interfaith Youth Camp, pemberian beasiswa bagi future faith leadres," imbuhnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1205 seconds (0.1#10.140)