Sistem Pembayaran dan Cadangan Devisa

Jum'at, 16 Desember 2016 - 11:05 WIB
Sistem Pembayaran dan Cadangan Devisa
Sistem Pembayaran dan Cadangan Devisa
A A A
Achmad Deni Daruri
President Director Center for Banking Crisis

NEGARA dengan sistem pembayaran yang terbaik cenderung akan memiliki cadangan devisa yang stabil dan sehat. Hal ini dapat dianalogikan darah dan lemak, di mana dengan saluran darah yang memiliki peredaran darah yang baik dengan tekanan darah yang normal. Saluran darah yang baik tidak menjadi tempat penumpukan lemak. Lemak yang berlebihan tidak baik karena dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke .

Begitu pula dengan cadangan devisa, kekurangan cadangan devisa maka perekonomian rentan terhadap ancaman sistem pembayaran karena risiko sistemik akan meningkat. Sementara jika cadangan devisa terlalu tinggi, juga mubazir karena cadangan devisa dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif lainnya. Hal ini dapat terjadi jika sistem pembayaran tidak efisien.

Bech dan Garratt (2003) menjelaskan hal tersebut, di mana lembaga memiliki insentif strategis untuk menunda pembayaran dalam rangka mempertimbangkan biaya pembayaran. Yang harus menanggung biaya adalah masyarakat.

Jika negara dengan cadangan devisa yang besar seperti RRC mengalokasikan cadangan devisa tersebut untuk memperbaiki infrastruktur pembayaran, maka dipastikan bahwa RRC akan memiliki sistem infrastruktur pembayaran yang terbaik di dunia. Jika hal itu dapat dilakukan maka bank sentral dapat mengurangi biaya pembayaran yang dapat berujung pada peningkatan penundaan dalam pembayaran.

***
Milton Friedman (1969) mengatakan bahwa menciptakan cadangan devisa yang besar tidak akan memperbaiki efisiensi dalam sistem pembayaran. Hal itu dapat terjadi sekalipun biaya sosial dari menciptakan uang adalah nol. Bagaimanapun, cadangan devisa merupakan pedang bermata dua sehingga ancamannya adalah peningkatan biaya modal bagi pemerintah, entah itu pemerintah domestik atau negara lain.

Dengan demikian, dampak biaya sosialnya bersifat tidak langsung. Dalam konteks peningkatan cadangan devisa di RRC, terbukti berkorelasi negatif dengan likuiditas di Amerika dengan data 21 days exponentially moving average (EMA).

Pengaruh negatif ini juga terlihat di Jepang dan Arab Saudi. Jepang yang juga memiliki cadangan devisa terbesar setelah RRC kini menghadapi stagnasi sekuler yang berkepanjangan, sementara itu perekonomian Arab Saudi juga tertatih-tatih bukan saja akibat harga minyak yang turun, tetapi akibat faktor negatif dari terlalu besarnya cadangan devisa yang membuat sistem pembayaran menjadi tidak optimum.

Hal ini juga dikarenakan program linear yang digunakan pemerintah Arab Saudi dalam pembangunan ekonominya. Mereka kekurangan ahli matematika.

Pemrograman linear dapat diterapkan pada berbagai bidang studi. Metode ini paling banyak digunakan dalam bisnis dan ekonomi, namun juga dapat dimanfaatkan dalam sejumlah perhitungan ilmu teknik. Misalnya dalam ekonomi, fungsi tujuan dapat berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal, sedangkan fungsi batasan menggambarkan batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.

Industri yang memanfaatkan pemrograman linear di antaranya industri transportasi, energi, telekomunikasi, dan manufaktur. Pemrograman linear juga terbukti berguna dalam membuat model berbagai jenis masalah dalam perencanaan, perancangan rute, penjadwalan, pemberian tugas, dan desain.

Sementara itu, kegagalan di Jepang dan RRC lebih karena faktor politik ketimbang kekurangan ahli matematika. Mungkin untuk RRC, para ahli matematika terpinggirkan dalam kancah politik karena insinyur yang menjadi lebih dominan.

***
Matematika selalu berkembang, misalnya di China pada 300 SM, di India pada 100 M, dan di Arab pada 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini. Kini matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi.

Matematika terapan mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Disiplin ilmu ini memainkan peran strategis dalam memajukan perekonomian seperti Amerika Serikat, dan mengoptimalkan cadangan devisa Amerika Serikat secara "just in time". Dengan model DSGE yang sarat akan matematika, melalui pembangunan di Amerika Serikat yang mengoptimalkan sistem pembayaran dan cadangan devisa melalui pembangunan sektor pendidikan yang luar biasa.

Perekonomian Amerika Serikat tergolong ke dalam perekonomian pascaindustri (dengan bantuan ilmu matematika) di mana sektor jasa menyumbangkan sekitar 67,8% bagi total PDB. Meskipun demikian, Amerika Serikat masih dianggap sebagai kekuatan industri utama di dunia.

Ladang bisnis utama menurut penerimaan bisnis bruto berasal dari sektor perdagangan grosir dan ritel, sedangkan menurut pendapatan bersih, bisnis utama perekonomian Amerika Serikat adalah manufaktur. Sektor manufaktur didominasi oleh produk-produk kimia.

Pendidikan umum di Amerika Serikat dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat dengan anggaran dari pemerintah federal. Di sebagian besar negara bagian, anak-anak diwajibkan bersekolah ketika berusia enam atau tujuh tahun (taman kanak-kanak atau kelas satu) sampai mereka berusia delapan belas tahun (kira-kira kelas dua belas, akhir dari sekolah menengah atas).

Beberapa negara bagian memperbolehkan siswa untuk meninggalkan sekolah pada usia 16 atau 17 tahun. Sekitar 12% anak-anak terdaftar di sekolah swasta keagamaan ataupun nonkeagamaan. Hanya 2% anak-anak yang mengikuti sekolah rumah (homeschooling).

Amerika Serikat memiliki banyak institusi sekolah tinggi yang kompetitif, baik yang berstatus negeri maupun swasta. Menurut sebuah pemeringkatan internasional, 13 dari 15 sekolah tinggi dan universitas di Amerika menempati daftar 20 universitas terkemuka di dunia. Ada juga kolase komunitas lokal yang menawarkan kebijakan yang lebih terbuka, program akademik yang lebih singkat, dan biaya pendidikan yang lebih murah.

Dari keseluruhan warga Amerika yang berusia di atas 25 tahun, 84,6% di antaranya lulusan sekolah menengah atas, dengan rincian 52,6% sedang kuliah di universitas, 27,2% telah menyandang gelar sarjana, dan 9,6% selebihnya telah meraih ijazah pascasarjana. Angka melek huruf di Amerika Serikat diperkirakan sebesar 99%, dengan artian hanya 1% warga Amerika Serikat yang tidak bisa membaca.

Inilah kelebihan Amerika Serikat di mana penerapan pendidikan, khususnya matematika, dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengaitkan antara sistem perekonomian, termasuk sistem pembayaran berbasis matematika dengan cadangan devisa, sehingga perekonomian Amerika Serikat tidak tergiur dengan cara RRC, Jepang, dan Arab Saudi dalam mengumpulkan cadangan devisa secara rakus.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3694 seconds (0.1#10.140)