Kinerja Jokowi-JK di Tahun Sulit

Rabu, 21 Oktober 2015 - 12:05 WIB
Kinerja Jokowi-JK di Tahun Sulit
Kinerja Jokowi-JK di Tahun Sulit
A A A
Tepat pada 20 Oktober 2015 kemarin, umur pemerintahan Jokowi-JK genap 1 tahun. Sebagaimana sebuah isi kandungan, dia tidak lagi dinyatakan sebagai seorang bayi, tetapi sudah menjadi anak.Bayi sangat rentan atas dunia luar selama tahun pertama dan kemudian semakin kuat setelah usia 1 tahun beradaptasi. Begitu juga pemerintahan Jokowi-JK. Apa yang menarik dari perjalanan 1 tahun pertama pemerintahan? Tidak saja kinerja selama satu tahun yang dapat dilihat secara kuantitatif, tetapi juga bagaimana mendudukan fondasi ekonomi sehingga selama empat tahun yang akan datang akan dapat dicapai secara meyakinkan.Komponen MakroMemang pertumbuhan ekonomi, selama 1 tahun terakhir menurun dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya. Capaian angka 4,6% sebenarnya sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan capaian ekonomi oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya.Itu pun pertumbuhan ekonomi masih relatif induced , kejadiannya tidak terlalu banyak disebabkan dampak APBN secara autonomus . Mengingat APBN sendiri relatif tertunda implementasinya, katakan proyekproyek pemerintah baru terasa setelah kuartal kedua berjalan. Ini disebabkan tidak terlalu cepat mengisi pos-pos pemerintahan, mulai eselon 1 sampai eselon 3.Pos-pos yang ditetapkan dengan penuh keraguan dan sedikit klikisme. Memang tidak mudah memperkirakan apa saja yang berubah selama satu tahun terakhir. Empat hal dapat dilihat. Pertama kinerja ekspor Indonesia. Kalau pada tahun-tahun sebelumnya ekspor Indonesia diuntungkan karena harga internasional membaik, kali ini selain harga melemah, kinerja ekspor Indonesia juga menurun.Menurut laporan bulanan BPS, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januar i -September 2015 mencapai USD 115, 1 miliar atau menurun 13,29% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD100,7 miliar atau menurun 7,87%. Hampir seluruh jenis ekspor mengalami penurunan, tidak terkecuali untuk tujuan ekspor.Yang menarik adalah ekspor perhiasan mengalami kenaikan yang tinggi. Secara implisit dapat dipahami bahwa sekalipun resesi, jika memiliki kekuatan dalam hal industri kreatif, Indonesia masih dapat memiliki pangsa pasar yang baik. Kedua, selain pelemahan dari permintaan dunia terhadap komoditas primer Indonesia, pembatasan-pembatasan tenaga kerja ke luar negeri, khususnya pembantu rumah tangga ke Timur Tengah telah pula mengurangi jumlah remittances ke Indonesia.Apalagi pemulangan tenaga kerja pembantu rumah tangga, jelas akan menyebabkan sumber penerimaan yang berasal dari remittances menjadi semakin langka. Sikap terhadap pentingnya ekspor tenaga kerja Indonesia, untuk level 1 dan 2, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Filipina, dengan banyaknya jumlah migrasi tenaga kerja muda, telah memperkuat mata uang peso dari mata uang dolar Amerika Serikat.Filipina masih relatif kuat pertumbuhan ekonominya saat ini. Ketiga, dapat dilihat pelemahan rupiah yang volatil dan tidak mudah ditebak. Mengingat masa-masa kritis nilai tukar melemah hingga minggu pertama bulan Oktober, berbagai seri kebijakan paket ekonomi jilid 1-4 tampaknya sedikit bisa mengatasi pelemahan rupiah.Memang majalah Economist (Oktober, 2015) mengungkap bahwa paket kebijakan ekonomi tersebut masih relatif tidak jelas bentuk implementasinya. Keempat, bagaimana tentang kesejahteraan? Salah satu data yang dapat dilihat untuk menilai kesejahteraan adalah bagaima-na nilai upah buruh tani. Nilai nominal upah buruh tani meningkat dari September 2014 ke September 2015 sebesar 4,2%.Dengan kondisi inflasi yang ada, sebenarnya upah riil yang diterima buruh tani menurun kesejahteraannya sekitar 3,1% dari September sebelumnya. Penurunan nilai riil upah buruh sebenarnya merupakan sebagian indikasi awal terhadap semakin melemahnya permintaan akan tenaga kerja.Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jelas akan semakin meningkat. Para pencari kerja baru jelas akan semakin meningkat dan dikhawatirkan jumlah anak muda yang idleness bisa meningkat. Kalau di Amerika Serikat kenaikan angka peng-angguran dan idleness bagi anak muda merupakan beban sosial yang tinggi, mengingat mereka tidak akan membayar pajak, dan pemasukan pajak bisa menjadi berkurang.InfrastrukturMemang ketika masa sulit dialami negara, faktor cuaca musim panas yang berkepanjangan di daerah Jawa dan kabut asap yang sudah memakan waktu dua bulan di Sumatra dan Kalimantan menambah daftar sulit untuk pemulihan ekonomi. Kondisi alam yang tidak menentu masih dapat diupayakan dengan mendorong proyekproyek infrastruktur dan energi.Ground breaking jalan lintas- Sumatera, peresmian berbagai proyek Kawasan Tujuan Wisata; seperti Kawasan Mandeh, di Sumatera Barat, diperkirakan akan dapat meningkatkan ketersediaan lapangan kerja untuk tenaga buruh lepas dan konstruksi. APBN untuk infrastruktur sangat penting.Apalagi banyaknya upaya untuk merayu para investor khususnya untuk pembangkit listrik tenaga uap dan pembuatan ruas jalan komersial. Sayang skema investasi dengan model turnkey project akan membuat pasar tenaga kerja domestik relatif gigit jari. Sebaiknya aturan pembatasan tenaga kerja segera diselesaikan dan tentunya upaya untuk mengaktifkan community college menjadi sangat penting untuk memacu keperluan tenaga kerja berketerampilan.Sudah saatnya pemerintahan Jokowi-JK untuk memilih strategi substitusi impor, khususnya menyelesaikan impor pangan, ketimbang hanya memilih strategi orientasi ekspor. Sangat mungkin kita memilih dan mengadopsi kedua strategi itu ketimbang menggenjot ekspor saja. Jika ekspor yang menjadi pilihan, industri dalam negeri semestinya juga perlu tumbuh dan berkembang semakin baik.ElfindriKoordinator Program S-3 Ilmu Ekonomi,Universitas Andalas
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5522 seconds (0.1#10.140)