Keterkaitan Sistem Pembayaran dan Sektor Pariwisata

Selasa, 11 Agustus 2015 - 09:27 WIB
Keterkaitan Sistem Pembayaran dan Sektor Pariwisata
Keterkaitan Sistem Pembayaran dan Sektor Pariwisata
A A A
Achmad Deni Daruri
President Director Center for Banking Crisis

Yunani mengandalkan pariwisata untuk menggerakkan perekonomiannya, namun akhir-akhir ini upaya itu agak terganggu karena ada masalah dalam sistem pembayaran. Pada 2014 turis internasional tumbuh dua digit di Yunani.

Berdasarkan data Organisasi Turis Dunia, prestasi Yunani termasuk baik karena masuk dalam sepuluh besar pertumbuhan turis mancanegara. Sepuluh negara tersebut masing-masing adalah Thailand (28%), Jepang (23%), Hong Kong (China) (21%), Inggris Raya (18%), Yunani (15%), Turki (13%), India (13%), Taiwan (12%), Amerika Serikat (11%), serta Makau (China) (10%).

Negara-negara tersebut tidak melarang penggunaan mata uang asing dalam sistem pembayarannya sehingga turisme mancanegara berkembang sangat pesat. Sayangnya, di Yunani perbankantidakdapatmenjalankan tugasnya secara optimal sehingga pertumbuhan ekonomi masih terus negatif.

Yunani memiliki sebuah ekonomi kapitalis campuran dengan sektor publik menyumbang sekitar setengah dari produk domestik bruto (PDB). Pariwisata memiliki peranan penting, menyediakan porsi besardari PDBdanpendapatandari pertukaran mata uang asing. Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa.

Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dan sebagainya. Juga, menawarkantempat istirahat, budaya, petualangan, pengalamanbaru, danberbedalainnya. Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan.

Karena itu, pengembangan industri pariwisata ini salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi nonpemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang nonlokal.

Dengan sistem pembayaran yang berjalan dengan baik dan industri pariwisata yang mampu menopang perekonomian, Yunani juga menjadi pemimpin dunia pertama dalam kepemilikan kapal dan ketiga dalam registrasi bendera. Efek lainnya adalah Yunani mampu melakukan ekspor dari barang produksi, termasuk telekomunikasi, perangkat lunak dan keras, bahan makanan, dan bahan bakar menjadi bagian besar dalam pemasukan Yunani.

Tantangan utama yang dihadapiolehnegara ini, termasukpengurangan pengangguran, penswastaan dari perusahaan milik negara, reformasi keamanan sosial, mengubah sistem pajak, dan menekan ketidakefisiensian birokratik. Gagal dalam menghadapi tantangan ini membuat sinergi antara sistem pembayaran dan pariwisata terganggu. Masalah lainnya adalah tidak independennya bank sentral Yunani.

Bank of Greece, sekarang sebuah anak perusahaan dari European Central Bank, berfungsi sebagai bank sentral negara. Bank ini tidak sama dengan National Bank of Greece, sebuah bank komersial. Dengan tidak berfungsinya Bank of Greece, krisis ekonomi menyebabkan sistem pembayaran Yunani bergantung kepada Bank Sentral Eropa, sementara Bank Sentral Eropa dikontrol oleh Jerman.

Jerman tampaknya melakukan monopoli sistem pembayaran Eropa dengan dukungan kekuatan ekonominya. Dalam rangka itu, Uni Eropa akan mempertahankan stabilitas dalam sistem pembayaran distributor nilai tinggi dengan mengembangkan cakupan ekonomis melalui sistem komersial dan eceran.

Untuk itu, sistem pembayaran akan berusaha untuk memperbaiki standar bagi keamanan dan efisiensi dari sistem tersebut yang tentunya akan mengarah pada penentuan tentang persyaratan teknis, prosedur, acuan kinerja pembanding dan harga.

Tampaknya sistem pembayaran Uni Eropa akan bergerak dari struktur pasar yang berbentuk monopolistic competition menuju pasar yang bersifat monopolisticcompletion . Pergerakanini tidak harus ditandai secara negatif karena sistem akan mengarah pada penciptaan harga yang sebesar biaya marginal dengan kondisi biaya marginal yang sesuai dengan kondisi biaya yang paling murah yang dapat dicapai.

Dengan demikian, standar dan persyaratan yang hendak diciptakan dibuat dalam rangka tujuan ekonomi monopoli alamiah yang tampaknya menjadi tujuan Jerman. Satu-satunya cara dan ini yang diambilagar sistem pembayaran Yunani dapat bersifat kompetitif lagi adalah keluar dari euro zone , apalagi jika Yunani mampu membuat mata uangnya sendiri sehingga Bank Sentral Yunanimemilikikemampuansebagai lender of last resort .

Idealnya, sistem pembayaran Yunani harus terbuka bagi mata uang apa pun seperti yang juga berlaku di Thailand yang mampu menciptakan pertumbuhan turis mancanegara yang paling tinggi di dunia. Penggunaan mata uang asing dalam transaksi di dalam negeri tidak perlu dihalangi.

Dalam kasus Yunani yang mengalami permasalahan dalam sistem pembayaran terlalu mahal bagi perekonomian Yunani jika hanya mengandalkan euro sebagai satu-satunya alat pembayaran. Pada zaman globalisasi saat ini adalah kebodohan yang semata- mata didasarkan oleh alasanyangtidaksehatsepertinasionalisme sempit untuk memaksa pelaku ekonomi hanya menggunakan satu mata uang saja.

Khususnya bagi sektor pariwisata kebijakan satu mata uang tersebut mengekang hakikat globalisasi dan perkembangan turis mancanegara yang sehat.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8211 seconds (0.1#10.140)