Pengamat: Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19 Perkuat Kinerja Polri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memaksa semua organisasi untuk beradaptasi agar kinerjanya tetap efektif di tengah pembatasan sosial dan keterbatasan sumber daya. Termasuk di antaranya institusi Polri.
Sebagai lembaga negara yang dimandatkan untuk menegakkan hukum, memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat, serta perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, tak luput dari tuntutan untuk beradaptasi. Terdapat dua faktor utama yang memengaruhi performa organisasi, yaitu strategic planning dan strategic transformation.
Strategic planning bermakna perencanaan yang di dalamnya terdapat target capaian kinerja. Sementara strategic transformation merujuk pada transformasi organisasi pada aspek-aspek yang dinilai strategis untuk mendukung meningkatnya efektivitas kinerja di masa pandemi.
Hal itu dipaparkan analis keamanan dan intelijen Ngasiman Djoyonegoro dalam disertasinya berjudul “Dampak Kebijakan Pandemi Covid-19 Pada Hubungan Strategic Planning dan Strategic Transformation terhadap Organizational Performance di Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia”.
Pria yang akrab dipanggil Simon merupakan doktor Program Studi Ilmu Ekonomi dan Bisnis lulusan doktor konsentrasi Strategic Management di Universitas Trisakti. Ngasiman menyampaikan faktor perencanaan strategis dan transformasi organisasi menjadi faktor penentu yang menyebabkan pencapaian kinerja organisasi dalam hal ini Korp Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
“Kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 mampu memperkuat pengaruh perencanaan dan transformasi strategis terhadap kinerja Polri,” ungkap Simon, Selasa (13/12/2022).
Dua variabel independen tersebut yakni, strategic planning dan strategic transformation menjadi faktor penentu tercapainya kinerja organisasi, dan setelah ada kebijakan Covid-19 yang bersifat dinamis, mampu memperkuat pengaruh perencanaan strategis dan transformasi strategis terhadap kinerja Polri secara keseluruhan.
Di lihat dari faktor internal organisasi, partisipasi manajemen dalam pengendalian dan mengatasi Covid-19 tampak saling bersinergi antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga menghasilkan dan memengaruhi kinerja organisasi secara positif.
“Faktor yang paling lemah dalam pencapaian kinerja organisasi adalah komunikasi pemerintah terhadap pelaksanaannya di masyarakat. Hal ini terjadi karena luasnya bidang dan aktor stakeholders yang harus dijangkau oleh Polri dalam rangka penanganan pandemi,” katanya.
Dewan penguji dalam sidang tersebut, Ketua Yolanda Masnita Siagian, Promotor Willy Arafah, Co-Promotor Brigjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana, para penguji Yuswar Zainul Basri, anggota Masyudulhak, Dedie S. Martadisastra, Ahmad Badawi Saluy, dan penguji luar Prasetyo Hadi.
Beberapa tokoh publik turut memberikan ucapan selamat kepada Simon antara lain, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo beserta PJU Mabes Polri.
Selain itu, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mantan Kepala BIN 2001-2004 Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono, Menteri BPN/ATR Marsekal Purn. Hadi Tjahyanto, Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
Termasuk mantan Menteri Pertahanan (Menhan) periode 2009-2014 Purnomo Yusgiantoro, Ketua Kadin M. Arsjad Rasjid P.M., Ketua Lembaga Kajian Nawacita Samsul Hadi.
Sebagai lembaga negara yang dimandatkan untuk menegakkan hukum, memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat, serta perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, tak luput dari tuntutan untuk beradaptasi. Terdapat dua faktor utama yang memengaruhi performa organisasi, yaitu strategic planning dan strategic transformation.
Strategic planning bermakna perencanaan yang di dalamnya terdapat target capaian kinerja. Sementara strategic transformation merujuk pada transformasi organisasi pada aspek-aspek yang dinilai strategis untuk mendukung meningkatnya efektivitas kinerja di masa pandemi.
Hal itu dipaparkan analis keamanan dan intelijen Ngasiman Djoyonegoro dalam disertasinya berjudul “Dampak Kebijakan Pandemi Covid-19 Pada Hubungan Strategic Planning dan Strategic Transformation terhadap Organizational Performance di Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia”.
Pria yang akrab dipanggil Simon merupakan doktor Program Studi Ilmu Ekonomi dan Bisnis lulusan doktor konsentrasi Strategic Management di Universitas Trisakti. Ngasiman menyampaikan faktor perencanaan strategis dan transformasi organisasi menjadi faktor penentu yang menyebabkan pencapaian kinerja organisasi dalam hal ini Korp Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
“Kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 mampu memperkuat pengaruh perencanaan dan transformasi strategis terhadap kinerja Polri,” ungkap Simon, Selasa (13/12/2022).
Dua variabel independen tersebut yakni, strategic planning dan strategic transformation menjadi faktor penentu tercapainya kinerja organisasi, dan setelah ada kebijakan Covid-19 yang bersifat dinamis, mampu memperkuat pengaruh perencanaan strategis dan transformasi strategis terhadap kinerja Polri secara keseluruhan.
Di lihat dari faktor internal organisasi, partisipasi manajemen dalam pengendalian dan mengatasi Covid-19 tampak saling bersinergi antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga menghasilkan dan memengaruhi kinerja organisasi secara positif.
“Faktor yang paling lemah dalam pencapaian kinerja organisasi adalah komunikasi pemerintah terhadap pelaksanaannya di masyarakat. Hal ini terjadi karena luasnya bidang dan aktor stakeholders yang harus dijangkau oleh Polri dalam rangka penanganan pandemi,” katanya.
Dewan penguji dalam sidang tersebut, Ketua Yolanda Masnita Siagian, Promotor Willy Arafah, Co-Promotor Brigjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana, para penguji Yuswar Zainul Basri, anggota Masyudulhak, Dedie S. Martadisastra, Ahmad Badawi Saluy, dan penguji luar Prasetyo Hadi.
Beberapa tokoh publik turut memberikan ucapan selamat kepada Simon antara lain, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo beserta PJU Mabes Polri.
Selain itu, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mantan Kepala BIN 2001-2004 Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono, Menteri BPN/ATR Marsekal Purn. Hadi Tjahyanto, Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
Termasuk mantan Menteri Pertahanan (Menhan) periode 2009-2014 Purnomo Yusgiantoro, Ketua Kadin M. Arsjad Rasjid P.M., Ketua Lembaga Kajian Nawacita Samsul Hadi.
(cip)