LPOI Tegaskan Khilafah Bukan Solusi Masalah Kebangsaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Imam Pituduh menyoroti klaim sistem khilafah menjadi solusi persoalan bangsa. Menurutnya, narasi ini perlu waspadai karena bisa mengganggu stabilitas nasional Indonesia.
"Khilafah bukanlah solusi, tapi justru menjadi desepsi (tindakan penyusupan), delusi (keyakinan semu), destabilisasi, dan degradasi bangsa," kata Imam Pituduh di Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Gus Imam, sapaan akrab Imam Pituduh, menilai narasi ini sengaja disebarkan guna menyesatkan masyarakat, mengganggu stabilitas nasional, dan membangun ketidakpercayaan publik terhadap penyelenggara negara. Kondisi ini, tidak boleh dibiarkan. Sebab, dikhawatirkan memengaruhi opini, stabilitas publik, serta kerentanan terhadap imunitas ideologi Pancasila.
"Gerakan serta jaringan khilafah di Indonesia akan memicu kerentanan dan kerawanan terhadap imunitas ideologi Pancasila. Selanjutnya bila kerentanan dan kerawanan berkepanjangan yang dibiarkan akan mempercepat datangnya malapetaka bagi kehidupan kebangsaan dan Kenegaraan Indonesia," ujar sutradara dalam film Super Santri: Konspirasi Menguasai Negeri ini.
Ditegaskan, sistem khilafah bukanlah solusi atas problem kebangsaan karena bertentangan dengan spirit Islam yang sebenarnya. Sebab, menurut Gus Imam, Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan dan tidak pernah mencontohkan untuk membuat negara Islam.
"Sebaliknya, Rasulullah SAW justru membangun Negara Madinah (Negara Peradaban) yang ramah, damai, toleran dan menjamin keberagamaan dengan harmoni. Sebagaimana yang dapat kita lihat dalam Piagam Madinah sebagai konsensus bernegara yang dicontohkan Rasulullah," katanya.
Baca juga: BPET MUI: Sistem Khilafah Sudah Selesai, Tak Perlu Diwacanakan Lagi
Gus Imam memandang, konsensus negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945, sudah sangat Islami, sesuai spirit Islam yang rahmatan lil alamiin. Karena itu, tidak perlu diragukan lagi.
"Solusi atas berbagai problematika yang sedang kita hadapi bukanlah khilafah. Tetapi meneguhkan kembali Pancasila dan menggerakkan semangat gotong-royong dan kebhinnekaan yang sudah sesuai dengan jiwa Taawun dan Tasamuh dalam Islam," ujarnya.
"Khilafah bukanlah solusi, tapi justru menjadi desepsi (tindakan penyusupan), delusi (keyakinan semu), destabilisasi, dan degradasi bangsa," kata Imam Pituduh di Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Gus Imam, sapaan akrab Imam Pituduh, menilai narasi ini sengaja disebarkan guna menyesatkan masyarakat, mengganggu stabilitas nasional, dan membangun ketidakpercayaan publik terhadap penyelenggara negara. Kondisi ini, tidak boleh dibiarkan. Sebab, dikhawatirkan memengaruhi opini, stabilitas publik, serta kerentanan terhadap imunitas ideologi Pancasila.
"Gerakan serta jaringan khilafah di Indonesia akan memicu kerentanan dan kerawanan terhadap imunitas ideologi Pancasila. Selanjutnya bila kerentanan dan kerawanan berkepanjangan yang dibiarkan akan mempercepat datangnya malapetaka bagi kehidupan kebangsaan dan Kenegaraan Indonesia," ujar sutradara dalam film Super Santri: Konspirasi Menguasai Negeri ini.
Ditegaskan, sistem khilafah bukanlah solusi atas problem kebangsaan karena bertentangan dengan spirit Islam yang sebenarnya. Sebab, menurut Gus Imam, Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan dan tidak pernah mencontohkan untuk membuat negara Islam.
"Sebaliknya, Rasulullah SAW justru membangun Negara Madinah (Negara Peradaban) yang ramah, damai, toleran dan menjamin keberagamaan dengan harmoni. Sebagaimana yang dapat kita lihat dalam Piagam Madinah sebagai konsensus bernegara yang dicontohkan Rasulullah," katanya.
Baca juga: BPET MUI: Sistem Khilafah Sudah Selesai, Tak Perlu Diwacanakan Lagi
Gus Imam memandang, konsensus negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945, sudah sangat Islami, sesuai spirit Islam yang rahmatan lil alamiin. Karena itu, tidak perlu diragukan lagi.
"Solusi atas berbagai problematika yang sedang kita hadapi bukanlah khilafah. Tetapi meneguhkan kembali Pancasila dan menggerakkan semangat gotong-royong dan kebhinnekaan yang sudah sesuai dengan jiwa Taawun dan Tasamuh dalam Islam," ujarnya.