ISEF, Lebarannya Pegiat Ekonomi dan Keuangan Syariah
loading...
A
A
A
Dalam rangka pencanangan gerakan nasional akselerasi sertifikasi halal, dalam ISEF 2022 ini Bank Indonesia bersama stakeholder terkait juga memfasilitasi para mitra terkait. Terhitung hingga Oktober 2022 telah terfasilitasi 1.898 sertifikat yang terdiri dari 1.690 sertifikat pendamping halal dan 208 sertifikasi halal self-declare. Sertifikasi halal saat ini menjadi salah satu program yang menjadi fokus pemerintah untuk pemenuhan aspek kenyamanan dan perlindungan konsumen serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang urgensi halal dalam gaya hidup.
Sertifikasi halal bagi pelaku usaha khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perlu untuk didukung dan terus didorong, hal ini mengingat bahwa potensi besar pada industri halal belum sepenuhnya dioptimalkan. Di sisi lain, pemenuhan aspek kehalalan pada produk, bagi produsen atau pelaku usaha dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kepercayaan konsumen selain juga tentunya dapat meningkatkan daya saing produk untuk dapat menembus pasar halal global.
Dari sisi pelaksanaan pameran, pada gelaran ISEF 2022 ini diselenggarkan untuk pertama kalinya Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) sebagai modest fashion kelas dunia yang diluncurkan langsung oleh Gubernur BI serta Menteri Koperasi dan UKM. Meski pertama kali, IN2MOTIONFEST tergolong sukses, setidaknya dapat dilihat dari indikator jumlah para desainer yang terlibat dalam acara ini sebanyak 163 desainer, termasuk didalamnya tiga desainer internasional dari Paris, Thailand, dan Malaysia.
IN2MOTIONFEST menampilkan sebanyak 1.280 karya yang disajikan dalam 17 parade dengan menggunakan 14 wastra Nusantara berjenis batik, songket, jumputan, ecoprint, dsb. Kegiatan yang melibatkan 29 asosiasi fashion, komunitas, sekolah mode, institusi ini merupakah salah satu bukti bahwa pemerintah sangat serius mengembangkan dan menggarap potensi industri halal khususnya fashion. Beberapa kementerian seperti Kemenkop UKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kemenparekraf terlibat aktif dalam gelaran ini. Bisa dikatakan ini merupakan sinyal kepada dunia internasional bahwa Indonesia sangat siap untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Beberapa agenda kegiatan internasional juga berhasil diselenggarakan, di antaranya International Halal Dialogue, International Hajj Conference, International Moslem Friendly Tourism, International Fiqh Conference, International Islamic Monetary Economic and Finance Conference, Indonesia Halal Lifestyle Conference, High Level Discussion Islamic Financial Services Board Islamic Development Banks (IFSB IsDB) dan International Conference on Zakat and Waqf.
Keputusan dan rekomendasi penting juga berhasil dirumuskan dalam forum Ijtima Dewan Pakar dan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) MES yang masuk dalam agenda ISEF. Di antaranya adalahrekomendasi untuk meninjau ulang Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) untuk disesuaikan dengan perkembangan terkini, seperti penguatan ekosistem Global Halal Hub (GHH), akselerasi sertifikasi halal, hilirisasi sumber daya, mendorong terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, dan digitalisasi. Secara khusus, dalam kesempatan tersebut Wakil Presiden RI yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina MES menekankan tentang perlunya peningkatan peran MES dalam meningkatkan literasi ekonomi syariah dan mendorong gerakan wakaf baik di daerah dan nasional.
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada 2021 lalu mendukung pencanangan Oktober sebagai bulan ekonomi keuangan syariah di Indonesia. Pencanangan ini didasarkan pada sejumlah agenda yang diselenggarakan pada Oktober yang banyak melibatkan berbagai pihak baik dari kementerian, lembaga, badan otoritas, organisasi asosiasi dan masyarakat. Oktober juga menjadi Bulan Inklusi Keuangan, pada 22 dan 28 terdapat peringatan Hari Santri Nasional dan Sumpah Pemuda serta penyelenggaraan kegiatan ISEF. Hal ini dapat menjadi momentum peringatan ekonomi dan keuangan syariah serta menjaga semangat mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.
Layaknya lebaran pada umumnya yang selalu identik dengan hal baru, ISEF sebagai “lebaran” ekonomi syariah juga harus menghadirkan sesuatu yang baru, ide-ide baru, inovasi baru, pencapaian baru, dan hal-hal barunya lainnya agar ruh dan kualitasnya terjaga. Tidak kalah penting dari itu adalah bagaimana ISEF secara konsisten dapat menjaga capaian-capaian fantastis yang berhasil ditorehkan. Dengan demikian maka "lebaran" ekonomi keuangan syariah akan berpusat di Indonesia, dengannya diharapkan akan menjadi pemantik dan dorongan akselerasi ekonomi syariah yang menyatukan langkah berbagai pihak serta diikuti seluruh entitas ekonomi syariah global.
Penyelenggaraan ISEF pada tahun mendatang sudah seharusnya tidak menggunakan akronim Indonesia Sharia Economic Festival, melainkan berubah menjadi International Sharia Economic Festival. Hal ini cukup beralasan mengingat secara skala kegiatan, peserta, pihak terlibat lainnya, gagasan dan dampak yang dihasilkan tidak hanya bagi Indonesia namun juga dunia internasional. ISEF adalah brand kegiatan ekonomi syariah internasional dari Indonesia yang sudah seharusnya terus didukung dan dikembangkan. Karena ISEF adalah rumah besar bagi berbagai entitas bisnis syariah yang memiliki tujuan sama, menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia.
Sertifikasi halal bagi pelaku usaha khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perlu untuk didukung dan terus didorong, hal ini mengingat bahwa potensi besar pada industri halal belum sepenuhnya dioptimalkan. Di sisi lain, pemenuhan aspek kehalalan pada produk, bagi produsen atau pelaku usaha dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kepercayaan konsumen selain juga tentunya dapat meningkatkan daya saing produk untuk dapat menembus pasar halal global.
Dari sisi pelaksanaan pameran, pada gelaran ISEF 2022 ini diselenggarkan untuk pertama kalinya Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) sebagai modest fashion kelas dunia yang diluncurkan langsung oleh Gubernur BI serta Menteri Koperasi dan UKM. Meski pertama kali, IN2MOTIONFEST tergolong sukses, setidaknya dapat dilihat dari indikator jumlah para desainer yang terlibat dalam acara ini sebanyak 163 desainer, termasuk didalamnya tiga desainer internasional dari Paris, Thailand, dan Malaysia.
IN2MOTIONFEST menampilkan sebanyak 1.280 karya yang disajikan dalam 17 parade dengan menggunakan 14 wastra Nusantara berjenis batik, songket, jumputan, ecoprint, dsb. Kegiatan yang melibatkan 29 asosiasi fashion, komunitas, sekolah mode, institusi ini merupakah salah satu bukti bahwa pemerintah sangat serius mengembangkan dan menggarap potensi industri halal khususnya fashion. Beberapa kementerian seperti Kemenkop UKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kemenparekraf terlibat aktif dalam gelaran ini. Bisa dikatakan ini merupakan sinyal kepada dunia internasional bahwa Indonesia sangat siap untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Beberapa agenda kegiatan internasional juga berhasil diselenggarakan, di antaranya International Halal Dialogue, International Hajj Conference, International Moslem Friendly Tourism, International Fiqh Conference, International Islamic Monetary Economic and Finance Conference, Indonesia Halal Lifestyle Conference, High Level Discussion Islamic Financial Services Board Islamic Development Banks (IFSB IsDB) dan International Conference on Zakat and Waqf.
Keputusan dan rekomendasi penting juga berhasil dirumuskan dalam forum Ijtima Dewan Pakar dan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) MES yang masuk dalam agenda ISEF. Di antaranya adalahrekomendasi untuk meninjau ulang Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) untuk disesuaikan dengan perkembangan terkini, seperti penguatan ekosistem Global Halal Hub (GHH), akselerasi sertifikasi halal, hilirisasi sumber daya, mendorong terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, dan digitalisasi. Secara khusus, dalam kesempatan tersebut Wakil Presiden RI yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina MES menekankan tentang perlunya peningkatan peran MES dalam meningkatkan literasi ekonomi syariah dan mendorong gerakan wakaf baik di daerah dan nasional.
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada 2021 lalu mendukung pencanangan Oktober sebagai bulan ekonomi keuangan syariah di Indonesia. Pencanangan ini didasarkan pada sejumlah agenda yang diselenggarakan pada Oktober yang banyak melibatkan berbagai pihak baik dari kementerian, lembaga, badan otoritas, organisasi asosiasi dan masyarakat. Oktober juga menjadi Bulan Inklusi Keuangan, pada 22 dan 28 terdapat peringatan Hari Santri Nasional dan Sumpah Pemuda serta penyelenggaraan kegiatan ISEF. Hal ini dapat menjadi momentum peringatan ekonomi dan keuangan syariah serta menjaga semangat mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.
Layaknya lebaran pada umumnya yang selalu identik dengan hal baru, ISEF sebagai “lebaran” ekonomi syariah juga harus menghadirkan sesuatu yang baru, ide-ide baru, inovasi baru, pencapaian baru, dan hal-hal barunya lainnya agar ruh dan kualitasnya terjaga. Tidak kalah penting dari itu adalah bagaimana ISEF secara konsisten dapat menjaga capaian-capaian fantastis yang berhasil ditorehkan. Dengan demikian maka "lebaran" ekonomi keuangan syariah akan berpusat di Indonesia, dengannya diharapkan akan menjadi pemantik dan dorongan akselerasi ekonomi syariah yang menyatukan langkah berbagai pihak serta diikuti seluruh entitas ekonomi syariah global.
Penyelenggaraan ISEF pada tahun mendatang sudah seharusnya tidak menggunakan akronim Indonesia Sharia Economic Festival, melainkan berubah menjadi International Sharia Economic Festival. Hal ini cukup beralasan mengingat secara skala kegiatan, peserta, pihak terlibat lainnya, gagasan dan dampak yang dihasilkan tidak hanya bagi Indonesia namun juga dunia internasional. ISEF adalah brand kegiatan ekonomi syariah internasional dari Indonesia yang sudah seharusnya terus didukung dan dikembangkan. Karena ISEF adalah rumah besar bagi berbagai entitas bisnis syariah yang memiliki tujuan sama, menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia.
(bmm)