Ustaz Yusuf Mansur Apresiasi Munculnya Capres di Luar Trah Presiden
loading...
A
A
A
JAKARTA - Munculnya sejumlah nama calon presiden (capres) 2024 yang bukan keturunan atau trah presiden sebelumnya patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi bagi anak-anak muda Indonesia. Hal itu dikatakan Ustaz Yusuf Mansur , Pendiri Pesantren Tahfizh Daarul Quran.
"Kehadiran Pak Anies, Pak Ganjar, bahkan Pak Sandi, Pak Erick, Pak Ridwan Kamil, Bu Khofifah, Pak Azwar Anas, Pak Andika, Pak Mahfud, Pak Sahroni, Pak Airlangga Hartanto, dan lain-lain untuk menjadi RI-1, patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi buat anak-anak muda Indonesia, bahwa ayo terbuka bagi siapa aja, untuk bisa jadi apa aja dan siapa aja, dengan izin Allah. Bahkan buat jadi presiden," ujar Ustaz Yusuf Mansur (UYM), Rabu (19/10/2022).
UYM menambahkan, bila takdir Allah, ada 'babak baru', dari nama-nama yang kiprahnya di "road to be president" baru belakangan ini, sebutlah 10 atau belasan tahun, maka sungguh ini sangat menarik. "Rasanya bakal masih ada nama-nama lain kali. Dan, kayak nggak tabu banget-banget. Indonesia sudah sangat menerima siapa aja. Asal benar, punya potensi, kesungguhan, keseriusan, dan berproses yang benar. Dedikatif, penuh tanggung jawab, dan sederet hal yang semuanya insyaaAllah bisa dipenuhi semua kandidat."
Namun, lanjut UYM, tidak ada halangan bagi anak dan turunan presiden-presiden saat ini dan sebelum-sebelumnya, menjadi presiden berikutnya di Indonesia. Tapi, lanjutnya, kehadiran orang-orang yang bukan trah dari turunan presiden sebelumnya, akan menambah menjadi inspirasi. Bahkan bisa dijadikan 'kurikulum'.
"Tentu ini diawali oleh kehadiran Pak Jokowi yang sebelumnya punya latar belakang yang 11-12. Bukan anak dan keluarga presiden. Meski Pak Jokowi juga tidak bisa lepas dari berkat dukungan juga anak dan keluarga presiden sebelumnya."
Bagi anak dan turunan presiden sebelumnya seperti Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lanjut UYM, tentu saja juga tidak bisa dihalangi jika ingin maju pilpres. "Kudu adil. Yang lain aja boleh, terbuka. Masa anak dan turunan, serta keluarga presiden sebelumnya, lantas nggak boleh. Ya nggak adil. Toh, pada akhirnya, rakyat yang memilih. Sekali lagi dengan izin Allah."
UYM pun berharap, dalam pileg dan pilkada, aura positif yang demikian juga muncul. Hal ini menjadi peluang yang terbuka bagi siapa aja, bisa lebih juga berwarna dan terbuka.
"Semoga pilpres besok, dan turunan-turunan pilpres, atau agenda barengan pilpres, sangat sehat, edukatif, inspiratif, dan lebih menantang anak-anak remaja dan anak-anak muda Indonesia untuk memasang salah satu cita-cita paling tinggi di dunia politik dan layanan bangsa dan negara, yakni menjadi presiden. Nggak ada yang nggak mungkin. InsyaaAllah."
"Kehadiran Pak Anies, Pak Ganjar, bahkan Pak Sandi, Pak Erick, Pak Ridwan Kamil, Bu Khofifah, Pak Azwar Anas, Pak Andika, Pak Mahfud, Pak Sahroni, Pak Airlangga Hartanto, dan lain-lain untuk menjadi RI-1, patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi buat anak-anak muda Indonesia, bahwa ayo terbuka bagi siapa aja, untuk bisa jadi apa aja dan siapa aja, dengan izin Allah. Bahkan buat jadi presiden," ujar Ustaz Yusuf Mansur (UYM), Rabu (19/10/2022).
UYM menambahkan, bila takdir Allah, ada 'babak baru', dari nama-nama yang kiprahnya di "road to be president" baru belakangan ini, sebutlah 10 atau belasan tahun, maka sungguh ini sangat menarik. "Rasanya bakal masih ada nama-nama lain kali. Dan, kayak nggak tabu banget-banget. Indonesia sudah sangat menerima siapa aja. Asal benar, punya potensi, kesungguhan, keseriusan, dan berproses yang benar. Dedikatif, penuh tanggung jawab, dan sederet hal yang semuanya insyaaAllah bisa dipenuhi semua kandidat."
Baca Juga
Namun, lanjut UYM, tidak ada halangan bagi anak dan turunan presiden-presiden saat ini dan sebelum-sebelumnya, menjadi presiden berikutnya di Indonesia. Tapi, lanjutnya, kehadiran orang-orang yang bukan trah dari turunan presiden sebelumnya, akan menambah menjadi inspirasi. Bahkan bisa dijadikan 'kurikulum'.
"Tentu ini diawali oleh kehadiran Pak Jokowi yang sebelumnya punya latar belakang yang 11-12. Bukan anak dan keluarga presiden. Meski Pak Jokowi juga tidak bisa lepas dari berkat dukungan juga anak dan keluarga presiden sebelumnya."
Bagi anak dan turunan presiden sebelumnya seperti Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lanjut UYM, tentu saja juga tidak bisa dihalangi jika ingin maju pilpres. "Kudu adil. Yang lain aja boleh, terbuka. Masa anak dan turunan, serta keluarga presiden sebelumnya, lantas nggak boleh. Ya nggak adil. Toh, pada akhirnya, rakyat yang memilih. Sekali lagi dengan izin Allah."
UYM pun berharap, dalam pileg dan pilkada, aura positif yang demikian juga muncul. Hal ini menjadi peluang yang terbuka bagi siapa aja, bisa lebih juga berwarna dan terbuka.
"Semoga pilpres besok, dan turunan-turunan pilpres, atau agenda barengan pilpres, sangat sehat, edukatif, inspiratif, dan lebih menantang anak-anak remaja dan anak-anak muda Indonesia untuk memasang salah satu cita-cita paling tinggi di dunia politik dan layanan bangsa dan negara, yakni menjadi presiden. Nggak ada yang nggak mungkin. InsyaaAllah."
(zik)