Menumbuhkan Kesetiakawanan Kesehatan

Kamis, 13 Oktober 2022 - 22:26 WIB
loading...
A A A
Walau demikian sangat disadari bahwa nilai yang bersifat ruhani dan sosial di atas bisa saja mengalami penggerusan akibat budaya kapitalisme merangsek ke dalam dunia kehidupan, termasuk profesi. Sebutlah misalnya nuansa kapitalisme berbiaya mahal yang belakangan ini merambah dunia pendidikan dokter dan dokter spesialis, yang boleh jadi pun telah merasuki profesi lain.

Nuansa kapitalisme ini berpotensi mengubah wajah praktik pengamalan suatu profesi menjadi upaya pengembalian investasi, yang kemudian berujung tumbuhnya budaya individualisme.

Karena itu diperlukan gerakan penyadaran guna mengembalikan sifat ruhani dan sosial itu secara berkesinambungan. Penyadaran yang sekaligus menjadi modal utama untuk menghimpun potensi dalam menanggulangi masalah kesehatan.

Kita perlu kembali merajut, menumbuhkan, serta mengembangkan kearifan warga bangsa ini menjadi sebuah gerakan kesetiakawanan kesehatan. Gerakan untuk mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh sakit atau alami gizi buruk/stunting dan merawat yang sakit agar tidak semakin bertambah sakit dan lekas sembuh (sehat).

Sebagai gerakan moral, tentu yang terlibat di dalamnya bukan hanya individu-individu di dalam masyarakat tersebut, tetapi juga ditopang oleh organisasi profesi, perguruan tinggi, NGO, pers, dan dunia usaha. Keterlibatan berbagai pihak dalam gerakan kesetiakawanan kesehatan akan menciptakan lingkungan sosial yang sehat. Terjadi keseimbangan dan keserasian yang harmonis antara masyarakat.

Di sini ukurannya bukan terletak pada berapa banyak bantuan yang dapat diberikan, melainkan seberapa besar semangat kebersamaan itu dapat dibangun. Gerakan kesetiakawanan kesehatan adalah salah satu bentuk keikutsertaan kelompok masyarakat dalam penanggulangan masalah kesehatan di Indonesia. Wallahu a'lam bishawab.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1381 seconds (0.1#10.140)