Kampung Gembira Gembrong, Saat Derita Berganti Suka Cita

Rabu, 12 Oktober 2022 - 05:59 WIB
loading...
Kampung Gembira Gembrong,...
Warna-warni, meriah, artistik. Tiga kata yang bisa disebut dalam satu tarikan napas bila melihat Kampung Gembira Gembrong, yang baru saja diresmikan. Foto/Dok
A A A
Qusyaini Hasan
Mantan jurnalis, pemerhati sosial perkotaan

WARNA-warni, meriah, artistik. Tiga kata yang bisa disebut dalam satu tarikan napas bila melihat Kampung Gembira Gembrong, yang baru saja diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada 7 Oktober 2022.

"Alhamdulillah sekarang bukan saja sudah terbangun rumah, tapi sekarang bisa menjadi kampung percontohan untuk Jakarta. Jaga tempat ini, rawat tempat ini bukan hanya fisiknya tetapi persaudaraannya, dari kebersihannya, kerapiannya," tutur Anies saat peresmian.

Kampung Gembira Gembrong dibangun untuk para korban kebakaran Pasar Gembrong. Sebelumnya, 450 keluarga dengan 1000 jiwa kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran besar di Pasar Gembrong, pada 24 April 2022. Seluruh rumah warga hangus terbakar, kecuali masjid di sana.

Selanjutnya, Anies menggandeng Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas (Bazis) DKI Jakarta lantas membangun kembali hunian warga. Bersama Baznas Bazis, Pemprov DKI Jakarta lantas membangun kembali hunian warga dengan desain dua lantai berkonsep water front city atau daerah tepian air.

Oleh karena itu, kampung ini akan menghadap ke sungai, bukan membelakangi sungai. Sungai yang dimaksud adalah Kali Cipinang yang terletak tepat di samping pemukiman RW 001 Cipinang Besar Utara.

Terdapat jarak sekitar lima meter antara tepi sungai dengan bangunan. Nantinya jarak tersebut akan dibangun pula jogging track atau lintasan lari. Selain itu disediakan pula fasilitas olahraga di sekitar lintasan, dengan lingkungan yang ramah untuk anak dan lansia.

Kawasan sekitar kampung ini pun dibuat berwarna-warni untuk menonjolkan konsep gembira, guna mengangkat nilai sejarah di mana dulunya lokasi ini banyak pedagang mainan.

Selain membangun 138 rumah dengan desain dua lantai tempat huni warga, juga ada musala, PAUD, posyandu, hingga toilet dan septic tank komunal. Terdapat 16 sumur resapan yang dapat menampung air hujan dengan penerapan zero run off.

Pembangunan ini diharapkan dapat kembali menghidupkan aktivitas masyarakat di Kampung Gembrong. Salah satu warga, Rasti (65), mengaku sudah tinggal di Kampung Gembrong sejak tahun 1972. Setelah musibah kebakaran pada bulan April kemarin, Rasti tinggal di sebuah Rusunawa daerah Cipinang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0963 seconds (0.1#10.140)