Tugas Berat Polri Mengamankan Negeri di Masa Sulit

Kamis, 02 Juli 2020 - 08:06 WIB
loading...
Tugas Berat Polri Mengamankan Negeri di Masa Sulit
Potensi ancaman terhadap stabilitas keamanan dalam negeri meningkat di masa pandemi corona (Covid-19) ini. Foto/SINDOnews/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Potensi ancaman terhadap stabilitas keamanan dalam negeri meningkat di masa pandemi corona (Covid-19) ini. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pun perlu memastikan situasi kamtibmas terkendali di tengah situasi sulit yang dihadapi bangsa ini.

Jaminan situasi kondusif semakin diperlukan berhubung bangsa Indonesia tengah menghadapi agenda Pilkada Serentak 2020. Pilkada ini diikuti 270 daerah dengan melibatkan sekitar 106 juta pemilih.

Dalam situasi normal, momentum pilkada selalu menghadirkan dinamika politik dan keamanan yang kompleks. Tak jarang konflik terjadi, baik melibatkan pendukung antarkandidat maupun antara tim pasangan calon dengan penyelenggara pilkada.

Di sinilah Polri dituntut berperan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Permintaan ini bahkan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya pada upacara peringatan Hari Bhayangkara Ke-74 kemarin. (Baca: Ketum PP Muhammadiyah Harap Polri tegakkan Hukum Seadil-adilnya)

Menurut dia, salah satu potensi ancaman keamanan dalam negeri tahun ini salah satunya adalah penyelenggaraan pilkada serentak yang digelar di 270 daerah. “Potensi ancaman stabilitas keamanan dalam negeri juga perlu terus diwaspadai, terutama menjelang pelaksanaan pilkada serentak pada akhir tahun 2020 di bulan Desember,” kata Jokowi saat peringatan Hari Bhayangkara Ke-74 di Istana Negara kemarin.

Dia mengatakan, menjaga stabilitas keamanan saat ini tidak berbeda dengan pada pilkada sebelumnya. Namun tahun ini tugas Polri akan lebih berat karena harus memastikan pemberlakuan protokol kesehatan dalam pilkada.

“Selain tugas yang sama seperti yang pernah dilakukan di Pilkada Serentak 2017 dan 2018, kali ini juga harus menjaga protokol kesehatan. Saya tahu tugas ini tidaklah mudah. Namun saya yakin Polri /TNI serta penyelenggara dan pengawas pemilu akan mampu menjalankan tugas ini dengan baik,” ungkapnya.

Mantan Guburnur DKI Jakarta itu mengapresiasi keterlibatan Polri dalam penanganan Covid-19. Menurut dia, keterlibatan seluruh jajaran Polri mulai dari Mabes, polda, polres, polsek hingga Babinkamtibmas di desa-desa dibutuhkan untuk mengajak masyarakat agar disiplin menjalankan protokol kesehatan. Termasuk aktif mengawal kelancaran dan ketepatan penyaluran bantuan sosial. (Baca juga: Margarito Nilai Pembangunan Desa Tanpa Dana Desa Akan Mandek)

“Perlu saya tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah yang paling utama. Keselamatan dan kepentingan rakyat adalah hukum tertinggi. Lakukan tugas kemanusiaan ini secara persuasif dan humanis. Namun harus tetap waspada cepat tanggap dan tegas dalam menangani setiap pelanggaran hukum dengan menjaga profesionalitas dan kepercayaan rakyat,” sebutnya.

Lebih jauh Jokowi mengingatkan agar jajaran Polri harus terus mereformasi diri secara total. Selain itu harus selalu berupaya memperbaiki diri untuk lebih profesional dan modern. Ubah semua kelemahan menjadi sebuah kekuatan.

“Saya ingatkan bahwa Polri akan menghadapi tantangan yang semakin berat dan semakin kompleks mulai dari kejahatan konvensional, kejahatan lintas negara, kejahatan yamg berimplikasi pada kontingensi sampai dengan kejahatan terhadap kekayaan negara,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu Jokowi juga menyampaikan tujuh instruksi yang merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas Polri. Pertama terus memegang teguh serta mengamalkan nilai-nilai luhur Tribrata dan Catur Prasetya dalam setiap pelaksanaan tugas. Jaga kehormatan, jaga kepercayaan, jaga kebanggaan sebagai anggota Polri.

Kedua, Polri terus melakukan reformasi diri secara total. Ketiga, terus mantapkan soliditas internal perkuat sinergi dengan TNI dan seluruh elemen pemerintah. Keempat, menerapkan strategi proaktif, tindakan persuasif dan humanis dalam menangani masalah sosial.

Yang keenam, Polri senantiasa menjaga kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Terakhir mendukung proses pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan kewenangan Polri dengan penuh tanggung jawab. (Baca juga: KPAI Berharap Seleksi PPDB Tetap Berbasis Kelurahan)

“Semoga Allah subhanahu wataala Tuhan yang Mahakuasa senantiasa menyertai langkah-langkah kita untuk mengabdi kepada rakyat. Dirgahayu Kepolisian Negara Republik Indonesia, teruslah menjadi Rastra Sewakottama Abdi Utama nusa dan bangsa. Terima kasih, selamat bertugas,” tandasnya.

Kapolri Jenderal Idham Azis meminta maaf kepada masyarakat apabila selama bertugas, jajarannya belum dapat memenuhi ekspektasi yang ada. "Dalam kesempatan ini saya memohon maaf kepada masyarakat seluruh Indonesia apabila ada kinerja atau hal-hal yang belum bisa membuat ekspektasi masyarakat senang sama Polri," kata Idham.

Meski demikian, jenderal polisi berbintang empat itu merasa bahwa dirinya selalu memikirkan untuk bertindak dan berbuat yang terbaik untuk institusi kepolisian. Dia pun menyinggung penilaian masyarakat terhadap Polri dapat dikatakan baik dengan mencapai 82%. Oleh sebab itu, menurut dia, hal tersebut perlu dipertahankan. "Karena itulah modal dasar kami sehingga kami dicintai oleh masyarakat," ungkap mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Idham juga mengatakan Polri bersama TNI siap mengamankan pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember mendatang. Dia mengaku sudah melakukan pemetaan daerah mana saja yang rawan konflik. “Soal pilkada saya sudah memberikan atensi khusus kepada anggota untuk selalu siap mengamankan. Bukan sekadar pengamanan biasa, tapi yang luar biasa karena pilkada digelar di tengah pandemi dengan protokol kesehatan,” tandasnya. (Baca juga: Lebih dari 80 Orang Tewas Dalam Protes Kematian Penyanyi Ethiopia)

Kepuasan Publik Meningkat

Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut pendekatan Polri yang humanis dan selalu mengedepankan upaya persuasif dalam memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat berbuah manis. Tingginya tingkat kepuasan publik ini tergambar dari beberapa lembaga survei. “Hasil survei Lembaga Indikator pada 16–18 Mei 2020 memperlihatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri cukup tinggi, yakni 79,4%,” kata Bamsoet.

Dia menekankan pentingnya personel Polri untuk selalu mengedepankan pendekatan humanis daripada kekuatan senjata dalam mengayomi keamanan dan ketertiban masyarakat. Pendekatan humanis bukan berarti membuat Polri menjadi lemah, melainkan akan membuat Polri dan rakyat semakin dekat. Dengan demikian rakyat bukan takut dengan aparat kepolisian, melainkan segan dan bangga. "Selamat Hari Bhayangkara Ke-74, semoga Polri semakin dicintai rakyat dan profesional," ungkapnya.

Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan harapan agar sikap profesional Polri diwujudkan dalam penegakan hukum yang berkeadilan dan tepercaya. Dia berharap agar Polri terus memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga masyarakat dapat menjalani situasi normal baru dengan kondusif. “Pemeliharaan keamanan dan ketertiban juga dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial dari dampak Covid-19,” kata Puan. (Lihat videonya: Puluhan Pelanggar Lalu Lintas Tak Pakai Masker Dihukum Berjemur)

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, tingkat kepuasan publik kepada Polri meningkat dari tahun ke tahun. Menurut dia, Polri menyadari belum sempurna. Namun segala kekurangan dan masukan dari masyarakat akan terus dijadikan bahan evaluasi agar polisi semakin mendapatkan kepercayaan. (Dita Angga/M Yamin)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)