Sejumlah Pemberontakan dalam Sejarah Indonesia, Nomor 10 Saat Ini Masih Terjadi
loading...
A
A
A
2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
Dalam buku Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zen, Konflik dan Integrasi TNI AD, Kartosuwiryo adalah proklamator DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) pada tahun 1949.
Kartosuwiryo merupakan Menhan yang disusupkan ke Jawa Barat untuk melakukan aksi gerilya ketika Divisi Siliwangi hijrah ke Yogyakarta akibat hasil Perjanjian Renville 17 Januari 1948.
Posisi ini dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk tetap melawan pemerintah RI hingga tahun 1962 bersama turunnya PRRI/Permesta. Pemberontakan DI/TII berakhir setelah Kartosuwiryo tertangkap dan dihukum mati. Dia ditangkap pada 4 Juni 1962 dan dihukum mati pada 16 Agustus 1962.
3. Pemberontakan DI/TII di Aceh
Setelah Kartosuwiryo tertangkap dan dihukum mati, tak serta merta memadamkan pengikut dan simpatisannya. Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin Gubernur Militer, Kolonel Daud Beureuh.
Setelah penyerahan kedaulatan RI pada 1950, Sumatera dibagi menjadi 3 Provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sedangkan daerah militer Aceh dimasukkan dalam Provinsi Sumatera Utara, sebagai karesidenan.
Gubernur Militer Daud Beureuh meminta Aceh dijadikan provinsi sendiri tetapi tidak dikabulkan, sehingga Daud Beureuh memproklamirkan daerah Aceh sebagai bagian dari Darul Islam pimpinan Kartosuwiryo pada 1953.
Pemberontakan ini baru berhasil dipadamkan setelah terbentuknya Provinsi Daerah Istimewa Aceh pada 1962.
4. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Dalam buku Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zen, Konflik dan Integrasi TNI AD, Kartosuwiryo adalah proklamator DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) pada tahun 1949.
Kartosuwiryo merupakan Menhan yang disusupkan ke Jawa Barat untuk melakukan aksi gerilya ketika Divisi Siliwangi hijrah ke Yogyakarta akibat hasil Perjanjian Renville 17 Januari 1948.
Posisi ini dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk tetap melawan pemerintah RI hingga tahun 1962 bersama turunnya PRRI/Permesta. Pemberontakan DI/TII berakhir setelah Kartosuwiryo tertangkap dan dihukum mati. Dia ditangkap pada 4 Juni 1962 dan dihukum mati pada 16 Agustus 1962.
3. Pemberontakan DI/TII di Aceh
Setelah Kartosuwiryo tertangkap dan dihukum mati, tak serta merta memadamkan pengikut dan simpatisannya. Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin Gubernur Militer, Kolonel Daud Beureuh.
Setelah penyerahan kedaulatan RI pada 1950, Sumatera dibagi menjadi 3 Provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sedangkan daerah militer Aceh dimasukkan dalam Provinsi Sumatera Utara, sebagai karesidenan.
Gubernur Militer Daud Beureuh meminta Aceh dijadikan provinsi sendiri tetapi tidak dikabulkan, sehingga Daud Beureuh memproklamirkan daerah Aceh sebagai bagian dari Darul Islam pimpinan Kartosuwiryo pada 1953.
Pemberontakan ini baru berhasil dipadamkan setelah terbentuknya Provinsi Daerah Istimewa Aceh pada 1962.
4. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan