Misteri Teks Proklamasi Buatan Sutan Sjahrir yang Dibaca Soedarsono di Cirebon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sutan Sjahrir merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Pria kelahiran 5 Maret 1909 ini menjadi salah satu tokoh bangsa yang berperan aktif dalam tercapainya kemerdekaan Indonesia, terutama melalui jalur diplomasi .
Dalam riwayatnya, Sutan Sjahrir memiliki cerita menarik menjelang dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kala itu, dirinya sempat meminta Soekarno untuk mempercepat pelaksanaan proklamasi.
Baca juga : Kisah Penculikan Sutan Sjahrir dan Kudeta Pertama di RI
Seperti yang diketahui, Jepang menyerah kepada sekutu pada 15 Agustus 1945. Saat itu, Sjahrir ingin agar Soekarno memanfaatkan kesempatan tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Adapun alasan Sjahrir mengusulkan hal tersebut agar bisa mendahului Jepang sebelum mereka mengumumkan penyerahannya. Selain itu, dia juga tidak ingin apabila kemerdekaan Indonesia disebut sebagai hadiah atau pemberian Jepang.
Sayangnya, Bung Karno menolak usulan tersebut. Dia lebih memilih untuk memastikan terlebih dahulu kebenaran berita menyerahnya Jepang kepada sekutu. Selain itu, Soekarno juga diketahui memiliki rencana sendiri yang bertolak belakang dengan rencana Sjahrir.
Kecewa dengan keputusan tersebut, Sutan Sjahrir akhirnya mengambil langkah sendiri. Dia meminta Soedarsono untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Cirebon.
Dalam beberapa sumber, ada sebagian yang menyebut bahwa naskah proklamasi yang dibacakan Soedarsono di Cirebon pada 15 Agustus 1945 adalah buatan Sjahrir. Namun, mengenai bagaimana isi dari naskah proklamasi tersebut belum diketahui lebih banyak.
Baca juga : Sutan Sjahrir Marah ke Bung Karno, Pilih Absen Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Di sisi lain, ada juga anggapan bahwa Soedarsono membacakan teks proklamasi tanpa naskah alias spontanitas saja. Namun, dibalik versi manakah yang tepat, semua itu dilakukan sebagai upaya masyarakat Cirebon untuk membebaskan Indonesia dari belenggu kolonialisme.
Setelahnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia yang resmi diakui adalah pada 17 Agustus 1975. Naskah tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan mengutip kata-kata ‘Atas Nama Bangsa Indonesia’.
Semenjak penolakan Soekarno terhadap usulannya, Sutan Sjahrir tidak terlibat dalam penyusunan naskah proklamasi yang dilakukan di kediaman Laksamana Maeda.
Setelah kemerdekaan, Sutan Sjahrir didaulat menjadi Ketua KNIP hingga Perdana Menteri Pertama Indonesia.
Dalam riwayatnya, Sutan Sjahrir memiliki cerita menarik menjelang dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kala itu, dirinya sempat meminta Soekarno untuk mempercepat pelaksanaan proklamasi.
Baca juga : Kisah Penculikan Sutan Sjahrir dan Kudeta Pertama di RI
Seperti yang diketahui, Jepang menyerah kepada sekutu pada 15 Agustus 1945. Saat itu, Sjahrir ingin agar Soekarno memanfaatkan kesempatan tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Adapun alasan Sjahrir mengusulkan hal tersebut agar bisa mendahului Jepang sebelum mereka mengumumkan penyerahannya. Selain itu, dia juga tidak ingin apabila kemerdekaan Indonesia disebut sebagai hadiah atau pemberian Jepang.
Sayangnya, Bung Karno menolak usulan tersebut. Dia lebih memilih untuk memastikan terlebih dahulu kebenaran berita menyerahnya Jepang kepada sekutu. Selain itu, Soekarno juga diketahui memiliki rencana sendiri yang bertolak belakang dengan rencana Sjahrir.
Kecewa dengan keputusan tersebut, Sutan Sjahrir akhirnya mengambil langkah sendiri. Dia meminta Soedarsono untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Cirebon.
Dalam beberapa sumber, ada sebagian yang menyebut bahwa naskah proklamasi yang dibacakan Soedarsono di Cirebon pada 15 Agustus 1945 adalah buatan Sjahrir. Namun, mengenai bagaimana isi dari naskah proklamasi tersebut belum diketahui lebih banyak.
Baca juga : Sutan Sjahrir Marah ke Bung Karno, Pilih Absen Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Di sisi lain, ada juga anggapan bahwa Soedarsono membacakan teks proklamasi tanpa naskah alias spontanitas saja. Namun, dibalik versi manakah yang tepat, semua itu dilakukan sebagai upaya masyarakat Cirebon untuk membebaskan Indonesia dari belenggu kolonialisme.
Setelahnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia yang resmi diakui adalah pada 17 Agustus 1975. Naskah tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan mengutip kata-kata ‘Atas Nama Bangsa Indonesia’.
Semenjak penolakan Soekarno terhadap usulannya, Sutan Sjahrir tidak terlibat dalam penyusunan naskah proklamasi yang dilakukan di kediaman Laksamana Maeda.
Setelah kemerdekaan, Sutan Sjahrir didaulat menjadi Ketua KNIP hingga Perdana Menteri Pertama Indonesia.
(bim)