Tak Henti Mewarnai Negeri

Selasa, 30 Juni 2020 - 06:27 WIB
loading...
A A A
NU selalu mengambil sikap moderat dalam menyikapi berbagai persoalan, terarah, dan metodis dalam memaknai sumber-sumber teks agama, tegak lurus dalam membela kebenaran, serta menghargai tiap-tiap perbedaan. "Nahdlatul Ulama telah dan terus bekerja keras ambil bagian dalam mengedukasi masyarakat, membangun solidaritas global, dalam menghadapi pandemi Covid-19," tuturnya.

Bahkan, sejak awal Maret 2020, NU telah menggerakkan Satuan Tugas Peduli Covid-19, Asosiasi Rumah Sakit dan Persatuan Dokter NU dalam satu kesatuan aksi-aksi promotif, kuratif, dan preventif, dalam kerangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Abdul Mu'ti menyatakan, Indonesia memiliki modal sosial-budaya yang kuat. Kemajemukan budaya dan agama adalah kekayaan yang memungkinkan bangsa Indonesia tetap teguh dan tangguh mengatasi berbagai tantangan. Persatuan adalah kunci untuk maju dalam berbagai bidang. "Walaupun demikian, untuk membina persatuan diperlukan sikap terbuka, dewasa, dan bekerja sama dengan menghilangkan atau mengurangi egoisme golongan dan partai politik serta primordialisme sosial-budaya, agama, dan politik," ujarnya.

Dia pun meyakini Indonesia akan mampu mengatasi badai krisis yang multidimensi sekalipun. Selain karena memiliki modal moral-agama, sosial-budaya, ekonomi, dan politik yang kuat, negeri ini juga memiliki modal dan pengalaman sejarah yang membuktikan bagaimana berbagai ujian dari sejak awal kemerdekaan sampai masa reformasi dapat dilalui dan diselesaikan dengan baik.

"Tantangan yang sangat berat adalah ekonomi. Kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi. Kesenjangan akan semakin bertambah setelah badai pandemi Covid-19. Jumlah penduduk miskin dan pengangguran semakin meningkat," katanya. (Baca juga: Ditahan di Malaysia 13 Tahun, 2 Putri Sunda Empire Ogah Akui WNI)

Sementara itu, Radhar Panca Dahana menilai pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi dan bereaksi atas semua kejadian yang diakibatkan oleh pagebluk Covid-19. Namun, yang terlihat pemerintah malah gugup dalam menghadapi pandemi ini. Karena itu, semua kegugupan, koordinasi, dan penanggulangan yang kurang baik sudah terjadi selama tiga bulan ini harus segera dibenahi. Pemerintah perlu segera memikirkan road map jangka pendek dan panjang untuk menyelesaikan Covid-19.

“Jadi, yang jelas, pemerintah itu harus memiliki gagasan untuk menanggulangi ini, yang tidak ada preseden dan tidak tahu caranya. Belum pernah berpengalaman. Dibutuhkan kekuatan ide bagaimana mengatasi itu,” ucap pria kelahiran 1965 itu.

Dalam pandangan budayawan ini, Indonesia perlu belajar dari negara-negara lain yang sudah mulai keluar dari pandemi Covid-19, seperti Prancis, China, Inggris, dan sebagainya. Presiden dan jajaran kabinetnya harus memberdayakan seluruh masyarakat untuk mendapatkan solusi terbaik.

"Masyarakat saat ini tidak memiliki pilihan yang banyak. Tindakan-tindakan yang dilakukan juga cenderung pragmatis karena jalan keluar yang ada sangat sempit dan sedikit. Kita harus bisa menyelamatkan diri dengan cara yang tersedia dan bisa dilakukan, tidak melanggar hukum, dan lain-lain,” katanya.

Mohamad Sobary mengakui pagebluk corona mencipatkan situasi serbasulit. Untuk mengatasi persoalan tersebut, selain berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kerja keras dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dia menekankan pentingnya kerja sama, saling membantu, dan upaya saling memperkuat di antara seluruh lapisan masyarakat. (Lihat videonya: Bolu Gulung Motif Batik, Oleh-oleh Khas Kota Padang)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1521 seconds (0.1#10.140)