Terungkap! Ini Alasan Jenderal Hoegeng Tolak Jabatan Dubes
loading...
A
A
A
"Di Indonesia, tidak ada lagi lowongan buat Hoegeng," kata Soeharto.
Hoegeng langsung menyatakan berhenti jadi Kapolri pada saat itu juga. Hoegeng memiliki alasan menolak jabatan dubes tersebut.
Putra kedua Hoegeng, Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit Hoegeng mengungkapkan bahwa ayahnya pernah menjelaskan kepada keluarganya di meja makan mengenai alasan menolak jabatan dubes tersebut.
"Yang pertama, Papimu ini seorang polisi, dan harusnya ditugaskan sebagai polisi saja, bukan dubes. Untuk menjadi dubes, harus seorang diplomat," kata Hoegeng.
Akan tetapi, anak-anaknya mencoba menawar agar Hoegeng mengambil kesempatan itu. Anak-anak Hoegeng bisa merasakan luar negeri jika Hoegeng menjadi dubes.
"Kita kan belum tahu luar negeri, Pap. Kalau Papi jadi dubes, kita bisa keluar negeri gratis," kata Didit dikutip dari buku Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan yang ditulis Suhartono.
Hoegeng pun marah mendengar hal tersebut. Bahkan, Hoegeng menggedor meja makan saat itu.
"God verdoeme! Kamu tahu, kalau Papimu jadi dubes, kerjanya hanya seremonial seperti bertemu dengan perwakilan pemerintah negara asing sambil minum atau makan. Padahal, di negara kita ini banyak rakyat yang tengah kesulitan hidupnya, dan untuk makan dan minum saja sulit," tandasnya.
Hoegeng langsung menyatakan berhenti jadi Kapolri pada saat itu juga. Hoegeng memiliki alasan menolak jabatan dubes tersebut.
Putra kedua Hoegeng, Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit Hoegeng mengungkapkan bahwa ayahnya pernah menjelaskan kepada keluarganya di meja makan mengenai alasan menolak jabatan dubes tersebut.
"Yang pertama, Papimu ini seorang polisi, dan harusnya ditugaskan sebagai polisi saja, bukan dubes. Untuk menjadi dubes, harus seorang diplomat," kata Hoegeng.
Akan tetapi, anak-anaknya mencoba menawar agar Hoegeng mengambil kesempatan itu. Anak-anak Hoegeng bisa merasakan luar negeri jika Hoegeng menjadi dubes.
"Kita kan belum tahu luar negeri, Pap. Kalau Papi jadi dubes, kita bisa keluar negeri gratis," kata Didit dikutip dari buku Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan yang ditulis Suhartono.
Hoegeng pun marah mendengar hal tersebut. Bahkan, Hoegeng menggedor meja makan saat itu.
"God verdoeme! Kamu tahu, kalau Papimu jadi dubes, kerjanya hanya seremonial seperti bertemu dengan perwakilan pemerintah negara asing sambil minum atau makan. Padahal, di negara kita ini banyak rakyat yang tengah kesulitan hidupnya, dan untuk makan dan minum saja sulit," tandasnya.