Video Call Jadi Obat Rindu Petugas Medis Pasien Corona

Minggu, 26 April 2020 - 13:16 WIB
loading...
Video Call Jadi Obat...
Ketua Tim Keperawatan Satgas Covid-19 RSD Wisma Atlet, Kapten Fitdy Eka. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Tim tenaga medis terus berjuang menangani pasien virus Corona yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Mereka telah satu bulan tidak bertemu dengan keluarganya di rumah.

Para perawat juga tidak pernah membayangkan akan menjalani tugas seperti ini. “Apakah terbayangkan pada benak kami sebelumnya bisa menjadi tim penanganan Covid-19 yang terjadi di Indonesia? Saya pribadi sebagai seorang militer yang berdinas 10 tahun ini sudah pernah melaksanakan penugasan ataupun kegiatan tugas yang saya rasa cukup berat,” ungkap Ketua Tim Keperawatan Satgas Covid-19 RSD Wisma Atlet, Kapten Fitdy Eka.

Fitdy mengatakan itu di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (26/4/2020).

Meskipun seorang militer, Fitdy mengakui bukan hal ringan tergabung dalam Satgas Covid-19. Salah satunya, menahan rindu untuk bertemu keluarga dalam beberapa waktu.

“Memang kami dibatasi untuk bisa berinteraksi dengan keluarga. Selain ada tidak waktu bagi kami untuk melaksanakan tugas ini, sebulan, satu bulan setengah, dua bulan dengan masa karantina ataupun bisa diperpanjang. Di benak kami para tenaga medis yang sampai saat ini tidak pulang bertemu dan keluarga, mau tidak mau kami harus tetap coba melaksanakan tugasnya dengan baik,” tuturnya.

Saat ini, kata Fitdy, yang menguatkan para tenaga medis adalah rasa yakin dan percaya. “Dokter, perawat, analis dan, tenaga kesehatan lainnya yakin semua memiliki rasa kangen atau rindu terhadap keluarga. Berkumpul, bersenda gurau ataupun sekadar berbicara via handphone dan sebagainya,” katanya. ( )

Untuk mengatasi kerinduan, para tenaga medis memanfaatkan alat telekomunikasi di sela-sela menjalani tugas. “Melaui video call, kirim foto atau pun sekadar face call dengan keluarga, sanak saudara di kampung atau pun di rumah. Memberikan motivasi terhadap kami semangat kami dalam pelaksanaan tugas ini,” tuturnya.

Dia juga menceritakan beratnya mengenai full alat pelindung diri (APD) selama delapan jam satu hari. "Kami tidak bisa makan, minum dan buang air kecil, sehingga kami berusaha untuk me-manage sehingga pelayanan kami terhadap seluruh pasien dapat terlaksana dengan baik dan sempurna,” tuturnya.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3200 seconds (0.1#10.140)