Inggris dan Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri Pertahanan, Keamanan, dan Siber
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pertahanan dan Keamanan dari Departemen Perdagangan Internasional Inggris, Mark Goldsack dan Duta Besar Keamanan Siber , Juliette Wilcox melakukan kunjungan ke Indonesia, 22-24 Juni 2022. Kunjungan ini untuk memperkuat kolaborasi industri dan mengatasi ancaman bersama.
Kolaborasi dalam bidang pertahanan, keamanan, dan industri siber adalah elemen penting dalam Peta Jalan Kemitraan Indonesia-Inggris Raya, yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dan Menlu Retno Marsudi pada April 2022. Kedua negara memiliki peluang besar untuk bekerja sama di bidang ini.
Dalam kunjungan tiga hari, Mark Goldsack dan Juliette Wilcox dijadwalkan bertemu dengan sejumlah tokoh militer di Indonesia. Antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa; dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal (Purn) Hinsa Siburian.
Baca juga: Kemenkumham Ngaku Dapat 2.000 Serangan Siber Sehari, Motifnya Beragam
Keduanya juga akan bertemu dengan Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Darat serta Defend ID, perusahaan induk pertahanan yang baru dibentuk. Mark Goldsack dan Juliette Wilcox akan menjajaki peluang untuk kolaborasi di sektor industri, berbagi keahlian dan informasi pertahanan, keamanan, dan Siber Inggris tentang kemampuan industri, serta bekerja sama dengan mitra di Indonesia.
Dalam keterangan resmi dari Kedutaan Besar Inggris, Rabu (22/6/2022), disebutkan bahwa ancaman keamanan semakin kompleks dan mahal untuk ditangani. Biaya tahunan global kejahatan dunia maya sudah lebih dari USD1 triliun dan pemerintah di mana pun harus membangun kemitraan internasional. Selain itu juga memperkuat kebijakan keamanan dunia maya secara global untuk melindungi jaringan, perangkat, dan data masyarakat.
"Dengan sektor keamanan siber yang berkembang pesat dan kemampuan siber yang mutakhir, Inggris adalah mitra yang baik bagi Indonesia untuk bekerja sama di dunia siber," tulisnya.
Inggris juga merupakan pemimpin dunia dalam kecerdasan buatan, semikonduktor, dan komputasi kuantum. Dengan populasi 270 juta orang, lebih dari setengahnya berusia di bawah 30 tahun, Indonesia memiliki peran besar dalam ekonomi global masa depan, yang akan dibentuk oleh teknologi ini. Ada peluang besar bagi Indonesia dan Inggris untuk bekerja sama membantu mempengaruhi aturan internasional yang mengatur dunia digital, aturan yang kami harap akan membuat kita semua aman.
Indonesia dan Inggris telah memiliki Nota Kesepahaman tentang Keamanan Siber, dan Dialog Siber bilateral pertama berlangsung pada November 2021. Indonesia dan Inggris berkolaborasi dalam bidang-bidang utama termasuk strategi keamanan siber nasional, pencegahan kejahatan siber, serta pelatihan dan pengembangan kapasitas.
"Sebagai mitra strategis, Inggris mendukung visi Indonesia dalam industri pertahanan yang mandiri untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya," kata Mark Goldsack.
"Kedua belah pihak akan sangat diuntungkan dalam jangka panjang. Saya berharap dapat terlibat dengan industri dan pemerintah Indonesia selama kunjungan saya," katanya.
Sementara itu, Juliette Wilcox mengatakan keamanan siber adalah faktor penting untuk ekonomi digital apa pun. Sumber, perlindungan, dan pemanfaatan data akan mendorong teknologi dan pertumbuhan masa depan.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk menciptakan ekonomi yang tangguh dan berkembang di era digital," katanya.
Sementara iut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan
Indonesia adalah kekuatan positif di kawasan Indo-Pasifik dan dunia. Bagi Inggris, Indonesia yang lebih kuat berarti dunia yang lebih aman.
"Kami akan berupaya bekerja dengan dan bersama Indonesia karena kami semua berusaha untuk memperkuat kemampuan kami dalam kolaborasi pertahanan, keamanan, dan industri siber. Kami siap untuk memperdalam kerja sama baik antara angkatan bersenjata kami dan antara perusahaan kami yang bekerja di sektor pertahanan, keamanan dan dunia maya," katanya.
Kolaborasi dalam bidang pertahanan, keamanan, dan industri siber adalah elemen penting dalam Peta Jalan Kemitraan Indonesia-Inggris Raya, yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dan Menlu Retno Marsudi pada April 2022. Kedua negara memiliki peluang besar untuk bekerja sama di bidang ini.
Dalam kunjungan tiga hari, Mark Goldsack dan Juliette Wilcox dijadwalkan bertemu dengan sejumlah tokoh militer di Indonesia. Antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa; dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal (Purn) Hinsa Siburian.
Baca juga: Kemenkumham Ngaku Dapat 2.000 Serangan Siber Sehari, Motifnya Beragam
Keduanya juga akan bertemu dengan Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Darat serta Defend ID, perusahaan induk pertahanan yang baru dibentuk. Mark Goldsack dan Juliette Wilcox akan menjajaki peluang untuk kolaborasi di sektor industri, berbagi keahlian dan informasi pertahanan, keamanan, dan Siber Inggris tentang kemampuan industri, serta bekerja sama dengan mitra di Indonesia.
Dalam keterangan resmi dari Kedutaan Besar Inggris, Rabu (22/6/2022), disebutkan bahwa ancaman keamanan semakin kompleks dan mahal untuk ditangani. Biaya tahunan global kejahatan dunia maya sudah lebih dari USD1 triliun dan pemerintah di mana pun harus membangun kemitraan internasional. Selain itu juga memperkuat kebijakan keamanan dunia maya secara global untuk melindungi jaringan, perangkat, dan data masyarakat.
"Dengan sektor keamanan siber yang berkembang pesat dan kemampuan siber yang mutakhir, Inggris adalah mitra yang baik bagi Indonesia untuk bekerja sama di dunia siber," tulisnya.
Inggris juga merupakan pemimpin dunia dalam kecerdasan buatan, semikonduktor, dan komputasi kuantum. Dengan populasi 270 juta orang, lebih dari setengahnya berusia di bawah 30 tahun, Indonesia memiliki peran besar dalam ekonomi global masa depan, yang akan dibentuk oleh teknologi ini. Ada peluang besar bagi Indonesia dan Inggris untuk bekerja sama membantu mempengaruhi aturan internasional yang mengatur dunia digital, aturan yang kami harap akan membuat kita semua aman.
Indonesia dan Inggris telah memiliki Nota Kesepahaman tentang Keamanan Siber, dan Dialog Siber bilateral pertama berlangsung pada November 2021. Indonesia dan Inggris berkolaborasi dalam bidang-bidang utama termasuk strategi keamanan siber nasional, pencegahan kejahatan siber, serta pelatihan dan pengembangan kapasitas.
"Sebagai mitra strategis, Inggris mendukung visi Indonesia dalam industri pertahanan yang mandiri untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya," kata Mark Goldsack.
"Kedua belah pihak akan sangat diuntungkan dalam jangka panjang. Saya berharap dapat terlibat dengan industri dan pemerintah Indonesia selama kunjungan saya," katanya.
Sementara itu, Juliette Wilcox mengatakan keamanan siber adalah faktor penting untuk ekonomi digital apa pun. Sumber, perlindungan, dan pemanfaatan data akan mendorong teknologi dan pertumbuhan masa depan.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk menciptakan ekonomi yang tangguh dan berkembang di era digital," katanya.
Sementara iut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan
Indonesia adalah kekuatan positif di kawasan Indo-Pasifik dan dunia. Bagi Inggris, Indonesia yang lebih kuat berarti dunia yang lebih aman.
"Kami akan berupaya bekerja dengan dan bersama Indonesia karena kami semua berusaha untuk memperkuat kemampuan kami dalam kolaborasi pertahanan, keamanan, dan industri siber. Kami siap untuk memperdalam kerja sama baik antara angkatan bersenjata kami dan antara perusahaan kami yang bekerja di sektor pertahanan, keamanan dan dunia maya," katanya.
(abd)