Atlas Taktual: Disabilitas Juga Berhak Mengakses Informasi Geospasial

Rabu, 22 Juni 2022 - 13:02 WIB
loading...
Atlas Taktual: Disabilitas...
Norvi Handayati, Pranata Humas Pertama BIG (Badan Informasi Geospasial). Foto/Istimewa
A A A
Norvi Handayati
Pranata Humas Pertama BIG (Badan Informasi Geospasial)

"Mata adalah jendela dunia”, sebuah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan peran organ penglihatan ini. Demikian penting peran mata bagi hidup, sehingga tanpanya hidup berjalan bak rumah tanpa jendela: pengetahuan diperoleh sebatas tangkapan indera pendengaran, perabaan, pencecapan dan penciuman. Itulah kenyataan hidup. Tiap orang punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Ada orang yang mampu melihat dan menciptakan keindahan dari matanya, namun tak sedikit pula yang lahir dan hidup tanpa penglihatan. Orang dengan keterbatasan penglihatan inilah yang disebut sebagai penyandang disabilitas netra.

Termasuk dalam kelompok penyandang disabilitas netra, spektrumnya dimulai dari rendahnya akurasi penglihatan, hingga sama sekali tak memiliki penglihatan. Dari spektrum itu, penyandang disabilitas netra dapat diklasifikasi ke dalam dua golongan: penglihatan rendah (low vision) hingga buta total (blind). Dalam kenyataannya pula, tak jarang penyandang disabilitas netra juga memiliki dua atau lebih ragam disabilitas. Ini disebut sebagai disabilitas ganda, seperti disabilitas netra-tuli.

Mengutip Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas disebutkan, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama. Sehingga ketika penyandang disabilitas berinteraksi dengan lingkungannya, mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif bersama warga negara lainnya, berdasarkan kesamaan hak. Keterbatasan fisik, mental maupun sensorik yang disandang seseorang, tak menyurutkan haknya sebagai warga negara. Para penyandang disabilitas ini harus terpenuhi haknya untuk memperoleh layanan publik.

Dalam konteks adanya keragaman kemampuan warga negara, mewujudkan layanan informasi geospasial tanpa diskriminasi, jadi tujuan utama yang ditempuh Badan Informasi Geospasial (BIG) . Dan tanpa terhalang situasi pandemi Covid-19 yang belum surut, dengan mengusung semangat no one left behind, tim Pelayanan Terpadu Informasi Geospasial (PTIG), melakukan terobosan pelayanan, termasuk pada kelompok rentan - penyandang disabilitas netra. Tujuan dari Langkah BIG ini adalah mewujudkan layanan informasi geospasial bagi penyandang disabilitas netra, agar kelompok ini tak tertinggal dalam mengakses informasi geospasial yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu wujudnya melalui Atlas Taktual.

Menyebarluaskan Atlas Taktual bagi Disabilitas
November 2021 menjadi titik awal tim PTIG bergerak ke berbagai daerah untuk menyerahkan Atlas Taktual. Sasaran penyerahannya adalah SLB Tipe A, di Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta dan Denpasar. Aktivitas penyerahan ini kemudian disebut sebagai Layanan Proaktif Badan Informasi Geospasial. Penulis berkesempatan ikut serta bersama tim menyerahkan Atlas Taktual secara langsung ke Semarang. Di kota ini, SLB penerimanya adalah SLB A Dria Adi, sebuah sekolah swasta yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas netra. Saat pagi hari penulis tiba di lokasi, suasana di sekolah cukup sepi. Rombongan BIG disambut oleh salah satu staf, setelah sebelumnya diminta melakukan protokol kesehatan pencegahan COVID-19: pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, dan permintaan untuk selalu mengenakan masker.

Setelah rangkaian penerapan protokol Kesehatan pencegahan Covid-19 rampung diselesaikan, penulis diterima oleh Kepala Sekolah Dria Adi, Ibu Sri Kamtini. Rupanya suasana sepi saat penulis baru tiba, akibat kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Berdasar informasi Ibu Sri Kamtini, selama pandemi kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring. Baru sejak Oktober 2021 pembelajaran tatap muka kembali diberlakukan, pada pukul 08.00 - 10.00 WIB.

SLB A Dria Adi memiliki 13 orang murid. Jenjang Pendidikan yang ditempuh para murid, mulai TK hingga SMA. Variasi disabilitas netra yang disandang para murid beragam. Mulai yang memang buta total sejak lahir, ada pula yang daya penglihatannya menurun akibat penyakit glaukoma yang menyerang penglihatan. Sebagian besar dari para murid, merupakan penyandang disabilitas tunggal. Namun ada juga yang mengalami disabilitas ganda seperti netra-tuli, atau netra-grahita. Dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar, SLB A Dria Adi dilayani oleh 8 orang pengajar. Infomasi lebih lanjut dari Sang Ibu Kepala Sekolah, bagi murid dengan disabilitas tunggal, materi pembelajaran yang diberikan sama dengan sekolah pada umumnya. Sedangkan untuk murid disabilitas ganda lebih ditekankan materi orientasi mobilitas yang dimaksudkan agar mereka bisa mandiri melakukan aktivitas sehari-hari seperti ke toilet.

Sebelum penyerahan Atlas Taktual dilangsungkan, penulis bersama rombongan menjelaskan penggunaan Atlas Taktual secara singkat. Atlas ini merupakan salah satu produk yang dihasilkan BIG, sejak tahun 2011. Di dalamnya tersaji objek-objek media timbul, baik berupa titik ataupun garis. Gambar pulau dan simbol peta dibuat cembung. Ini tujuannya ketika diraba bisa terasa bentuk-bentuk dari gambar pulau-pulau yang dipetakan. Selain itu, untuk memberi keterangan atlas dilengkapi dengan Huruf Braille, yang berguna untuk memudahkan membaca, dengan cara diraba.

Tujuan penyerahan Atlas Taktual bagi disabilitas netra, agar warga negara yang kurang beruntung ini bisa memiliki gambaran mengenai bentuk pulau maupun kondisi geografis suatu wilayah. Paling tidak, gambaran mengenai tempat tinggal para disabilitas. Tanpa adanya Atlas Taktual, para disabilitas mendapatkan gambaran bentuk pulau atau letak geografis, sebatas informasi lisan yang pernah didengarnya.

Berbagai Bentuk Atlas Taktual Badan Informasi Geospasial
BIG telah menyusun Atlas Taktual dengan berbagai tema. Termasuk dalam tema-tema itu, misalnya, wilayah administrasi, transportasi, sebaran gunung dan sungai, bangunan bersejarah, pariwisata, maupun industri. Dalam proses penyusunannya, BIG berkolaborasi dengan Lembaga Dria Manunggal. Tujuan kolaborasi adalah dilakukannya uji keterbacaan maupun sosialisasi kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) Tipe A. Aktivitas yang telah berlangsung selama hampir satu dekade itu, meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia. Sebagai wujud keseriusan BIG, pada tahun 2021 Atlas Taktual memperoleh predikat Top 99 Inovasi Pelayanan Publik. Predikat itu diperoleh pada ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).

Di SLB A Dria Adi, penulis menyerahkan Atlas Taktual sebanyak 3 buku dengan tema sebaran gunung dan sungai. Ini dapat dijadikan sebagai alat bantu bahan ajar. Atlas Taktual kemudian diujicobakan kepada staf pengajar. Hasilnya, Atlas Taktual dapat dibaca dan dipahami oleh disabilitas netra. Tentu saja, pihak SLB A Dria Adi menyambutnya dengan gembira dan rasa terima kasih atas penyerahaan bantuan bahan ajar berupa Atlas Taktual. Harapan berikut dari pihak sekolah, pada kesempatan mendatang BIG bisa memberikan Atlas Taktual tema lain, maupun Peta NKRI terbaru versi taktual, yang sangat membantu proses belajar mengajar. Kunjungan penulis ke SLB A Dria Adi, ditutup dengan melihat langsung kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.



Sebagai informasi, Atlas Taktual yang diproduksi BIG, dapat diperoleh secara gratis oleh semua pihak yang membutuhkannya sesuai dengan Peraturan BIG Nomor 8 Tahun 2021. Untuk memperolehnya, peminat mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala BIG dan mengirimkannya via email [email protected] atau via hotline Whatsapp 0811-1195-005

Di masa mendatang, Atlas Taktual merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan oleh BIG untuk lebih mengenalkan pengetahuan tentang wilayah Indonesia kepada seluruh masyarakat. Langkah ini juga merupakan upaya strategis, mendekatkan fungsi dan produk BIG kepada masyarakat luas. Berbeda dengan produk geospasial lainnya yang banyak digunakan oleh profesional berkecimpung di bidang geospasial, keberadaan Atlas Taktual sangat terasa langsung manfaatnya bagi masyarakat. Dengan menyebarluaskannya, BIG akan makin dikenal oleh banyak orang. Layanan Proaktif Badan Informasi Geospasial berikutnya, akan dilaksanakan di tahun 2022, dengan mengunjungi SLB Tipe A di daerah-daerah lain, seperti Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1602 seconds (0.1#10.140)