Transformasi Digital dalam Manajemen SDM
loading...
A
A
A
Dengan demikian, yang dituntut dalam organisasi atau korporasi tidak semata-mata bekerja digital (do digital) tetapi menjadi digital (be digital). Bekerja digital itu sudah keharusan, tetapi menjadi digital, itu adalah perubahan paradigma atau pola pikir (mindset).
Mengubah pola pikir be digital memerlukan upaya yang jauh lebih serius dan kompleks ketimbang hanya bekerja digital atau do digital. Do digital hanya mengandaikan tersedianya perangkat, sedangkan be digital mengandaikan adanya upaya untuk membangun sistem yang end to end, mulai dari manusianya, lingkungan kerjanya, sampai dengan platform yang digunakan.
Apabila organisasi dan korporasi mampu mengoperasikan proses bisnis dan “memaksa” setiap entitas atau unit di dalam organisasi menjadi digital, tidak sekadar bekerja digital, kemungkinan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang didorong oleh kehadiran teknologi atau fenomena pandemi seperti sekarang ini, tentu semakin besar.
Karena dalam setiap zaman atau setiap situasi apa pun, paradigma dan nasihat lama tetap berlaku: “Bukan mereka yang paling besar dan paling kuat yang dapat bertahan, melainkan mereka yang lincah dan cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan baru yang sedang terjadi.”
Lihat Juga: Ary Ginanjar: Penting Pemimpin Berkarakter Seimbang Intelektual, Emosional, dan Spiritual
Mengubah pola pikir be digital memerlukan upaya yang jauh lebih serius dan kompleks ketimbang hanya bekerja digital atau do digital. Do digital hanya mengandaikan tersedianya perangkat, sedangkan be digital mengandaikan adanya upaya untuk membangun sistem yang end to end, mulai dari manusianya, lingkungan kerjanya, sampai dengan platform yang digunakan.
Apabila organisasi dan korporasi mampu mengoperasikan proses bisnis dan “memaksa” setiap entitas atau unit di dalam organisasi menjadi digital, tidak sekadar bekerja digital, kemungkinan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang didorong oleh kehadiran teknologi atau fenomena pandemi seperti sekarang ini, tentu semakin besar.
Karena dalam setiap zaman atau setiap situasi apa pun, paradigma dan nasihat lama tetap berlaku: “Bukan mereka yang paling besar dan paling kuat yang dapat bertahan, melainkan mereka yang lincah dan cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan baru yang sedang terjadi.”
Lihat Juga: Ary Ginanjar: Penting Pemimpin Berkarakter Seimbang Intelektual, Emosional, dan Spiritual
(poe)