Menjaga Spirit Keagamaan di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
“Kita tidak bisa hanya menyerahkan tugas besar ini kepada pemerintah saja. Sehingga peran tokoh agama dan tokoh masyarakat harus hadir di tengah masyarakat untuk bisa berperan aktif untuk menenangkan dan memberikan pemahaman dalam menyikapi PSBB dan kondisi saat ini,” tutur Dosen Ilmu Fiqih Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu.
Dengan peran aktif para tokoh agama dan masyarakat, dia berharap imbauan pelarangan ibadah di masjid dan tempat ibadah lainnya bisa dipahami oleh masyarakat.
“Saya kira tanpa mengurangi makna ibadah Ramadhan itu sendiri, maka semua tokoh agama dan masyarakat harus hadir untuk memberikan pencerahan kepada umatnya. Sehingga janganlah para tokoh tersebut malah menimbulkan keresahan. Jadi biarlah masyarakat memohon kepada Tuhannya secara syahdu dengan kesendiriannya. Itu tidak ada larangan dari Allah di tengah bencana ini,” tuturnya.
Bagi umat Islam, kata dia, kondisi saat ini memiliki hikmah tersendiri. Jika selama ini kegiatan ibadah dilakukan secara formal, dalam bentuk secara syariat dilakukan secara bersama-sama di rumah ibadah, maka sekarang semua diuji dengan adanya pandemi ini,
“Seperti salat Tarawih yang banyak orang dan salat berjamaah dalam jumlah banyak di tempat terbuka atau di masjid, kemudian buka puasa juga demikian, tidak lagi dilakukan secara beramai-ramai. Karena kegiatan kegiatan ibadah yang kita lakukan pada Ramadhan kali ini sifatnya lebih personal. Spirit inilah yang harus tetap dibangun oleh oleh umat muslim bahwa kita melakukannya seorang diri tanpa mengurangi makna dari Ramadhan itu sendiri,” tuturnya.
Di tengan pandemi Covid-19, kata dia, semua umat manusia sudah sepatutnya untuk tidak kehilangan empati dan kepedulian kepada sesamanya meskipun saat ini sedang menjalani stay at home atau diam di rumah.
“Maka dalam Ramadhan ini kita diajarkan untuk berinfak dan berzakat kepada masyarakat yang tidak mampu dan yang berhak untuk itu. Dengan demikian warga yang mungkin banyak terkena PHK atau kerjanya tidak maksimal dalam kondisi wabah Corona bisa menikmati uluran tangan dari infak yang kita keluarkan. Saya kira itu juga merupakan bagian dari gotong royong kehidupan bangsa Indonesia ini,” ungkap tuturnya.
Dengan peran aktif para tokoh agama dan masyarakat, dia berharap imbauan pelarangan ibadah di masjid dan tempat ibadah lainnya bisa dipahami oleh masyarakat.
“Saya kira tanpa mengurangi makna ibadah Ramadhan itu sendiri, maka semua tokoh agama dan masyarakat harus hadir untuk memberikan pencerahan kepada umatnya. Sehingga janganlah para tokoh tersebut malah menimbulkan keresahan. Jadi biarlah masyarakat memohon kepada Tuhannya secara syahdu dengan kesendiriannya. Itu tidak ada larangan dari Allah di tengah bencana ini,” tuturnya.
Bagi umat Islam, kata dia, kondisi saat ini memiliki hikmah tersendiri. Jika selama ini kegiatan ibadah dilakukan secara formal, dalam bentuk secara syariat dilakukan secara bersama-sama di rumah ibadah, maka sekarang semua diuji dengan adanya pandemi ini,
“Seperti salat Tarawih yang banyak orang dan salat berjamaah dalam jumlah banyak di tempat terbuka atau di masjid, kemudian buka puasa juga demikian, tidak lagi dilakukan secara beramai-ramai. Karena kegiatan kegiatan ibadah yang kita lakukan pada Ramadhan kali ini sifatnya lebih personal. Spirit inilah yang harus tetap dibangun oleh oleh umat muslim bahwa kita melakukannya seorang diri tanpa mengurangi makna dari Ramadhan itu sendiri,” tuturnya.
Di tengan pandemi Covid-19, kata dia, semua umat manusia sudah sepatutnya untuk tidak kehilangan empati dan kepedulian kepada sesamanya meskipun saat ini sedang menjalani stay at home atau diam di rumah.
“Maka dalam Ramadhan ini kita diajarkan untuk berinfak dan berzakat kepada masyarakat yang tidak mampu dan yang berhak untuk itu. Dengan demikian warga yang mungkin banyak terkena PHK atau kerjanya tidak maksimal dalam kondisi wabah Corona bisa menikmati uluran tangan dari infak yang kita keluarkan. Saya kira itu juga merupakan bagian dari gotong royong kehidupan bangsa Indonesia ini,” ungkap tuturnya.
(dam)