Menjaga Spirit Keagamaan di Tengah Pandemi

Jum'at, 24 April 2020 - 23:45 WIB
loading...
Menjaga Spirit Keagamaan di Tengah Pandemi
Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, KH M Muammar Bakry.
A A A
JAKARTA - Bulan suci Ramadhan akhirnya tiba. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, saat ini suasana Ramadhan terasa bereda karena dalam suasana bencana pandemi virus Corona (Covid-19).

Meskipun sedikit berbeda, namun spirit puasa Ramadhan ini harus tetap sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yakni sebagai ruang untuk melatih diri dan menghindari nafsu dan membatasi emosi negatif.

Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, KH M Muammar Bakry mengatakan dalam konteks saat pandemi Covid-19, Ramadhan kali ini bisa menjadi semangat dalam situasi pembatasan sikap berskala besar (PSBB) ini, yakni membatas fisik, membatasi perilaku dan membatasi hati dari hal yang dilarang oleh agama.

“Karena yang perlu diketahui posisi kita sebagai umat Islam tentunya ada perintah agama yang harus kita ikuti, pertama adalah perintah dari Allah. Kedua, yaitu perintah dari Rasulullah. Ketiga, perintah ulil amri atau pemerintah sendiri,” ujar Muammar Bakry di Makassar, Jumat (24/4/2020)

Dengan adanya pandemi Covid-19, kata Muammar, ada kemaslahatan besar yang harus dijaga oleh pemerintah, yaitu memelihara jiwa manusia.

Menurut dia, kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan adanya PSBB adalah bagian dari tujuan utama dari kehadiran syariat Islam yang sesungguhnya, yaitu menjaga jiwa manusia dari bahaya akibat Covid-19.

“Oleh karena itu kita selaku umat Islam tentunya sudah menjadi bagian dari mengikuti perintah Allah dalam mengikuti apa yang sudah disampaikan oleh pihak pemerintah untuk menjaga jiwa kita dari virus tersebut tadi. Ini yang harus kita pahami dan sikapi bersama,” tutur Wakil Rektor IV Universitas Islam Makassar (UIM) itu.( )

Muammar menjelaskan dengan kondisi saat ini umat Islam harus menyadari spirit keagamaan harus tetap dijaga meski tidak lagi dilaksanakan bersama dengan melibatkan banyak orang, Seperti salat Tarawih atau salat berjamaah di masjid.

“Oleh karena itu, saya kira ibadah yang kita lakukan pada Ramadhan kali ini sifatnya lebih personal. Puasa Ramadhan kali ini dapat dijadikan pelajaran sekaligus ujian bagi umat manusia utamanya umat Islam, untuk menahan nafsunya sehingga nilai dari puasa itu bisa kita wujudkan dalam semua sendi kehidupan kita ini,” kata pemimpin Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah tersebut.

Selain itu, dia juga berharap kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bisa membantu pemerintah dalam kondisi saat ini. Caranya, memberikan pengertian kepada umat masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1685 seconds (0.1#10.140)