Sekjen PDIP: Bagi Bung Karno, Perempuan Adalah Ibu Ilmu Pengetahuan

Kamis, 21 April 2022 - 20:05 WIB
loading...
A A A
"Karena peran perempuan begitu strategis dalam pendidikan, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam membangun imajinasi tentang masa depan anaknya yang ditimang sejak kecil agar dia jadi anak yang hebat, mampu berbakti kepada bangsa dan negara, berbudi pekerti luhur. Tidak ada seorang ibu yang mendoakan tidak baik kepada anaknya sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan surga di bawah telapak kaki ibu," ucap Hasto dengan nada suara bergetar.



Hasto menjelaskan Bung Karno dalam Buku Sarinah meminta para perempuan membangun semangat juang, tidak pernah menyerah. Sebab, Bung Karno memandang perempuan sebagai pembentuk kultur. "Bung Karno belajar dari sejarah peradaban bagaimana sejak zaman presejarah, ketika suami punya tugas berburu, perempuan kemudian mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bercocok tanam. Soekarno menghormati kaum perempuan karena dia ibu ilmu pengetahuan. Ini yang harus kita pahami," jelas Hasto.

Ditambahkannya, kalau ada kultur yang menempatkan perempuan hanya di belakang, hanya konco wingking dan dijadikan objek maka ini tantangan bersama termasuk bagi PDIP untuk menggelorakan emansipasi.

"Kartini jadi tokoh emansipasi perempuan karena yang diperjuangakan pembebasan dari berbagai bentuk perbudakan, pemingitan dan penyingkiran dari dunia yang seharusnya perempuan diperlakukan sama. Bung Karno menetapkan sebagai pahlawan dan tokoh pembebas karena Kartini punya daya pendobrak dan daya imajinasi," jelas Hasto.

Kartini sosok yang tidak mau terkungkung oleh pingitan dan budaya yang menindasnya dan dia bergerak dengan kekuatan alam pikir dan daya imajinasinya. "Melalui tulisannya, suatu imajinasi yang besar yang terbukti mampu menembus benteng-benteng kultural yang menempatkan perempuan hanya ada di kamar. Melalui imajinasi Kartini disampaikannya dia menyampaikan harapan agar di masa depan perempuan tidak bernasib seperti dirinya," urai Hasto.

Ditambahkannya, mengutip harapan Megawati, kalau masih ada di alam kemerdekaan ini, perempuan dibatasi yang bertentangan dengan kemanusiaan, maka dalam perspektif ideologi, historis, dan perspektif kepartaian, maka tugas bersama untuk membela siapapun yang tertindas khususnya perempuan dan anak.

Dengan peringatan Hari Kartini ini, kata Hasto, mengajak mari membangun imajinasi kaum perempuan Indonesia secara kolektif. "Mari kita bangun suatu energi perjuangan yang mampu mendobrak berbagai hambatan dan kita merindukan perempuan pelopor yang bisa berjuang dengan nilai-nilai kemanusian dan cinta kasih. Dari seorang Kartini kita bisa belajar bahwa ketika perjuangan itu dilakukan dengan penuh kesungguhan dan daya imajinasi dengan kekuatan alam pikir dan semangat pantang menyerah maka perempuan mampu menghadirkan jati dirinya dalam membangun peradaban. Mari gelorakan semangat kepemimpinan perempuan pelopor, perempuan pejuang yang melekat jati diri kebudayaan," tandas Hasto.
(cip)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2623 seconds (0.1#10.140)