Kisah Prajurit Kopassus Antara Hidup dan Mati di Gunung Es, Selamat Berkat Puasa Sang Istri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemegang tongkat komando pasukan elite Korps Baret Merah resmi berganti. Brigjen TNI Iwan Setiawan dilantik sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) menggantikan Mayjen TNI Widi Prasetijono.
Upacara serah terima jabatan berlangsung di Markas Besar Angkatan Darat, dipimpin KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Jumat (8/4/2022). Secara keseluruhan terdapat enam perwira tinggi (pati) TNI AD yang mengikuti sertijab tersebut. Iwan menggantikan Widi yang dimutasi sebagai Pangdam IV/Diponegoro.
“Kepada pejabat baru, saya ucapkan selamat atas jabatan barunya. Ukir prestasi dan adakan peningkatan-peningkatan dari sebelumnya, terutama memberikan kontribusi yang positif kepada pemerintah dalam membangun bangsa dan negara ini,” ujar KSAD Dudung dikutip, Minggu (10/4/2022).
Menjadi pemegang tongkat komando tertinggi Kopassus seperti membawa Iwan pulang ke rumah. Abituren (lulusan) Akademi Militer 1992 ini memang mengawali karier militer di kecabangan infanteri Kopassus. Sebagian besar pengabdiannya juga berada di pasukan elite yang disegani dunia ini.
Ekspedisi Everest 1997
Di Korps Baret Merah pula tentara kelahiran Bandung, 16 Februari 1968 ini punya pengalaman dahsyat dan tidak akan terlupakan sepanjang hidup. Iwan pernah berada di posisi antara hidup dan mati. Kekuatan doa dan tekad sekuat baja lah yang akhirnya membawa mantan Danyon 22/Grup 2 Kopassus ini mengukir sejarah gilang-gemilang.
Kisah itu terjadi pada 1997. Danjen Kopassus kala itu Brigjen TNI Prabowo Subianto menggagas Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997. Ekpedisi kelas dunia ini untuk merayakan hari jadi ke-45 Kopassus dan menyambut HUT Kemerdekaan RI.
Ekpedisi juga melibatkan para pendaki terbaik Indonesia baik dari Kopassus maupun organisasi pencinta alam seperti Wanadri, hingga Mapala UI serta Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Bertindak sebgai komandan lapangan yakni mendiang Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Iwan menceritakan ketika itu dirinya baru lulus pendidikan komando. Tak berselang lama diumumkan adanya seleksi Tim Ekspedisi Everest 97. Bagi prajurit Kopassus, tugas merupakan kehormatan segala-galanya. Dia pun mengikuti seleksi.
“Alhamdulillah, saya menjadi salah satu perwira Akmil yang lolos dan lulus untuk ikut ekspedisi pendakian ini,” kata Iwan berkisah kepada tim Dispenad yang diunggah di akun YouTube resmi TNI AD belum lama ini, dikutip Minggu (10/4/2022).
Upacara serah terima jabatan berlangsung di Markas Besar Angkatan Darat, dipimpin KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Jumat (8/4/2022). Secara keseluruhan terdapat enam perwira tinggi (pati) TNI AD yang mengikuti sertijab tersebut. Iwan menggantikan Widi yang dimutasi sebagai Pangdam IV/Diponegoro.
“Kepada pejabat baru, saya ucapkan selamat atas jabatan barunya. Ukir prestasi dan adakan peningkatan-peningkatan dari sebelumnya, terutama memberikan kontribusi yang positif kepada pemerintah dalam membangun bangsa dan negara ini,” ujar KSAD Dudung dikutip, Minggu (10/4/2022).
Menjadi pemegang tongkat komando tertinggi Kopassus seperti membawa Iwan pulang ke rumah. Abituren (lulusan) Akademi Militer 1992 ini memang mengawali karier militer di kecabangan infanteri Kopassus. Sebagian besar pengabdiannya juga berada di pasukan elite yang disegani dunia ini.
Ekspedisi Everest 1997
Di Korps Baret Merah pula tentara kelahiran Bandung, 16 Februari 1968 ini punya pengalaman dahsyat dan tidak akan terlupakan sepanjang hidup. Iwan pernah berada di posisi antara hidup dan mati. Kekuatan doa dan tekad sekuat baja lah yang akhirnya membawa mantan Danyon 22/Grup 2 Kopassus ini mengukir sejarah gilang-gemilang.
Kisah itu terjadi pada 1997. Danjen Kopassus kala itu Brigjen TNI Prabowo Subianto menggagas Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997. Ekpedisi kelas dunia ini untuk merayakan hari jadi ke-45 Kopassus dan menyambut HUT Kemerdekaan RI.
Ekpedisi juga melibatkan para pendaki terbaik Indonesia baik dari Kopassus maupun organisasi pencinta alam seperti Wanadri, hingga Mapala UI serta Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Bertindak sebgai komandan lapangan yakni mendiang Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Iwan menceritakan ketika itu dirinya baru lulus pendidikan komando. Tak berselang lama diumumkan adanya seleksi Tim Ekspedisi Everest 97. Bagi prajurit Kopassus, tugas merupakan kehormatan segala-galanya. Dia pun mengikuti seleksi.
“Alhamdulillah, saya menjadi salah satu perwira Akmil yang lolos dan lulus untuk ikut ekspedisi pendakian ini,” kata Iwan berkisah kepada tim Dispenad yang diunggah di akun YouTube resmi TNI AD belum lama ini, dikutip Minggu (10/4/2022).