Dihardik Raja Intel Indonesia, Luhut Pandjaitan Ciut Nyali
loading...
A
A
A
“Pak, mohon izin, lain kali kalau memanggil saya, bisa kah melalui atasan saya?” ucap Luhut.
Tentara Baret Merah itu menyempatkan untuk mencuri pandang wajah Benny. Apa yang terjadi? Muka jenderal didikan Ali Moertopo itu lalu mengeras. Kedua tangannya mulai menyapu-nyapu meja. Di sisi lain Luhut menyesal telah bertanya karena Benny menjadi marah.
Tapi semunya terlanjur. Luhut hanya bisa pasrah. Benny tiba-tiba membentak.
“Luhut!” ucap Benny.
“Saya jenderal bintang empat…!,” kata ahli telik sandi asal Blora itu seraya menunjukkan tanda pangkat di bahu.
Dia kembali meneruskan ucapannya. “Dan kamu Letkol..!,” kata dia, keras.
Ucapan tegas Benny tak urung membuat ciut nyali Luhut. Dia hanya bisa menjawab siap.
“Sejak itu saya tidak pernah berani menanyakan lagi soal itu,” kenang menteri perdagangan di era Presiden Gus Dur ini.
Kesetiaan Tegak Lurus
Bukan hanya pelajaran moral itu yang didapatnya. Luhut juga mengenang bagaimana dia dipercaya Benny mengawal Soeharto dalam KTT ASEAN di Kota Manila, Filipina.
Tentara Baret Merah itu menyempatkan untuk mencuri pandang wajah Benny. Apa yang terjadi? Muka jenderal didikan Ali Moertopo itu lalu mengeras. Kedua tangannya mulai menyapu-nyapu meja. Di sisi lain Luhut menyesal telah bertanya karena Benny menjadi marah.
Tapi semunya terlanjur. Luhut hanya bisa pasrah. Benny tiba-tiba membentak.
“Luhut!” ucap Benny.
“Saya jenderal bintang empat…!,” kata ahli telik sandi asal Blora itu seraya menunjukkan tanda pangkat di bahu.
Dia kembali meneruskan ucapannya. “Dan kamu Letkol..!,” kata dia, keras.
Ucapan tegas Benny tak urung membuat ciut nyali Luhut. Dia hanya bisa menjawab siap.
“Sejak itu saya tidak pernah berani menanyakan lagi soal itu,” kenang menteri perdagangan di era Presiden Gus Dur ini.
Kesetiaan Tegak Lurus
Bukan hanya pelajaran moral itu yang didapatnya. Luhut juga mengenang bagaimana dia dipercaya Benny mengawal Soeharto dalam KTT ASEAN di Kota Manila, Filipina.