Neraca Perdagangan Catatkan Surplus

Rabu, 17 Juni 2020 - 07:13 WIB
loading...
Neraca Perdagangan Catatkan Surplus
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
PELAN tapi pasti roda perekonomian nasional kembali berputar. Hal itu ditandai dengan pembukaan 80 pusat perbelanjaan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya serta diikuti sejumlah wilayah lain di seluruh Indonesia. Meski demikian, pemerintah tetap diliputi kekhawatiran melihat jumlah masyarakat yang terjangkit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) lantaran angka kasus baru masih tetap tinggi, sekitar seribuan per hari. Memang dilema bagi pemerintah antara menyelamatkan perekonomian dan menyehatkan masyarakat atau terhindar dari pandemi Covid-19. Karena itu, setiap pusat perbelanjaan yang beroperasi wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dari antrean masuk, jaga jarak, hingga kewajiban memakai masker.

Namun, tidak semua tenant (penyewa gerai) yang ada di pusat perbelanjaan diizinkan beroperasi, di antaranya bioskop, tempat fitnes, mainan anak, tempat karaoke, hingga perawatan tubuh dan wajah. Adapun usaha salon bisa beroperasi dengan syarat hanya melayani pemotongan rambut. Selain itu, kapasitas pengunjung pusat perbelanjaan dibatasi sekitar 50% dari kapasitas daya tampung saat normal dengan jam operasi dari pukul 11.00 hingga pukul 20.00. Karena aktivitas pusat perbelanjaan belum maksimal, karyawan yang bertugas disesuaikan kondisi yang ada.

Dalam situasi dan kondisi yang masih darurat itu, pengelola pusat perbelanjaan harus ketat dan tegas menjalankan protokol kesehatan. Sebab, imbasnya akan kembali kepada pengelola pusat perbelanjaan, yaitu pengunjung akan merasa nyaman dan tidak takut untuk berbelanja. Di sisi lain, masyarakat harus konsisten menjalani protokol kesehatan dengan mematuhi jaga jarak pengunjung satu sama lain. Penggunaan masker jangan kendur dan menaati rambu-rambu yang dipasang pengelola pusat perbelanjaan. Lebih tegas, sebaiknya masyarakat yang tidak terlalu penting ke pusat perbelanjaan lebih baik menahan diri. Sebab, dibukanya pusat keramaian seperti pusat perbelanjaan itu sejatinya memiliki risiko besar pada penularan virus korona.

Seiring pembukaan pusat perbelanjaan yang menandakan sektor ekonomi mulai bergerak lagi, sebuah berita positif mengikutinya, yakni neraca perdagangan Indonesia (NPI) meraih surplus sebesar USD2,1 miliar pada periode Mei 2020 lalu. Data terbaru yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan bahwa nilai ekspor tercatat USD10,53 miliar, sedangkan nilai impor hanya USD8,44 miliar. Sayangnya, surplus yang terbentuk pada periode Mei lalu kurang menggembirakan. Pasalnya, baik ekspor maupun impor sama mencatatkan penurunan kinerja.

NPI memang mencatatkan surplus, namun masih keok terhadap China dan sejumlah negara lain. Tercatat, NPI surplus terhadap Amerika Serikat (AS) sebesar USD4,05 miliar, India USD2,53 miliar, Belanda USD934 juta. Sebaliknya, NPI mengalami defisit terhadap China sebesar USD4,60 miliar, Thailand USD1,32 miliar, dan Australia USD753 juta. Kalau melihat data yang ada, kinerja ekspor dan impor Indonesia pada bulan lalu didominasi Negeri Panda. Ekspor Indonesia yang ditujukan ke China sekitar 17,04%. Adapun komoditas utama yang dikirim ke Tiongkok adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, dan pulp.

Setelah China menjadi tujuan utama ekspor Indonesia menyusul Negeri Paman Sam yang menyerap sekitar 11.84%, berikutnya Jepang sebesar 8,69%, Singapura sekitar 6,56%, India 6,53%, serta Uni Eropa 8,92%. Adapun impor dari Negeri Tirai bambu mencapai 28,13%, diikuti Jepang 10,04%, Singapura 6,59%, dan Thailand 6,19% serta Uni Eropa 7,73%. Impor utama dari Tiongkok meliputi bawang putih hingga laptop.

Secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2020 NPI mencatat surplus USD4,31 miliar. Angka tersebut masih lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan defisit sekitar USD2,7 miliar. Meski surplus NPI bulan lalu tidak terlalu menggembirakan, pihak Bank Indonesia (BI) memandang pencapaian itu sebagai kontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Karena itu, bank sentral senantiasa akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait. Meski roda perekonomian nasional baru mulai berputar lagi, dukungan kinerja ekonomi menunjukkan posisi positif, mulai dari NPI yang surplus bulan lalu, aliran modal asing telah masuk kembali, dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS relatif terkendali. Kita berharap diiringi pula oleh angka kasus baru Covid-19 yang melandai.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2071 seconds (0.1#10.140)