Plus Minus Duet Puan Maharani - Andika Perkasa di Pilpres 2024

Jum'at, 11 Februari 2022 - 06:30 WIB
loading...
A A A
“Duet Puan-Andika bisa saja terjadi jika ada parpol besar yang beminat melamar Andika. Namun saya melihat kalkulasi politik saat ini, belum terlihat akan ada kejutan sepeti itu. Tetapi bukan tidak mungkin,” kata Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab kepada SINDOnews, Kamis (10/2/2022).

Namun, menurut dia, jika duet Puan-Andika terjadi, maka akan ada perubahan konstalasi besar. Dia mengatakan, Partai Gerindra kemungkinan akan membentuk poros sendiri atau bergabung dengan poros lain karena selama ini PDIP dan Gerindra sudah terjalin komunikasi yang baik.

“Jika Puan-Andika, sentimen sipil-militer akan kentara, Puan bisa menjadi representasi pemilih perempuan dan milenial bahkan kaum ibu. Sementara Andika akan lebih bergeser pada sentimen tegas dan berwibawa,” ungkapnya.

Plus Minus Duet Puan Maharani - Andika Perkasa di Pilpres 2024

Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam BARA API melakukan deklarasi mendukung Panglima TNI Andika Perkasa Jadi Presiden 2024 - 2029, di depan halaman Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (2/2/2022).



Minusnya, kata Fadhli, petinggi militer kerapkali tersandung kasus masa lalu. “Dan itu akan menjadi senjata empuk pihak lawan,” pungkasnya.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Menurut Ujang, peluang duet Puan - Andika di Pilpres 2024 agak berat.

Karena, kata Ujang, elektabilitas Puan dan Andika rendah, sehingga sulit untuk bisa menang. “Plusnya Puan pemilik partai, sedangkan Andika Panglima TNI. Kekurangannya, elektabilitas keduanya masih rendah. Apalagi Andika akan pensiun di tahun ini. Jadi secara politik akan melemah,” pungkasnya.



Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah juga menilai lebih banyak hambatannya dibandingkan peluangnya. Dedi menilai Puan belum memiliki basis pendukung personal yang kuat, alias masih mengandalkan hibah suara PDIP.

“Sementara Andika Prakasa belum miliki keduanya, dukungan personal juga parpol, meskipun dari sisi kapasitas bisa saja Andika tokoh potensial karena dari latar belakang kepemimpinan di militer,” kata Dedi.

Namun, menurut Dedi, politik elektoral tidak cukup hanya modal kapasitas. Dia mengatakan bahwa jauh lebih penting soal peluang dipilih, baik oleh koalisi pengusung maupun publik.



“Puan sampai hari ini masih lebih mungkin bursa cawapres, meskipun PDIP punya hak mencalonkan sebagai capres. Demikian dengan Andika yang masih lebih mungkin sebagai cawapres, tetapi harus melalui dukungan parpol,” pungkas Dedi.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan bahwa politik itu soal kemungkinan, tergantung bagaimana PDIP sebagai partai penguasa dan pemenang pemilu mengajukan pasangan nantinya. “Kalau mau ideal tentu PDIP usung Ganjar sebagai capres. Jika muncul isu Puan-Andika tentu ini wacana baru yang tak pernah dibicarakan publik sebelumnya,” kata Adi Prayitno.

Selain itu, kata Adi, di simulasi survei belakangan ini juga belum ada yang melakukannya. “Tapi yang jelas, kalau capres dan cawapres yang elektabilitasnya rendah diusung maju agak berat perjuangannya,” katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1047 seconds (0.1#10.140)