Jaga Nama Baik Bangsa!

Jum'at, 12 Juni 2020 - 13:34 WIB
loading...
Jaga Nama Baik Bangsa!
Shamsi Ali, Diaspora Indonesia di New York. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Shamsi Ali
Diaspora Indonesia di kota New York, USA

KITA hidup dalam dunia yang tidak sempurna. Barbagai permasalahan hidup membebani kehidupan kita. Dari permasalahan ekonomi, politik, keamanan, hingga gesekan sosial di masyarakat.

Kita sebagai bangsa Indonesia pastinya bukan pengecualian. Sebagai bangsa besar yang sangat ragam, baik secara etnis, ras, budaya dan agama, Indonesia tidak terbebaskan dari gesekan-gesekan sosial itu.

Tentu di satu sisi kita terganggu, bahkan mungkin pada tataran tertentu kita khawatir dan resah akan masa depan bangsa ini. Tapi di satu sisi, selain kita memang hidup dalam dunia nyata yang penuh ketidak sempurnaan, juga kerap kali tindakan kita didorong oleh kepentingan sempit dan parsial.

Di saat-saat saperi itulah yang seharusnya disadari adalah bahwa masa depan bangsa ini akan banyak ditentukan oleh cara pandang (mindset) dan karakter kebangsaan yang kita bangun bersama dalam melihat permasalahan-permasalahan Kebangsaan kita. (Baca juga: Hentikan Menjelekkan Negeri Sendiri)

Saya melihat bahwa dalam suasana seperti saat ini, di hadapan kita hanya dia kemungkinan pilihan. Membangun pandangan positif yang konstruktif. Atau sebaliknya membangun pandangan negatif yang destruktif.

Modal Kebangsaan
Selain pandangan dan karakter positif yang konstruktif di atas, kita juga harusnya disadarkan oleh kenyataan bahwa bangsa ini memilki modal kebangsaan yang solid. Itulah jiwa dan karakter kebersamaan, gotong royong dan semangat kekeluargaan yang mengakar dalam kehidupan kita sebagai bangsa.

Bahwa bangsa kita, dengan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan itu memilki tabiat asli (genuine character) yang harusnya menjadi dasar dalam membangun interaksi kebangsaan itu. Yaitu merangkul keragaman sebagai bagian dari nilai dan karakter kebangsaan yang mahal.

Konsep Bhinneka Tunggal Ika menjadi bingkai kebangsaan yang merajut keragaman itu. Bahwa perbedaan ras, suku, bahasa, budaya dan keyakinan agama, tidak dilihat sebagai kekurangan dan ancaman. Tapi aset dan kekayaan yang harus dijaga dan ditumbuh suburkan.

Kesadaran seperti itulah yang seharusnya membangun cara pandang dan sikap toleransi. Itu pula yang akan menguatkan kerukunan yang seharusnya terjadi di antara elemen-elemen bangsa yang ragam itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1994 seconds (0.1#10.140)