Diprediksi Tak Lolos ke Senayan, PPP Tidak Cemas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil survei lembaga Trust Indonesia Research and Consulting yang menyebut elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) hanya 2,9 persen tidak membuat cemas partai berlambang kakbah itu. PPP justru menilai keliru jika diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold , sehingga tidak memiliki perwakilan di parlemen Senayan pada pemilu mendatang.
Ketua DPP PPP Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan bahwa sebuah survei yang dilakukan pada 3-12 Januari 2022 menggambarkan keadaan saat survei itu diadakan. Dia menilai survei itu sama sekali tidak menggambarkan keadaan saat 14 Februari 2024 di hari pencoblosan Pileg 2024.
“Jadi kami tak pernah cemas oleh hasil-hasil survei semacam itu. Sebab, dihitung dari hari ini saat anda mewawancarai saya dengan hari pencoblosan Pileg 2024, masih ada 743 hari untuk bekerja merebut simpati, dukungan, dan pilihan dari para pemilih Pemilu 2024,” kata Illiza Sa'aduddin Djamal kepada SINDOnews, Selasa (1/2/2022).
Menurut dia, penyelenggara survei itu tidak paham bagaimana menggunakan data survei jika menyimpulkan bahwa PPP tidak lolos ambang batas parlemen. “Keliru itu,” imbuhnya.
Dia menjelaskan survei tersebut menggunakan 1.200 responden. Kemudian, margin of errornya, plus-minus 2,8%. “Menurut survei ini, elektabilitas PPP adalah 2,9 persen. Maka, dengan menggunakan angka margin of error itu, pada saat survei diadakan elektabilitas PPP adalah 2,9 - 2,8 = 0,1% sampai dengan 2,9 + 2,8 = 5,7%. Artinya PPP masih berkemungkinan mendapatkan pemilih di atas parliamentary threshold, mengacu pada survei mereka sendiri,” pungkasnya.
Ketua DPP PPP Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan bahwa sebuah survei yang dilakukan pada 3-12 Januari 2022 menggambarkan keadaan saat survei itu diadakan. Dia menilai survei itu sama sekali tidak menggambarkan keadaan saat 14 Februari 2024 di hari pencoblosan Pileg 2024.
“Jadi kami tak pernah cemas oleh hasil-hasil survei semacam itu. Sebab, dihitung dari hari ini saat anda mewawancarai saya dengan hari pencoblosan Pileg 2024, masih ada 743 hari untuk bekerja merebut simpati, dukungan, dan pilihan dari para pemilih Pemilu 2024,” kata Illiza Sa'aduddin Djamal kepada SINDOnews, Selasa (1/2/2022).
Menurut dia, penyelenggara survei itu tidak paham bagaimana menggunakan data survei jika menyimpulkan bahwa PPP tidak lolos ambang batas parlemen. “Keliru itu,” imbuhnya.
Dia menjelaskan survei tersebut menggunakan 1.200 responden. Kemudian, margin of errornya, plus-minus 2,8%. “Menurut survei ini, elektabilitas PPP adalah 2,9 persen. Maka, dengan menggunakan angka margin of error itu, pada saat survei diadakan elektabilitas PPP adalah 2,9 - 2,8 = 0,1% sampai dengan 2,9 + 2,8 = 5,7%. Artinya PPP masih berkemungkinan mendapatkan pemilih di atas parliamentary threshold, mengacu pada survei mereka sendiri,” pungkasnya.
(rca)