Khofifah Dinilai Jago Moneter, Bisa Jadi Capres Alternatif

Rabu, 26 Januari 2022 - 20:28 WIB
loading...
A A A
"China yang katanya mau menjadi negara adi daya, produksi listriknya terseok-seok di era Covid-19, sementara itu Jatim produksi listrik di bawah kepemimpinan Khofifah terus menanjak tinggi," imbuhnya.

Saat Khofifah menjadi Gubernur Jatim pada 2019, lanjut Deni, produksi listrik meningkat menjadi 39,41 juta Mwh. Jauh di atas 2018 sebesar 37,86 Mwh. Sementara pada 2020, naik lagi menjadi 39,61 Mwh.



"Di era Khofifah, ubi jalar memiliki produktivitas yang sangat tinggi, yaitu sebesar 278,7 kw/ha dan produksinya juga meningkat menjadi 283,6 ribu ton tahun 2020, dari sebelumnya 236,3 ribu ton tahun 2019," katanya.

Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selalu meningkat. Pada 2019 sebesar 71,5, di mana pada 2018 sebesar 70,77. Sedangkan 2020, IPM meningkat menjadi 71,71.

Peningkatan pertumbuhan IPM pada 2021, dipengaruhi membaiknya sejumlah indikator pembentuknya, baik indeks kesehatan, indeks pendidikan, maupun indeks pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan. Tahun 2021, kata Deni, Indeks Pembangunan manusia Jatim meningkat lagi menjadi 72,14.

Faktor pendidikan akan menjadi investasi penting untuk meningkatkan daya saing daerah di masa yang akan datang. Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah adalah Indeks Pendidikan.

Indeks pendidikan adalah komponen yang menyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dia menuturkan, strategi Khofifah dalam meningkatkan IPM adalah peningkatan alokasi belanja Pemerintah daerah bidang pendidikan, pendapatan per kapita, angka partisipasi sekolah SMP, angka partisipasi sekolah SMA, dan rasio murid guru tingkat SD.

"TPT lulusan universitas pada Agustus 2021 sebesar 5,17 persen. Angka ini menunjukkan tren penurunan dibandingkan Februari 2021 dan Augustus 2020 yang masing-masing sebesar 5,59 persen dan 6,08 persen. Kurva Phillips menunjukkan hubungan antara inflasi dan pengangguran," tegasnya.

Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran berbanding terbalik; ketika satu kuantitas meningkat, yang lain berkurang. Dalam jangka panjang, tidak ada trade-off. Pengangguran akan hilang dengan sendirinya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1328 seconds (0.1#10.140)