Senandung Salawat dan Yatiman di Jantung Nahdliyin

Selasa, 25 Januari 2022 - 17:14 WIB
loading...
Senandung Salawat dan...
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ada yang berbeda di Gedung Negara Grahadi, Jawa Timur. Sejak Khofifah Indar Parawansa menempati kursi Jatim Satu pada 2019, suasana di kantor gubernur itu terasa lain. Ia selalumengawali semua kegiatan resmi di Grahadi dengan Salawat Nabi dan santunan anak-anak yatim.

Allahumma shali ala Muhammad, Ya Rabbi shali alaihi wasallim, Allahumma shali ala Muhammad
Ya Rabbi shali alaihi wasallim. Artinya Ya Allah, limpahkanlah rahmat takjim kepada Nabi Muhammad. Duhai Tuhanku, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan padanya.

"Kegiatan di Grahadi atau di tempat lain pasti kami awali dengan Salawat Nabi dan Yatiman. Setiap kegiatan setidaknya didahului dengan salawatan selama 10 menit, dan pemberian santuan kepada anak-anak yatim. Termasuk kegiatan yang kami lakukan di tengah hutan," kata Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur dalam keterangannya dikutip, Selasa (25/1/2022).



Kebijakan Khofifah itu sempat dipertanyakan beberapa pihak. Namun bekas Menteri Sosial Pemerintahan Jokowi ini bersikukuh. Dia menyebut bahwa warga Nahdlatul Ulama (NU) itu sangat toleran kepada budaya setempat. Selama ini pelbagai kegiatan resmi kerap dimulai dengan tari-tarian yang merupakan warisan budaya Nusantara.

"Kalau tari-tarian yang menggunakan kemben bisa dilakukan tanpa protes, mengapa harus alergi dengan senandung salawat dan yatiman. Bukankah itu sangat dianjurkan agama?" ujar Khofifah.

Menurutnya, keberkahan kini mulai turun di Jawa Timur. Sejak tiga tahun memimpin Jawa Timur, penurunan angka kemiskinan Jatim tertinggi se-Indonesia sepanjang periode Maret hingga September 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan angka kemiskinan Provinsi Jawa Timur pada periode tersebut mencapai 313,13.000 jiwa. Itu mengoreksi kemiskinan dari 4,57 juta jiwa (11,40%) menjadi 4,25 juta jiwa (10,59%). Itu berarti berhasil turun 0,81%.

Sementara provinsi lainnya dengan penurunan kemiskinan tertinggi di bawah Jatim yakni Jawa Barat sebesar 190.480 jiwa, Jawa Tengah 175.740 jiwa, dan Lampung 76.910 jiwa. Prestasi Jatim itu secara Nasional berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan nasional sebesar 30,13%.

Baca juga: Gubernur Khofifah Dorong Partisipasi Perempuan Dalam Ruang Publik

Secara nasional penurunan angka kemiskinan mencapai 1,03 juta jiwa dari total penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,5 juta jiwa. Yang menjadi catatan khusus, torehan ini dicapai ketika pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, tak terkecuali Jawa Timur. Dampaknya pun luar biasa. Indeks ketimpangan (gini ratio) pun mulai menurun secara konsisten.

Khofifah menegaskan berbagai upaya yang dilakukan untuk percepatan pengentasan kemiskinan di Jatim juga buah kerja sama dengan banyak pihak. Bekas Menteri Sosial itu menyebut Jatim mengoptimalkan berbagai program perlindungan sosial dan berbagai bansos dari pemerintah pusat, kerja keras dari para bupati, lembaga keuangan, dan dunia usaha.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1716 seconds (0.1#10.140)