Dokter Reisa Ajak Lawan COVID-19 dengan Rajin Mencuci Tangan

Kamis, 11 Juni 2020 - 17:08 WIB
loading...
Dokter Reisa Ajak Lawan COVID-19 dengan Rajin Mencuci Tangan
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Penanganan Virus Corona (COVID-19), dr Reisa Broto Asmoro pun mengajak untuk melawan COVID-19 dengan cuci tangan. Foto/SINDOnews/Binti Mufarida
A A A
JAKARTA - Upaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah dengan mematuhi protokol kesehatan. Salah satu dari protokol kesehatan yang harus sering dilakukan yakni dengan cuci tangan dengan baik dan benar dengan sabun menggunakan air mengalir.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas, dr Reisa Broto Asmoro pun mengajak untuk melawan COVID-19 dengan cuci tangan. “Cuci tangan penting sekali dilakukan. Kenapa? Karena lebih dari 1.000 jenis kuman, baik itu bakteri, virus, jamur itu dapat terbawa di tangan kita,” ujarnya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (11/6/2020). (Baca juga: Soal Dokter Reisa Broto Asmoro, Legislator PKS: Jubir Baiknya Paham Pandemi)

Reisa mengatakan tangan kita ini berpotensi menyebarkan virus penyebab COVID-19. Maka, ia menyarankan untuk tidak sering-sering menyentuh atau memegang benda-benda yang ada di sekeliling kita.

“Dan apabila langsung menyentuh mata, hidung dan mulut kita tanpa cuci tangan terlebih dahulu maka dapat dipastikan bakteri kuman dan terutama virus penyebab COVID-19 ini akan masuk ke tubuh kita dengan mudah,” katanya.

Reisa memaparkan dari sejumlah studi menunjukkan bahwa virus COVID-19 dapat bertahan sampai dengan 72 jam di atas permukaan plastik dan stainless steel atau besi tahan karat. Dan dapat bertahan sekitar 4 jam di atas permukaan tembaga dan kurang dari 24 jam pada kertas karton.

“Jadi selalu ingat untuk sering-sering mencuci tangan karena kemungkinan besar kita bisa menyentuh permukaan-permukaan tersebut kalau kita berada di luar rumah. Badan kesehatan dunia WHO menyarankan mengikuti 7 langkah cuci tangan yang benar yaitu selama sekitar 20 detik,” ajak Reisa.

Reisa pun mengatakan bahwa beradaptasi kebiasaan baru adalah mengubah perilaku dengan kebiasaan-kebiasaan baru sesuai dengan protokol kesehatan. “Untuk itu sering-seringlah mencuci tangan,” ucap dia.

Tentunya, kata Reisa semua pihak dapat membantu mewujudkan kebiasaan baru ini terwujud di banyak tempat seperti di tempat ibadah, pasar, sarana perkantoran dan lain-lain. “Sediakanlah tempat cuci tangan dan sabun yang memadai atau jika tidak memungkinkan minimal sediakan cairan antiseptik dengan kadar alkohol sekitar 70%.”

Reisa menuturkan gerakan cuci tangan yang masif dan massal ini bukan hanya dapat memutus penularan COVID-19. Tapi dapat meningkatkan infrastruktur perilaku hidup bersih sehat kita. Karena menurut survei BPS tahun 2019 proporsi populasi perkotaan yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di Indonesia masih di bawah 80%. (Baca juga: Update Corona 11 Juni 2020: 35.295 Positif, 12.636 Sembuh dan 2.000 Meninggal Dunia)

“Dan angkanya lebih rendah lagi di populasi pedesaan. Maka, mari jadikan gerakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir gerakan melawan COVID-19, sekaligus membangun sarana kesehatan untuk kemaslahatan semua orang,” tambah Reisa.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1172 seconds (0.1#10.140)