Ketua Komnas PA: Pelabelan BPA di Kemasan Air Murni Masalah Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait kembali menegaskan rencana Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang akan memberi label pada galon guna ulang yang mengandung zat Bhispenol BPA murni pertimbangan kesehatan.
Menurut Arist, Komnas Perlindungan Anak mendukung dan siap mengawal BPOM yang merevisi Peraturan Kepala BPOM No 31/2018 seperti yang disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito pada Minggu, 26 Desember 2021.
Menurut Arist, apa yang dilakukan BPOM sudah tepat. Dengan melakukan revisi Peraturan Kepala BPOM dan mewacanakan akan memberi label Free BPA pada galon yang berbahan polycarbonate. ”Keputusan ini menunjukkan BPOM telah menjalankan apa yang diamanatkan oleh SNI 3553:2015 air mineral,” ucapnya saat dihubungi melalui saluran pribadi pada Rabu (29/12/2021).
Standar ini dirumuskan dengan tujuan menyesuaikan perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu. Kedua menyesuaikan standar dengan peraturan - peraturan baru yang berlaku. Ketiga Melindungi kesehatan dan kepentingan konsumen.
"Komnas Perlindungan fokus pada kesehatan dan perlindungan anak - anak. Ini murni masalah kesehatan. Di negara manapun, semua industri pasti mengutamakan kesehatan. Apalagi menyangkut pangan. Apalagi ini menyangkut bayi, balita dan janin sebagai penerus keberlangsungan hidup berbangsa. Sekali lagi yang menjadi fokus Komnas PA adalah perlindungan anak. Dan masalah kesehatan bayi, balita dan janin pada ibu hamil," tandas Arist.
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan betapa bahayanya BPA. "BPA itu senyawa kimia. Itu untuk mengeraskan plastik biar kokoh. Contohnya galon guna ulang. BPA banyak dipakai untuk botol susu anak. Saya ketua AIMI. Menyusui itu melindungi dari BPA," papar Nia Umar.
Studi menunjukkan ibu yang menyusui anaknya kebal dari Covid-19 karena imunitas meningkat. "Bagi ibu, BPA juga ada risikonya. BPA masuk ke dalam rantai makanan yang kita makan sehari hari. BPA juga masuk ke dalam air susu ibu," tandas Nia.
Menurut Nia, BPA menganggu kerja endokrin dan meniru kerja estrogen dan bisa mengubah kondisi hormonal di dalam badan manusia. "Bukan menurut Nia Umar ya, Tapi berdasarkan penelitian 2008 di Amerika. Ternyata Efek BPA bisa memengaruhi kerja otak, perilaku, kelenjar prostat pada janin yang ibunya banyak mengkonsumsi makanan dari kemasan yang mengandung BPA. Jadi masuk melalui plasenta sampai ke janin," paparnya.
Lihat Juga: HUT ke-79 RI, Komnas PA dan Komunitas Teman Baru Hadirkan Keceriaan bagi Anak-anak di Bantar Gebang
Menurut Arist, Komnas Perlindungan Anak mendukung dan siap mengawal BPOM yang merevisi Peraturan Kepala BPOM No 31/2018 seperti yang disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito pada Minggu, 26 Desember 2021.
Menurut Arist, apa yang dilakukan BPOM sudah tepat. Dengan melakukan revisi Peraturan Kepala BPOM dan mewacanakan akan memberi label Free BPA pada galon yang berbahan polycarbonate. ”Keputusan ini menunjukkan BPOM telah menjalankan apa yang diamanatkan oleh SNI 3553:2015 air mineral,” ucapnya saat dihubungi melalui saluran pribadi pada Rabu (29/12/2021).
Standar ini dirumuskan dengan tujuan menyesuaikan perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu. Kedua menyesuaikan standar dengan peraturan - peraturan baru yang berlaku. Ketiga Melindungi kesehatan dan kepentingan konsumen.
"Komnas Perlindungan fokus pada kesehatan dan perlindungan anak - anak. Ini murni masalah kesehatan. Di negara manapun, semua industri pasti mengutamakan kesehatan. Apalagi menyangkut pangan. Apalagi ini menyangkut bayi, balita dan janin sebagai penerus keberlangsungan hidup berbangsa. Sekali lagi yang menjadi fokus Komnas PA adalah perlindungan anak. Dan masalah kesehatan bayi, balita dan janin pada ibu hamil," tandas Arist.
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan betapa bahayanya BPA. "BPA itu senyawa kimia. Itu untuk mengeraskan plastik biar kokoh. Contohnya galon guna ulang. BPA banyak dipakai untuk botol susu anak. Saya ketua AIMI. Menyusui itu melindungi dari BPA," papar Nia Umar.
Studi menunjukkan ibu yang menyusui anaknya kebal dari Covid-19 karena imunitas meningkat. "Bagi ibu, BPA juga ada risikonya. BPA masuk ke dalam rantai makanan yang kita makan sehari hari. BPA juga masuk ke dalam air susu ibu," tandas Nia.
Menurut Nia, BPA menganggu kerja endokrin dan meniru kerja estrogen dan bisa mengubah kondisi hormonal di dalam badan manusia. "Bukan menurut Nia Umar ya, Tapi berdasarkan penelitian 2008 di Amerika. Ternyata Efek BPA bisa memengaruhi kerja otak, perilaku, kelenjar prostat pada janin yang ibunya banyak mengkonsumsi makanan dari kemasan yang mengandung BPA. Jadi masuk melalui plasenta sampai ke janin," paparnya.
Lihat Juga: HUT ke-79 RI, Komnas PA dan Komunitas Teman Baru Hadirkan Keceriaan bagi Anak-anak di Bantar Gebang
(cip)