BSN dan Pakar Sebut Air Galon Polikarbonat Aman Dikonsumsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Standarisasi Nasional (BSN) menyatakan bahwa konsumsi air dari galon polikarbonat aman dari risiko Bisphenol A (BPA). Kemasan ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dinyatakan aman bagi kesehatan masyarakat.
"Ketika sudah disertifikasi dan mendapatkan SNI, artinya produk tersebut aman untuk dikonsumsi," kata Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Penilaian Kesesuaian BSN, Heru Suseno, dalam diskusi bertema Standarisasi Kemasan dan Jaminan AMDK Galon Polikarbonat dikutip, Selasa (24/12/2024).
Heru menegaskan standar nasional bertujuan untuk melindungi masyarakat, menjamin mutu produk, dan mendorong persaingan usaha yang sehat. Proses perumusan SNI dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
Hal senada diungkapkan Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, Okky Krisna Rachman. Menurutnya, semua produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) wajib memenuhi SNI, termasuk pengujian di laboratorium yang terakreditasi. "Pengendalian air baku hingga kemasan pangan sudah diatur untuk menjamin kualitas dan keamanan," katanya.
Penelitian oleh Universitas Islam Makassar (UIM) juga memperkuat klaim keamanan galon polikarbonat. Ketua Program Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti, menyatakan bahwa tidak ditemukan migrasi BPA dari galon polikarbonat ke dalam air minum, bahkan setelah diuji pada galon yang terpapar sinar matahari langsung maupun yang disimpan di gudang.
"Struktur molekul BPA tidak terdeteksi dalam air galon polikarbonat. Artinya, tidak ada migrasi BPA yang membahayakan," ujar Endah.
Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Hermawan Seftiono, menjelaskan, BPA adalah senyawa pembentuk polikarbonat. Meski berbahaya dalam bentuk asli, reaksi polimerisasi dengan fosgen membuat polikarbonat aman digunakan sebagai kemasan.
"Produksi polimer polikarbonat menghilangkan bahaya BPA, sehingga galon aman untuk AMDK," tegasnya.
Hermawan juga menyoroti bahwa tidak ada laporan di Eropa maupun Indonesia mengenai kasus kesehatan akibat konsumsi air dari galon polikarbonat. "Masalah BPA di Indonesia hanya ramai pada galon polikarbonat, padahal BPA juga ada di banyak produk lain seperti kaleng," ujarnya.
Dia menambahkan, jika pun ada BPA yang masuk ke tubuh, senyawa tersebut akan dimetabolisme oleh hati dan dikeluarkan melalui urine, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan.
"Ketika sudah disertifikasi dan mendapatkan SNI, artinya produk tersebut aman untuk dikonsumsi," kata Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Penilaian Kesesuaian BSN, Heru Suseno, dalam diskusi bertema Standarisasi Kemasan dan Jaminan AMDK Galon Polikarbonat dikutip, Selasa (24/12/2024).
Heru menegaskan standar nasional bertujuan untuk melindungi masyarakat, menjamin mutu produk, dan mendorong persaingan usaha yang sehat. Proses perumusan SNI dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
Hal senada diungkapkan Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, Okky Krisna Rachman. Menurutnya, semua produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) wajib memenuhi SNI, termasuk pengujian di laboratorium yang terakreditasi. "Pengendalian air baku hingga kemasan pangan sudah diatur untuk menjamin kualitas dan keamanan," katanya.
Penelitian oleh Universitas Islam Makassar (UIM) juga memperkuat klaim keamanan galon polikarbonat. Ketua Program Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti, menyatakan bahwa tidak ditemukan migrasi BPA dari galon polikarbonat ke dalam air minum, bahkan setelah diuji pada galon yang terpapar sinar matahari langsung maupun yang disimpan di gudang.
"Struktur molekul BPA tidak terdeteksi dalam air galon polikarbonat. Artinya, tidak ada migrasi BPA yang membahayakan," ujar Endah.
Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Hermawan Seftiono, menjelaskan, BPA adalah senyawa pembentuk polikarbonat. Meski berbahaya dalam bentuk asli, reaksi polimerisasi dengan fosgen membuat polikarbonat aman digunakan sebagai kemasan.
"Produksi polimer polikarbonat menghilangkan bahaya BPA, sehingga galon aman untuk AMDK," tegasnya.
Hermawan juga menyoroti bahwa tidak ada laporan di Eropa maupun Indonesia mengenai kasus kesehatan akibat konsumsi air dari galon polikarbonat. "Masalah BPA di Indonesia hanya ramai pada galon polikarbonat, padahal BPA juga ada di banyak produk lain seperti kaleng," ujarnya.
Dia menambahkan, jika pun ada BPA yang masuk ke tubuh, senyawa tersebut akan dimetabolisme oleh hati dan dikeluarkan melalui urine, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan.
(abd)