Persebaran Terus Meluas, Covid-19 Papar 263 Kabupaten/Kota
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persebaran wabah corona (Covid-19) terus meluas di berbagai wilayah Indonesia. Hingga kemarin, Covid-19 telah menyebar di 263 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Tanah Air.
Berdasarkan data resmi dari pemerintah, kemarin, tercatat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 283. Dengan demikian, pasien positif Covid-19 di Indonesia total menjadi 7.418 orang. "Virus corona sudah menyebar di 263 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan korona, Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, DKI Jakarta masih menjadi menjadi provinsi dengan kasus positif terbanyak yaitu 3.383 orang. Disusul Jawa Barat dengan 762 kasus, Jawa Timur 638, Jawa Tengah 479, Banten 337, Bali 152, Papua 123 kasus, Sulawesi Selatan 387, NTB 108, dan Kalimantan Selatan 107 orang.
“Kemudian Aceh dengan 7 pasien positif, Bangka Belitung 8, Bengkulu 8, Yogyakarta 75, Jambi 13, Kalbar 31, Kaltim 69, Kalteng 82, Kaltara 77, Kepulauan Riau 81, Sumatera Selatan 89, Sumatera Barat 81, Sulawesi Utara 20, Sumatera Utara 93, Sulawesi Tenggara 37, Sulawesi Tengah 29, Lampung 27, Riau 35, Maluku Utara 12, Maluku 17, Papua Barat 8, Sulawesi Barat 8, NTT 1, dan Gorontalo 7,” katanya.
Terkait jumlah tingkat kesembuhan pasien, kata Yuri, terus menunjukkan tren positif. Jumlah pasien sembuh terus meningkat. Terbaru, ada 71 pasien sembuh dari korona sehingga jumlah total menjadi 913 orang. Penambahan pasien sembuh hari ini paling banyak di Jakarta dengan 36 orang. Jumlah total pasien sembuh di Ibu Kota menjadi 322 orang.
“Hal tersebut membuat jumlah pasien sembuh korona di Jakarta lebih banyak dari pasien positif meninggal untuk pertama kalinya. Hari ini ada penambahan tiga pasien meninggal di Jakarta sehingga jumlah total di Ibu Kota menjadi 301 orang,” katanya.
Data pada Selasa (21/4/2020), jumlah pasien sembuh di Jakarta masih rendah dibandingkan pasien meninggal yaitu 286 berbanding 298 orang. Sementara secara nasional, ada 635 pasien positif yang meninggal setelah bertambah 19 orang. Secara akumulatif, Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah pasien sembuh terbanyak dengan 322 orang. Lalu Jawa Timur 101 orang, Jawa Barat 79 orang, Sulawesi Selatan 75 orang, dan Jawa Tengah 54 orang. "DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah pasien sembuh terbanyak dengan 322 orang," kata Yuri.
Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu meminta semua pemangku kepentingan fokus bekerja memutus rantai penyebaran virus korona (Covid-19), mengantisipasi tingginya angka pengangguran, dan menyiapkan ketersediaan bahan pokok. Menurutnya, bukan tidak mungkin keruhnya situasi sosial akibat pandemi Covid-19 ini dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab demi kepentingan jangka pendek.
"Jika situasi hari ini semakin memburuk dalam 2 atau 3 bulan ke depan maka kondisi rakyat seperti rumput kering yang mudah terbakar, bahkan oleh isu yang sangat remeh sekalipun," kata Adian dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Adian menerangkan, konflik sosial bisa terjadi karena berbagai macam hal, dari ketakutan terhadap wabah penyakit, keputusasaan pada hilangnya pekerjaan dan pendapatan, hingga kelaparan. Kombinasi tiga hal tersebut menurutnya bisa menjadi energi kemarahan yang luar biasa. Dalam berbagai studi kasus kerusuhan sosial di berbagai negara, tiga masalah itu pun sudah terbukti mampu menyulut konflik sosial.
"Kita bisa browsing untuk mencari tahu ada berapa banyak peristiwa dalam beberapa waktu terakhir di beberapa negara sudah terjadi penjarahan, kerusuhan, dan kriminalitas yang meningkat tajam," tuturnya.
Berdasarkan data resmi dari pemerintah, kemarin, tercatat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 283. Dengan demikian, pasien positif Covid-19 di Indonesia total menjadi 7.418 orang. "Virus corona sudah menyebar di 263 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan korona, Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, DKI Jakarta masih menjadi menjadi provinsi dengan kasus positif terbanyak yaitu 3.383 orang. Disusul Jawa Barat dengan 762 kasus, Jawa Timur 638, Jawa Tengah 479, Banten 337, Bali 152, Papua 123 kasus, Sulawesi Selatan 387, NTB 108, dan Kalimantan Selatan 107 orang.
“Kemudian Aceh dengan 7 pasien positif, Bangka Belitung 8, Bengkulu 8, Yogyakarta 75, Jambi 13, Kalbar 31, Kaltim 69, Kalteng 82, Kaltara 77, Kepulauan Riau 81, Sumatera Selatan 89, Sumatera Barat 81, Sulawesi Utara 20, Sumatera Utara 93, Sulawesi Tenggara 37, Sulawesi Tengah 29, Lampung 27, Riau 35, Maluku Utara 12, Maluku 17, Papua Barat 8, Sulawesi Barat 8, NTT 1, dan Gorontalo 7,” katanya.
Terkait jumlah tingkat kesembuhan pasien, kata Yuri, terus menunjukkan tren positif. Jumlah pasien sembuh terus meningkat. Terbaru, ada 71 pasien sembuh dari korona sehingga jumlah total menjadi 913 orang. Penambahan pasien sembuh hari ini paling banyak di Jakarta dengan 36 orang. Jumlah total pasien sembuh di Ibu Kota menjadi 322 orang.
“Hal tersebut membuat jumlah pasien sembuh korona di Jakarta lebih banyak dari pasien positif meninggal untuk pertama kalinya. Hari ini ada penambahan tiga pasien meninggal di Jakarta sehingga jumlah total di Ibu Kota menjadi 301 orang,” katanya.
Data pada Selasa (21/4/2020), jumlah pasien sembuh di Jakarta masih rendah dibandingkan pasien meninggal yaitu 286 berbanding 298 orang. Sementara secara nasional, ada 635 pasien positif yang meninggal setelah bertambah 19 orang. Secara akumulatif, Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah pasien sembuh terbanyak dengan 322 orang. Lalu Jawa Timur 101 orang, Jawa Barat 79 orang, Sulawesi Selatan 75 orang, dan Jawa Tengah 54 orang. "DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah pasien sembuh terbanyak dengan 322 orang," kata Yuri.
Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu meminta semua pemangku kepentingan fokus bekerja memutus rantai penyebaran virus korona (Covid-19), mengantisipasi tingginya angka pengangguran, dan menyiapkan ketersediaan bahan pokok. Menurutnya, bukan tidak mungkin keruhnya situasi sosial akibat pandemi Covid-19 ini dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab demi kepentingan jangka pendek.
"Jika situasi hari ini semakin memburuk dalam 2 atau 3 bulan ke depan maka kondisi rakyat seperti rumput kering yang mudah terbakar, bahkan oleh isu yang sangat remeh sekalipun," kata Adian dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Adian menerangkan, konflik sosial bisa terjadi karena berbagai macam hal, dari ketakutan terhadap wabah penyakit, keputusasaan pada hilangnya pekerjaan dan pendapatan, hingga kelaparan. Kombinasi tiga hal tersebut menurutnya bisa menjadi energi kemarahan yang luar biasa. Dalam berbagai studi kasus kerusuhan sosial di berbagai negara, tiga masalah itu pun sudah terbukti mampu menyulut konflik sosial.
"Kita bisa browsing untuk mencari tahu ada berapa banyak peristiwa dalam beberapa waktu terakhir di beberapa negara sudah terjadi penjarahan, kerusuhan, dan kriminalitas yang meningkat tajam," tuturnya.