Mensos Ungkap Alasan Besaran Bansos Turun Jadi Rp300 Ribu di Bulan Juli-Desember
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Juliari P Batubara mengungkapkan alasan besaran bantuan sosial (bansos) turun pada kurun waktu Juli-Desember. Perlu diketahui bahwa besaran bansos yang turun dari Rp600 ribu menjadi Rp300 ribu adalah bansos sembako Jabodetabek, bansos tunai, bansos langsung tunai (BLT) dana desa.
“Bulan Juli sampai Desember sudah masuk fase new normal. Artinya ada pelonggaran-pelonggaran pembatasan di banyak daerah,” ujarnya melalui pesan singkatnya, Minggu (7/6/2020). (Baca juga: PAN Nilai Usulan Ambang Batas Parlemen 7% Tidak Realistis)
Juliari mengatakan meskipun besaran bansos dikurangi tapi program lain akan lebih digencarkan. Dalam hal ini adalah program pemulihan ekonomi. “Program pemulihan ekonomi akan lebih gencar dilakukan,” ucapnya.
Selain itu, kondisi saat ini berbeda dengan tiga bulan pertama. Dimana pada tiga bulan pertama program pemerintah dititikberatkan pada program peningkatan kesehatan dan pelindungan atau bantuan sosial.
“Jadi bulan Juli sampai Desember akan lebih lengkap program-programnya. Program kesehatan, program perlindungan sosial dan program pemulihan ekonomi,” terangnya.
Pada pekan lalu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengumumkan bahwa tiga bantuan sosial diperpanjang penyalurannya. Dimana untuk bantuan sembako Jabodetabek dan bansos tunai diperpanjang hingga Desember.
“Bansos tunai non Jabodetabek total menjadi Rp32,4 triliun dan bansos Jabodetabek totalnya Rp6,8 triliun,” katanya.
Sementara itu untuk BLT dana desa perpanjangannya hanya sampai Bulan September saja. “Antara Juli-September manfaatnya diturunkan dari Rp600 ribu menjadi Rp300 ribu. Sehingga total BLT desa akan mencapai Rp31,8 triliun,” jelasnya. (Baca juga: Kasus WNI di Luar Negeri Positif COVID-19 Tembus 1.010 Orang)
Seperti diketahui, tiga program bansos tersebut seharusnya berakhir pada bulan Juni ini. Perubahan skema waktu dan besaran tiga bansos ini akan masuk dalam revisi APBN 2020. Sri menyebut pemerintah mengalokasikan sebesar Rp178,9 triliun untuk bansos yang langsung diterima masyarakat.
“Bulan Juli sampai Desember sudah masuk fase new normal. Artinya ada pelonggaran-pelonggaran pembatasan di banyak daerah,” ujarnya melalui pesan singkatnya, Minggu (7/6/2020). (Baca juga: PAN Nilai Usulan Ambang Batas Parlemen 7% Tidak Realistis)
Juliari mengatakan meskipun besaran bansos dikurangi tapi program lain akan lebih digencarkan. Dalam hal ini adalah program pemulihan ekonomi. “Program pemulihan ekonomi akan lebih gencar dilakukan,” ucapnya.
Selain itu, kondisi saat ini berbeda dengan tiga bulan pertama. Dimana pada tiga bulan pertama program pemerintah dititikberatkan pada program peningkatan kesehatan dan pelindungan atau bantuan sosial.
“Jadi bulan Juli sampai Desember akan lebih lengkap program-programnya. Program kesehatan, program perlindungan sosial dan program pemulihan ekonomi,” terangnya.
Pada pekan lalu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengumumkan bahwa tiga bantuan sosial diperpanjang penyalurannya. Dimana untuk bantuan sembako Jabodetabek dan bansos tunai diperpanjang hingga Desember.
“Bansos tunai non Jabodetabek total menjadi Rp32,4 triliun dan bansos Jabodetabek totalnya Rp6,8 triliun,” katanya.
Sementara itu untuk BLT dana desa perpanjangannya hanya sampai Bulan September saja. “Antara Juli-September manfaatnya diturunkan dari Rp600 ribu menjadi Rp300 ribu. Sehingga total BLT desa akan mencapai Rp31,8 triliun,” jelasnya. (Baca juga: Kasus WNI di Luar Negeri Positif COVID-19 Tembus 1.010 Orang)
Seperti diketahui, tiga program bansos tersebut seharusnya berakhir pada bulan Juni ini. Perubahan skema waktu dan besaran tiga bansos ini akan masuk dalam revisi APBN 2020. Sri menyebut pemerintah mengalokasikan sebesar Rp178,9 triliun untuk bansos yang langsung diterima masyarakat.
(kri)