KLHK Sebut Pelaksanaan KTT Perubahan Iklim PBB Ada Kemajuan Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan Conference of the Parties atau COP26 atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB yang diselenggarakan di Glasgow, Inggris Raya mulai 31 Oktober hingga 12 November disebut ada kemajuan besar.
Baca Juga: Perubahan Iklim
Baca juga: Negara Harus Lebih Serius Melindungi Bumi dan Sikapi Perubahan Iklim
"Ini suatu kemajuan besar, karena biasanya dalam forum seperti ini, dalam seminggu belum selesai, bagaimana pendekatan dan basis teksnya. Ini suatu kemajuan dalam konteks negosiasi dalam 2-3 hari pertama. Selanjutnya, proses negosiasi tengah berlangsung," kata Laksmi.
Laksmi menjelaskan, agenda-agenda prosedural sudah selesai dibahas dan sudah ada teks dasar untuk dinegosiasikan, maka kita negosiasi dengan bahan yang sama. Isu krusial sudah tercapai kesepakatan bagaimana mereka akan menegosiasikan dan basis teks apa yang akan dibahas dalam proses negosiasi.
"Berdasarkan hal itu, meeting selanjutnya, para negosiator sudah mulai melakukan negosiasi secara aktif dengan prosedur dan basis teks/narasi yang memang sudah disepakati," ucapnya.
Diungkapkan Laksmi, semua agenda-agenda krusial negosiasi sudah dibahas. Di awal dua tiga hari pertama, dibahas isu proses prosedural, sebab sudah ditentukan siapa yang menjadi ketua dan juga wakil ketua atau fasilitator dan mereka sudah mendiskusikan.
"Misalnya, isu adaptasi, bagaimana krusial itu selsai dibaas pendekatannya , apakah dilakukan pertemuan informal dahulu atau langsung pertemuan formal. Ini langkah awal sudah diselesaikan, basis teks dan prosedr sudah ada dan diharapkan negosiasi lebih baik dan efektif," jelasnya.
"Memang hasilnya belum dapat dikatakan bagaimana, karena proses negosiasi tengah berlangsung. Dan ini negosiasi akanberjalan dengan baik," tambahnya.
Menurut Laksmi, negosiator Indonesia sudah menyampaikan apa yang menjadi harapan Indonesia, ekspektasinya seperti apa dan posisi Indonesia sudah disampaikan dan sudah terefleksikan dalam perkembangan di COP 26 ini.
"Jadi kita melihat basis teksnya apa yang kita butuhkan untuk negosiasi, kemudian prosedurnya juga kita sampaikan apa yang menjadi keinginan Indonesia," ungkap Laksmi
Ditegaskan Laksmi, Indonesia datang ke sini bukan sekadar membawa narasi dan mendiskuikan narasi atau teks yang menjadi agenda COP 26 tetapi membawa contoh-contoh upaya konkret dan capaiannya.
"Kita juga mengajak kerja sama, bukan hanya negara tapi organisasi dan kelompok masyarakat dalam upaya penanggulangan perubahan iklim," tutupnya.
Baca Juga: Perubahan Iklim
Baca juga: Negara Harus Lebih Serius Melindungi Bumi dan Sikapi Perubahan Iklim
"Ini suatu kemajuan besar, karena biasanya dalam forum seperti ini, dalam seminggu belum selesai, bagaimana pendekatan dan basis teksnya. Ini suatu kemajuan dalam konteks negosiasi dalam 2-3 hari pertama. Selanjutnya, proses negosiasi tengah berlangsung," kata Laksmi.
Laksmi menjelaskan, agenda-agenda prosedural sudah selesai dibahas dan sudah ada teks dasar untuk dinegosiasikan, maka kita negosiasi dengan bahan yang sama. Isu krusial sudah tercapai kesepakatan bagaimana mereka akan menegosiasikan dan basis teks apa yang akan dibahas dalam proses negosiasi.
"Berdasarkan hal itu, meeting selanjutnya, para negosiator sudah mulai melakukan negosiasi secara aktif dengan prosedur dan basis teks/narasi yang memang sudah disepakati," ucapnya.
Diungkapkan Laksmi, semua agenda-agenda krusial negosiasi sudah dibahas. Di awal dua tiga hari pertama, dibahas isu proses prosedural, sebab sudah ditentukan siapa yang menjadi ketua dan juga wakil ketua atau fasilitator dan mereka sudah mendiskusikan.
"Misalnya, isu adaptasi, bagaimana krusial itu selsai dibaas pendekatannya , apakah dilakukan pertemuan informal dahulu atau langsung pertemuan formal. Ini langkah awal sudah diselesaikan, basis teks dan prosedr sudah ada dan diharapkan negosiasi lebih baik dan efektif," jelasnya.
"Memang hasilnya belum dapat dikatakan bagaimana, karena proses negosiasi tengah berlangsung. Dan ini negosiasi akanberjalan dengan baik," tambahnya.
Menurut Laksmi, negosiator Indonesia sudah menyampaikan apa yang menjadi harapan Indonesia, ekspektasinya seperti apa dan posisi Indonesia sudah disampaikan dan sudah terefleksikan dalam perkembangan di COP 26 ini.
"Jadi kita melihat basis teksnya apa yang kita butuhkan untuk negosiasi, kemudian prosedurnya juga kita sampaikan apa yang menjadi keinginan Indonesia," ungkap Laksmi
Ditegaskan Laksmi, Indonesia datang ke sini bukan sekadar membawa narasi dan mendiskuikan narasi atau teks yang menjadi agenda COP 26 tetapi membawa contoh-contoh upaya konkret dan capaiannya.
"Kita juga mengajak kerja sama, bukan hanya negara tapi organisasi dan kelompok masyarakat dalam upaya penanggulangan perubahan iklim," tutupnya.
(maf)